Penelitian LP3ES Temukan Satu Akun Buzzer Politik Kantongi Sekitar Rp7 Juta per Bulan

Merdeka.com - Kata Buzzerkini kerap disebut dan menghiasi media sosial, dengan pengiringan sebuah isu di media sosial demi kepentingan kolompok tertentu hingga menjadi topik perbincangan, lantas siapakah mereka?
Menjawab hal itu, Direktur Pusat Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Wijayanto menjelaskan bahwa buzzer atau kerap disebut sebagai pasukan cyber bertugas untuk menanipulasi opini publik di media sosial.
"Jadi kita menemukan yang disebut pasukan cyber, yaitu jaringan individu yang cair terdiri dari pendengung, buzzer, pesohor atau influencer, koordinator, dan pembuat konten yang bekerja sama untuk memanipulasi opini publik di media sosial," kata Wijayanto saat webinar yang disiarkan lewat channel youtube Sahabat ICW, Kamis (21/10).
Data tersebut berdasarkan hasil riset, LP3ES; Universitas Diponegoro; Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta; perusahaan analisis data Drone Emprit; University of Amsterdam; serta KITLV Leiden yang menemukan bahwa dari beberapa isu politik yang ada turut dipengaruhi peran buzzer.
"Dengan menyebarkan dan meningkatkan narasi dan interpretasi tertentu tentang masalah politik melalui Twitter, Facebook atau Instagram," ujarnya.
Semisal, tercatat masalah politik yang turut diramaikan buzzer diantaranya, Pemilihan Presiden 2019, New Normal 2020, Omnibus Law 2020, Pilkada Langsung 2020, hingga persoalan revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kala itu sampai terjadi aksi demonstrasi dari sejumlah pihak.
Dan ternyata, Wijayanto mengungkap jika para pasukan cyber atau buzzer tersebut, mereka yang rata-rata terpelajar lulus S1 sampai S2 dengan rentang usia kisaran 45 tahun ke bawah (25-35 tahun). Data ini didapat dari hasil wawacara terhadap 78 orang yang bekerja sebagai buzzer.
"Mereka gadget minded, ada yang volunteer ada yang dibayar. Yang menarik adalah, untuk KPK ini kita menemukan ada pasukan cyber bayaran," kata Wijayanto.
"Nah dalam riset kita struktur organisasi dalam cyber ini ada pendengungnya atau yang disebut buzzer, pencipta konten, koordinator, pesohor atau influencer, ini hasil wawancara kita," lanjutnya.
Mereka, kara Wijayanto, memiliki tarif yang beragam untuk buzzer biasanya mendapat Rp50-Rp100.000 per akun yang setiap bulan bisa mengantongi kisaran Rp1-Rp7 juta. Sementara, pencipta konten biasa mendapat kurang lebih Rp4 juta.
Sementara untuk koordinator biasanya mendapat Rp200.000 setiap akun yang secara total mendapat Rp5-Rp15 juta. Terakhir untuk influencer atau pesohor bisa mengantongi sampai Rp20 juta atau imbalan non-tunai, seperti posisi komisaris, atau projek BUMN.
"Ini hasil yang kita, yang mau bercerita karena tidak semua informasi mau menceritakan berapa dia mendapatkan insentif dari sana," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Gunung Marapi Erupsi, 42 Orang Pendaki Masih Terjebak dan Menunggu Dievakuasi
Total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang.
Baca Selengkapnya


Timnas AMIN Klarifikasi Kubu Prabowo Minta Debat Capres-Cawapres Dihapus, Hanya Pemaparan Visi Misi
Timnas Pemenangan AMIN mengungkap kubu pasangan calon presiden Prabowo-Gibran hanya menginginkan format debat berupa paparan
Baca Selengkapnya


Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter
Gunung Marapi Sumatera Barat kembali erupsi pada Minggu.
Baca Selengkapnya


Dua Pelaku Pembunuhan Sadis Pria Mulut Tertancap Pisau Ditangkap!
Polisi menangkap dua orang pelaku pembunuhan pria berinisial AS (30) yang tewas dengan mulut tertancap pisau di Gresik.
Baca Selengkapnya


Potret Cantik Bunga Citra Lestari Saat Tiko Aryawardhana Pakaikan Cincin Kawin
BCL dan Tiko Aryawardhana resmi menikah di sebuah resort mewah di Bali.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Ada Reuni 212 di Monas, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Mulai Sabtu Dini Hari
Ditlantas Polda Metro Jaya bersiap memberlakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Monas untuk mengantisipasi potensi kemacetan saat Reuni 212.
Baca Selengkapnya

Ukuran dan Harga Tetap Sama, Begini Cara Pengusaha Roti di Jakarta Siasati Kenaikan Harga Bahan Baku
Proses produksi juga tetap dilakukan setiap hari, agar rotinya bisa tetap terjaga dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Baca Selengkapnya

Diselingkuhi Kekasihnya, ART di Jaktim Tewas Gantung Diri
MA nekat gantung diri karena diselingkuhi oleh sang kekasih
Baca Selengkapnya

5.734 Personel Polisi Diterjunkan Amankan Reuni 212 di Monas Besok
ribuan personel pengamanan akan diterjunkan untuk mengawal Munajat Kubro 212 di Monas
Baca Selengkapnya

Waketum Golkar Sebut Banyak Persoalan Jakarta Perlu Dibenahi
Erwin Aksa menyampaikan masih banyak permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Jakarta.
Baca Selengkapnya

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kolong Jembatan Cilincing, Diduga Tewas Sejak Sepekan
"Korban diduga meninggal dunia sudah kurang lebih dari 1 minggu," kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando
Baca Selengkapnya