Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fadli Zon sebut pengibaran bendera China di Maluku penghinaan

Fadli Zon sebut pengibaran bendera China di Maluku penghinaan Fadli Zon. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan pemerintah harus mengambil tindakan tegas atas pengibaran bendera China di Pulau Obi, Ternate, Maluku Utara. Fadli menilai pengibaran bendera tersebut adalah sebuah penghinaan, sehingga pihak yang mengibarkan bendera itu harus dijatuhi sanksi.

"Tapi kalau berkibar di situ, dan lebih besar benderanya dari bendera kita, saya kira itu penghinaan. Bahwa perusahaan itu yang mengibarkan perusahaan itu harus diberi sanksi," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11).

Fadli mengaku tidak bisa menolerir jika kejadian pengibaran bendera itu hanya seremonial saja. Pengibaran bendera asing tidak bisa dilakukan sembarangan karena memiliki aturan dan prosedur.

"Ya enggak bisa dong, kalau seremonial terkait kenegaraan itu biasa. Itu ada aturannya, ada protapnya, tapi kalau itu bicara swasta, tidak bisa seremonial, itu ada aturannya mengibarkan bendera asing di negara kita, tidak bisa sembarangan," tegasnya.

"Kecuali, misalnya kegiatan solidaritas Palestina, lain ceritanya, ada konteks. Kalau dia membuat bendera di situ dalam perayaan swasta dan lebih besar dari kita itu menyalahi," sambung Fadli.

Waketum Gerindra ini menegaskan insiden ini bukan persoalan biasa. Dia berujar, jika pengibaran bendera China itu berkaitan dengan kerjasama bilateral maka seharusnya ada perwakilan dari negara tersebut.

"Saya kira enggak biasa dong. Iya seremonial, tapi tergantung stratanya apa. Kalau seremonial yang melibatkan dua negara kerjasama dua negara, dan ada perwakilan negara yang bersangkutan ada menterinya, atau ada dirjennya. Tapi kalau pure swasta dan mengibarkan di situ dan benderanya lebih besar, itu enggak wajar," tandasnya.

Fadli khawatir dengan dampak buruk yang akan terjadi jika pemerintah menganggap insiden ini sebagai masalah 'sepele'. Fadli khawatir masalah ini akan menggerus kewaspadaan masyarakat terhadap pihak asing. Akibatnya, negara asing bisa dengan bebas mengibarkan bendera masing-masing di Indonesia.

"Kemudian nanti orang bebas mengibarkan bendera masing-masing dari negaranya di kita kecuali sekali lagi untuk peringatan, perayaan. Kalau ini lain, ini modus dan menjadi modus yang berulang di perusahaan-perusahaan lain seperti itu, seolah-olah kita tidak berdaulat di negeri sendiri," pungkasnya.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Badak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Badak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China

Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya