Dua alat berat dikerahkan evakuasi jemaah masjid korban gempa di NTB
Merdeka.com - Dua alat berat dikerahkan mengevakuasi jemaah terjebak reruntuhan masjid saat terjadi gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lokasi masjid berada di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
"Informasi terakhir dari tim di lapangan masih dua alat berat," kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Komang Suartana, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (7/8).
Proses evakuasi menggunakan alat berat baru dilakukan lantaran akses menuju lokasi sulit dijangkau tim SAR. Hingga kini proses pengangkatan puing bangunan masjid masih dilakukan guna mengetahui korban.
"Belum bisa dipastikan karena masih tahap evakuasi," kata Komang.
Komang belum bisa memastikan jumlah korban tertimpa reruntuhan bangunan masjid tersebut. Namun dari keterangan di lokasi jemaah berada di masjid saat gempa terjadi mencapai sekitar 40 orang.
"Infonya kan kemarin simpang siur. Yang dari masjid saja infonya sekitar 40 orang makanya kita akan melakukan pengecekan langsung. Jadi kita pastikan anggota masih di sana evakuasi. Kita membutuhkan waktu evakuasi," kata dia.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,0 skala richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya pada Minggu (5/8) malam kemarin. Kuatnya getaran terasa sampai ke sejumlah kawasan di Bali.
Saat peristiwa itu terjadi, sebagian besar masyarakat Lombok sedang menjalankan ibadah salah berjemaah. Informasi didapat, saat peristiwa terjadi, di salah satu masjid ada rangkaian saf jemaah salat masih dalam reruntuhan masjid.
"Informasi didapat, estimasi sampai tiga saf (baris), jemaah masih belum dapat dievakuasi karena keterbatasan alat berat. Kami belum tahu jumlah pasti berapa jiwa, dan apa ada korban luka atau meninggal, belum kami ketahui datanya," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8).
Letak masjid ada di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Menurut informasi, atap bangunan masjid roboh akibat guncangan gempa 7 SR pukul 18.45 Wita
"Diperkirakan banyak korban meninggal dunia dan belum bisa dievakuasi karena tidak ada alat berat," jelas Sutopo.
Saat ini, evakuasi dilakukan oleh Tim SAR gabungan masih dalam tingkat manual. Alat berat masih berusaha didatangkan ke lokasi, mengingat sulitnya akses yang masih menjadi kendala.
"Jadi tim SAR gabungan pakai cara manual, reruntuhannya tembok-tembok beton," jelas Sutopo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Jepang pada Senin (1/1).
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca SelengkapnyaBNPB mengungkapkan tujuh posko darurat sudah disiapkan untuk menampung belasan ribu warga tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan skenario evakuasi korban tewas yang terjepit kereta api Turangga usai tabrakan dengan kereta api lokal Bandung.
Baca SelengkapnyaTim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBukan di masjid atau pun rumah, para bocah SD ini salat berjamaah saat sedang menaiki kereta api. Bikin terenyuh, seluruh gerbong pun dipenuhi seluruh jamaah.
Baca SelengkapnyaPuluhan kilogram sabu dan ribuan butir ekstasi berhasil diamankan petugas gabungan
Baca Selengkapnya