Dilengkapi 13 Layanan Dokter Spesialis, RS UNS Mulai Beroperasi Penuh
Merdeka.com - Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, di Jalan Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo last, kini sudah mulai beroperasi penuh. Pengoperasian rumah sakit pendidikan tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi, Selasa (12/3).
Direktur RS UNS, Prof Zainal Arifin Adnan mengatakan rumah sakit yang dipimpinnya sebenarnya sudah mulai beroperasi sejak tahun 2016 lalu. Selama 3 tahun beroperasi, RS UNS sudah melayani pasien baik rawat inap maupun rawat jalan. Hanya saja untuk operasional belum dilakukan secara keseluruhan.
"Bertepatan dengan Dies Natalis UNS ke-43 ini, RS UNS sudah beroperasi penuh. Ini tentunya berkat doa restu dari seluruh keluarga besar UNS dan masyarakat. Semoga bisa membawa keberkahan untuk sesama," ujar Zainal.
Rektor UNS Prof Ravik Karsidi ©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Dia berharap dengan beroperasi penuh ini pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terus mengalami peningkatan. Zainal menambahkan, bahwa selama ini jumlah pasien rawat jalan di RS UNS rata-rata bisa mencapai 400 pasien per hari. Sedangkan untuk rawat inap, sebanyak 80 -90 persen merupakan pasien dengan menggunakan BPJS.
"Rumah sakit kami tipe C, tapi kami sudah memiliki 13 layanan dokter spesialis. Sebagian besar dokter di RS UNS adalah dokter spesialis. Dengan pelayanan yang lengkap kami optimis bisa melayani pasien dengan maksimal," jelasnya.
Bahkan, lanjut Zainal, RS UNS juga sudah melayani layanan cuci darah atau hemodialisis. Sehingga bagi masyarakat yang harus melakukan cuci darah bisa dilayani di RS UNS.
Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi mengucapkan terima kasih dan sangat mengapresiasi seluruh karyawan RS UNS yang telah bekerja keras, sehingga rumah sakit tersebut bisa beroperasi secara penuh.
RS UNS ©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
"Rumah Sakit UNS ini merupakan rumah sakit pendidikan sehingga memiliki tiga kewajiban, yaitu melakukan pelayanan kepada masyarakat, melakukan penelitian serta melakukan pendidikan," katanya.
Dia berharap ke depannya, RS UNS terus melakukan pengembangan, lantaran masih memiliki lahan hibah dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang terletak di belakang gedung RS UNS.
"Semoga nanti Rektor pengganti saya bisa melanjutkan pengembangan rumah sakit ini," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unair Segera Buka Jurusan Kedokteran di Banyuwangi, Kini Masuki Tahap Akhir Penilaian
Persiapan pembukaan program studi kedokteran Universitas Airlangga (Unair) di kampus Banyuwangi terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan Mulai Dibangun di IKN
RS ini akan dikembangkan sebagai pusat pelayanan rujukan bertaraf internasional.
Baca SelengkapnyaPascaledakan, Pihak RS Semen Padang Hentikan Sementara Operasional Rumah Sakit
Manajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaIlmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
Baca SelengkapnyaJokowi Akan Tambah Fasilitas Kesehatan dan Dokter Spesialis di RSUD Sibuhuan Sumut
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan akan menambah fasilitas dan dokter spesialis jantung dan stroke di RSUD Sibuhuan, Padang Lawas, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaRektor Nonaktif Universitas Pancasila Jalani Visum Hari Ini Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
Visum et repertum psycriatrium dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno, Jadi Dosen Berbekal Ijazah S1
Ia dipercaya jadi dosen UI tak lama setelah lulus program sarjana
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnya