Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Deretan teror bom era Soeharto, targetnya Masjid Istiqlal & Borobudur

Deretan teror bom era Soeharto, targetnya Masjid Istiqlal & Borobudur Presiden Soeharto di Asean Summit. ©soeharto.co

Merdeka.com - Aksi teror bom bukan hal baru di Indonesia. Rangkaian serangan bunuh diri di Surabaya dan Riau menjadi bukti terorisme tak pernah mati.

Di grup percakapan WhatsApp dan media sosial beredar meme dan tulisan era Presiden Soeharto lebih aman dan tak ada teror bom. Informasi itu salah karena di zaman Orde Baru pun teror bom beberapa kali terjadi.

Berikut daftarnya seperti dikutip dari kantor berita Antara:

11 November 1976

Masjid Nurul Iman di Padang, Sumatera Barat, diledakkan orang tidak dikenal. Bom ditempatkan di bawah tangga menuju lantai dua dan sepertinya diatur untuk meledak ketika pelaksanaan ibadah salat Jumat keesokan harinya.

Namun bom meledak lebih dini, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Menurut aparat keamanan, pelakunya bernama Timzar Zubil, yang tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya hingga kini.

14 April 1978

Masjid Istiqlal, Jakarta, diteror bom. Mihrab masjid yang baru diresmikan hancur akibat ledakan bom. Belum diketahui pelaku dan motifnya hingga kini. Aparat keamanan mendeponering kasus ini.

4 Oktober 1984

Bank BCA di Pecenongan, Jakarta Pusat, diledakkan. Beberapa nama terkenal terseret kasus ini, seperti AM Fatwa, Letnan Jenderal (Purnawirawan) HR Dharsono, mantan Menteri Perindustrian HM Sanusi. Kebanyakan adalah anggota Petisi 50 yang kritis terhadap cara Soeharto memerintah Indonesia. Apakah mereka benar-benar terlibat atau hanya skenario Orde Baru untuk menangkap mereka tak pernah terungkap.

Menurut pengakuan pelaku di lapangan, aksi ini merupakan pelampiasan kekecewaan mereka atas Peristiwa Tanjung Priok saat aparat keamanan menembaki pengunjuk rasa yang protes aparat masuk masjid dengan mengenakan sepatu.

21 Januari 1985

Sejumlah stupa di Candi Borobudur, Jawa Tengah, berantakan dihajar bom. Tempat suci agama Budha itu dibom kelompok radikal keagamaan berlatar politik. Dua bersaudara Abdulkadir bin Ali Alhabsyi dan Husein bin Ali Alhabsyi dituding sebagai pelaku peledakan Candi Borobudur.

6 Maret 1985

Satu bus malam, Pemudi Express, diledakkan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Pelakunya adalah Abdul Kadir Alhasby. Teror bom ini diduga kuat ada kaitannya dengan kasus Tanjung Priok.

1986

Kali ini pelaku bom adalah orang asing yang menamakan dirinya Brigade Anti Imperialisme dari Jepang. Sasarannya adalah Wisma Metropolitan dan Hotel Presiden (sekarang Hotel Nikko). Kedua bangunan tersebut milik pemerintah yang dibangun dengan rampasan perang dari Jepang.

Kelompok dari Jepang itu diduga akan meluncurkan roket dari kamar Hotel Presiden ke Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dan Kedutaan Besar Kanada di Jakarta. Saat itu, ekonomi Indonesia masih sangat mengandalkan utang dariKelompok Antarpemerintah bagi Indonesia (Intergovernmental Group on Indonesia/ IGGI), yang menempatkan Jepang pemberi utang utama.

1991

Anak buah gerilyawan Fretilin, Kay Ralla Xanana Gusmao, meledakkan bom di Demak, Jawa Tengah. Jakarta sangat represif pada pergerakan di Dili, Timor Timur, itu yang puncaknya adalah peristiwa Santa Cruz, di Dili, tahun 1991. Satu Hotel juga diledakkan di Surabaya.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Ada peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang

Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang

Karena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.

Baca Selengkapnya
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo

Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo

Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.

Baca Selengkapnya
Begini Sejarah Lengkap Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta, Digagas Era Soekarno dan Soeharto

Begini Sejarah Lengkap Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta, Digagas Era Soekarno dan Soeharto

Rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.

Baca Selengkapnya
Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.

Baca Selengkapnya