Dalang pembakaran 8 sekolah di Palangka Raya dipindah ke Mako Brimob
Merdeka.com - Anggota DPRD Kalimantan Tengah, Yansen Alison Binti dari Fraksi Gerindra yang diduga menjadi dalang dibalik pembakaran delapan sekolah di Palangka Raya dipindah penahanannya ke Mako Brimob, Depok. Ia ditangkap oleh polisi pada Senin (4/9), dan langsung diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut.
"Bareskrim kan sementara enggak punya tempat tahanan, karena bangunannya sedang di renovasi. Sementara alasannya tidak punya tempat tahanan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (11/9).
Selain itu, lanjut Setyo, rumah tahanan yang dititipkan di Polda Metro Jaya tengah penuh.
"Penuh itu, Polda Metro kan punya tahananan sendiri banyak kan yang nitip ke situ," ujarnya.
Setyo juga menyebut bahwa dipindahkan Yansen bersama delapan tersangka lainnya ke Mako Brimob, karena dari faktor keamanannya. Agar keamanan terhadap Yansen bisa berjalan maksimal, yang dimana polisi masih membutuhkan keterangan darinya.
"Enggak ada alasan khusus, dibagi-bagi saja agar pengamanannya berjalan maksimal," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaModusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki polisi
Baca SelengkapnyaTiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca SelengkapnyaRena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnya