Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Polwan Bantu Pemulasaraan Jenazah Tetangga Positif Covid-19 di Depok

Cerita Polwan Bantu Pemulasaraan Jenazah Tetangga Positif Covid-19 di Depok IPDA Khusnul Khotimah lakukan pemulasaran jenazah Covid-19 di Depok. ©Istimewa

Merdeka.com - Pesan di grup WhatsApp Rukun Tetangga (RT) pagi itu membuat Ipda Khusnul Khotimah terperanjat. Salah satu tetangga dilaporkan meninggal dunia. Seorang ibu rumah tangga. Wafat karena virus Corona.

Ipda Khusnul yang bertugas sebagai Pamin Laka Polda Metro Jaya bergegas mencari petugas pemulasaraan jenazah. Dihubunginya tim pemulasaraan Polda Metro Jaya.

"Di group RT ada pengumuman meninggal, dari subuh jam 04.00 WIB ramai kan. Saya bilang, siapa meninggal, mamanya A meninggal," kata Khusnul kepada merdeka.com, Rabu (7/7).

Ipda Khusnul tinggal di Gang Haji Icang, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dia mendapat kabar tetanggnya berinisial UM (34) meninggal dunia, Minggu (4/7) sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum jenazah diurus, anak perempuan almarhumah yang berusia tiga tahun sempat tidur bersama orangtuanya itu.

Kondisi itu dijelaskan Ipda Khusnul kepada tim pemulasaran jenazah. Proses pemulasaran jenazah pun harus menunggu sang anak bangun.

"Karena kondisi jenazah dari malam itu dikelonin sama anaknya yang umur tiga tahun, akhirnya dia usahakan pagi tapi enggak maksimal timnya. Karena harus dibagi ada beberapa yang meninggal, saya bilang oke bu enggak apa-apa," cerita Khusnul.

ipda khusnul khotimah©2021 Merdeka.com

Setelah lama menunggu, akhirnya petugas pemulasaran jenazah pun tiba di lokasi atau rumah duka pada pukul 09.00 WIB. Namun, saat itu petugas yang datang hanya berjumlah satu orang bernama Ella yang bertubuh lebih kecil daripada jenazah.

Karena mengetahui kondisi tubuh jenazah lebih besar dari Ella, akhirnya petugas pemulasaran jenazah itu meminta bantuan kepada Ipda Khusnul untuk melakukan pemulasaran atau mengkafani jenazah.

Namun, saat itu dirinya tidak langsung mengiyakan ajakan Ella dengan mengaku jika dirinya takut karena belum pernah menangani jenazah. Terlebih, jenazah yang akan ditanganinya ini terpapar virus yang berasal dari Wuhan.

"Saya butuh bantuan bu," kata Ella saat itu.

"Waduh gimana bu ya," jawab Khusnul.

"Ibu bisa bantu saya enggak," tanya Ella kembali

"Saya takut, karena enggak pernah nanganin jenazah, apalagi jenazah Covid. Saya takut bu," jawab Khusnul.

"Nanti saya pandu bu," ujar Ella.

"Oh ya sudah Bismillah, tapi saya usaha APD dulu bu," jawab Khusnul kembali.

Tak butuh waktu lama, Khusnul langsung meminta asisten rumah tangganya untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD) di sebuah bidan dekat tempat tinggalnya serta sarung tangan dan masker.

Setelah apa yang dimintanya itu datang, ia pun langsung memakainya dengan serba double atau dua seperti sarung tangan dan juga masker dan tanpa memakai faceshield pelindung wajah yang memang saat itu tidak ada.

"Akhirnya dipandu sama ibu itu, saya yang bagian gulingin jenazah ke sini, baru dimasukin kain kafan, baru dimasukin kaya terpal gitu. Kan harus dibungkus plastik dulu, kaya gitu. Terus setelah udah masuk kantong jenazah, baru ambulan dateng ada petugas yang cowok dua udah pakai APD sama nurunin peti. Baru itu bantu kita ngangkat ke peti, kaya gitu," jelas Khusnul.

"Jadi sebenarnya saya juga penakut, tapi karena keadaan dan orang lingkungan enggak pada berani mendekat, saya cuma mikir ini jenazah enggak mungkin didiemin dari semalam gitu kan. Jadi itu faktor nekat," imbuhnya.

ipda khusnul khotimah©2021 Merdeka.com

Proses Pemulasaran Jenazah Satu Jam

Khusnul menyebut, untuk melakukan pemulasaran jenazah itu memakan waktu selama satu jam.

"Kurang lebih satu jam setengah sampai ambulan datang ya, jam 11.00 WIB itu jenazah. Kan sempat disolatin juga, cuma jenazah sudah posisi di ambulan. Disolatin jadi di jalan gitu," sebutnya.

Setelah jasad UM sudah masuk ke dalam peti jenazah, sebagian warga sekitar pun lebih dulu menyolati jenazah yang mana sudah ada di dalam mobil petinya.

"Yang nyolatin ada lah 10an di jalan gitu jaga jarak. Warga, memang saya yang minta. Ibu jangan langsung dibawa, kita solatin dulu, biar warga yang nyolatin di jalan. Dari lingkungan sudah manggil ustad juga," ucapnya.

"Pas solat itu saya panggil suaminya. Pak, ibu mau disolatin, bapak keluar enggak apa-apa. Ibu, tapi saya positif, enggak apa-apa bapak di pintu saja yang penting jaga jarak saya bilang gitu. Maksudnya biar melihat istrinya disolatin," sambungnya.

Almarhumah Sempat ke Rumah Sakit

Sebelum meninggal, alamarhumah sempat pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakitnya itu. Namun, rumah sakit yang sempat ia kunjunginya itu sudah penuh serta stok ketersedian oksigen tidak mencukupi.

"Disini beberapa hari itu banyak yang meninggal di rumah, kan kaya tetangga saya itu dia sudah ke Rumah Sakit, rumah sakit penuh, oksigen juga sudah langka. Jadi dia pulang lagi," ungkapnya.

Oleh karena itu, almarhumah bersama dengan dua orang anak, satu suami dan orangtua perempuannya melakukan Isolasi Mandiri (Isoman). Tapi, dirinya mengaku tidak mengetahui jika mereka sekeluarga melakukan Isoman.

Sebab itulah, saat mendapatkan kabar meninggalnya UM ia tak berpikiran jika wanita tersebut meninggal di rumah atau tempat tinggalnya.

"Saya itu tahu dia Covid, tapi enggak tahu kalau di rumah. Karena kan saya sendiri pulang malam, pulang dinas langsung di rumah, jarang keluarlah. Makanya giliran dibilang meninggal, tak pikir meninggal di rumah sakit. Ternyata meninggal di rumah, saya kaget. Kok bisa, saya bilang gitu. Ternyata dia sudah usaha ke rumah sakit, penuh gitu," paparnya.

Awal Mula Satu Keluarga Terpapar Covid

Khusnul pun menceritakan awal mula mereka satu keluarga terpapar Covid-19. Saat itu, mereka sempat menjenguk keluarganya yang sedang sakit dan ternyata terkena virus corona.

"Kata keluarganya yang di Kampung lain itu ada yang positif juga, mereka ini jenguk gitu. Enggak tahunya keluarganya positif, nah dia terpapar," ucapnya.

Apa yang telah dilakukannya itu ternyata tanpa sepengetahuan pimpinannya. Sehingga, saat atasannya itu tahu jika dirinya telah melakukan pemulasaran jenazah langsung kaget.

"Jadi gini, Pak Kasi saya Pak Robi cariin saya, embak dimana, kantor pak, perintah pak. Enggak tahunya dia dari kantornya langsung cariin saya ke ruangan, embak swab saya dong. Bapak yakin minta swab, kan saya di kantor suka swab anggota itu. Saya bukan dari medis, cuma saya bisa karena terbiasa swab anak-anak. Bapak berani saya swab, emang kenapa? Saya habis itu pak, ngerawat jenazah covid. Hah, kok bisa. Jadi dia kaget gitu," katanya.

"Saya swab dulu, kalau saya negatif, baru swab bapak. Nah dia kaget, terus akhirnya nanya. Ada videonya enggak, nanti saya tanya Ibu RW dulu deh, kemarin sempat videoin enggak. Enggak tahunya divideoin sama Ibu RW itu, makanya saya kirim ke Pak Roby, enggak tahunya Pak Roby dibikinin video dikirimin ke Pak Dirlantas. Saya juga baru tahu, saya baru sampai habis magrib kemarin, langsung pada heboh. Waduh, kok jadi ramai ya saya bilang," sambungnya.

Sebenarnya, ia bisa saja tak lapor dan memberitahu pimpinannya itu. Namun, ia berpikir karena dirinya merupakan salah satu petugas yang melakukan swab kepada anggota polisi.

"Kan saya takutnya yang namanya ya. Kalau saya enggak jujur sih bisa-bisa saja, cuma kan saya takutnya saya terpapar terus menular, nularin sama yang tak swab kan kasihan," ujarnya.

Ia mengaku, apa yang telah dilakukannya itu belum mendapatkan reward dari pimpinan atau atasanya. "Kurang tahu, mungkin nanti ya (ada reward). Karena kan baru sore Pak Robin share ke Pak Dir itu. Biasanya sih ada penghargaan dari Pak Dir kalau kaya gitu, kan Pak Dir sendiri yang upload rupanya, di IG juga Pak Dir sendiri," tutupnya.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ipda Febry Polwan Berwajah Imut Terima Penghargaan dari Jenderal Polisi, Penampilannya Berbaret Merah Disorot

Ipda Febry Polwan Berwajah Imut Terima Penghargaan dari Jenderal Polisi, Penampilannya Berbaret Merah Disorot

Febry juga salah satu polwan termuda yang menjabat sebagai Kanit PPA Polres Klaten.

Baca Selengkapnya
Ngumpet di Pekalongan, Pembunuh Wanita di Depok Ditangkap

Ngumpet di Pekalongan, Pembunuh Wanita di Depok Ditangkap

Pelaku sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk diperiksa di Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya
Dewas KPK akan Serahkan Temuan Aset Firli Tak Tercantum di LHKPN ke Polda Metro Jaya

Dewas KPK akan Serahkan Temuan Aset Firli Tak Tercantum di LHKPN ke Polda Metro Jaya

Dewas KPK akan menyerahkan hasil putusan sidang pelanggaran etik Firli kepada Polda Metro Jaya jika diperlukan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
Putusan praperadilan Digelar Besok, Kubu Firli Bahuri Yakin Penetapan Tersangka Gugur

Putusan praperadilan Digelar Besok, Kubu Firli Bahuri Yakin Penetapan Tersangka Gugur

Kuasa hukum Firli Bahuri, Ian Iskandar yakin jika penetapan tersangka oleh Polda Metro Jaya tidak sah

Baca Selengkapnya
Polda Metro Jaya Pecat 28 Polisi Nakal pada 2023

Polda Metro Jaya Pecat 28 Polisi Nakal pada 2023

Sebanyak 28 personel Polda Metro Jaya dipecat tidak dengan hormat (PTDH) akibat sejumlah pelanggaran yang dilakukan.

Baca Selengkapnya
Daftar Lengkap Kapolsek hingga Kasat Lantas Baru di Wilayah Polda Metro Jaya per 5 Januari 2024

Daftar Lengkap Kapolsek hingga Kasat Lantas Baru di Wilayah Polda Metro Jaya per 5 Januari 2024

Hal itu tertuang dalam surat telegram nomor ST/4/I/KEP./2024 tanggal 4 Januari 2024 yang ditandatangani Karo SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah

Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah

Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan Polda Metro, Alasan Hentikan Kasus Aiman Polisi Tak Netral di Pemilu 2024

VIDEO: Kejutan Polda Metro, Alasan Hentikan Kasus Aiman Polisi Tak Netral di Pemilu 2024

Polda Metro Jaya menghentikan penyidikan kasus dugaan penyebaran hoaks yang menjerat Juru Bicara (jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD,

Baca Selengkapnya