BNPB prediksi hawa panas Gunung Agung capai 600-800 derajat celcius
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi hawa panas yang ditimbulkan akibat letusan Gunung Agung mencapai 600-800 derajat celcius. BNPB terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan aparat setempat agar warga memahami bahaya dari Gunung Agung.
"Awan panas yang keluar memiliki suhu 600-800 derajat celcius dengan kecepatan menuruni lereng mencapai 200-300 kilometer per jam," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/9).
Meski begitu, Sutopo mengimbau agar masyarakat untuk tenang. Ia mengakui hingga saat ini secara visual belum tampak tanda-tanda Gunung Agung meletus.
Seperti diketahui, Gubernur Bali telah memerintahkan bagi warga yang berasal dari 27 desa yang berada di dalam radius berbahaya dengan jumlah sekitar 70 ribu jiwa harus tetap mengungsi.
Dari laporan data jumlah pengungsi hingga Sabtu siang (30/9) pengungsi tercatat masih pada jumlah 143.840 jiwa dari 471 titik pengungsian di 9 kabupaten atau kota. Dilihat dari data tersebut, masyarakat di luar radius 12 kilometer belum berani untuk kembali kembali ke daerahnya kendati pemerintah meyakinkan aman.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarak luncur awan panas 1.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat dievakuasi kondisi korban masih sadar namun tak tertolong saat tiba di Puskesmas
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaPeringatan dini mengenai cuaca itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaTemuan geologi baru mengungkap potensi pepohonan sebagai penanda sensitif aktivitas gunung berapi.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca Selengkapnya