Blak-blakan Waseso jadi Kepala BNN karena 'tukar guling' Kabareskrim
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso, segera memasuki masa pensiun. Weseso berharap penggantinya nanti adalah orang yang memiliki integritas baik dalam menjalankan tugas.
"Maka kalau tidak punya integritas yang baik, saya yakin tidak mungkin bisa bekerja dengan baik di BNN," kata Buwas di Bogor, Jabar, Kamis usai meresmikan Pusat Laboratorium Narkotika dan fasilitas anjing pelacak narkotika atau Unit Deteksi K9. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (22/2).
Sebagai kepala BNN, Waseso mengaku telah memberikan rekomendasi pada Presiden Jokowi terkait syarat dan kriteria pemimpin BNN ke depan. Seperti memiliki integritas, punya mental yang baik, profesional karena harus tahu masalah narkotika.
"Jadi kalau orang 'zero' dari narkotika, nggak mungkin bisa bekerja di sini. Sudah pasti nggak mungkin dan undang-undangnya mengatakan begitu. Tapi ada yang bertanya Pak Buwas tidak punya pengalaman narkotik bisa? Yah itu karena Tuhan yang menghendaki," kata Waseso.
Dia mengaku saat diperintahkan sebagai Kepala BNN oleh Presiden Joko Widodo, sebenarnya secara persyaratan 'zero' untuk memimpin BNN.
"Tapikan sudah perintah Presiden dan negara, kan teman-teman tahu saya ditukar guling yah, antara Kabareskrim atau kepala BNN. Alhamdulillah Allah itu memang nggak salah nunjuk saya. Nah maka karena Allah saya bisa," jelasnya.
Dia menambahkan, menjadi seorang Kepala BNN tidak bisa hanya bertindak yang normal-normal saja. "Kalau normal-normal saja tidak bisa, percaya sama saya. Karena ini kejahatan luar biasa, kita menghadapi kejahatan manusia-manusia yang punya karakter yang luar biasa, dan perasaannya sudah melebihi dari para binatang. Maka orang yang ada di sini harus orang-orang yang memang harus tahu persis, terutama masalah jaringan-jaringan," sambung Waseso.
Waseso juga berharap sistem kerja yang sudah terbangun di BNN terus dilanjutkan meski kepemimpinan berganti. Salah satunya bekerja sama dengan banyak pihak mulai dari TNI, Polri, Bea Cukai, PPATK dan lainnya.
"Itu harus terus dibangun. Bagaimana kita kalau tanpa itu, mana mungkin kita bisa mengungkap TPPU tanpa bantuan PPATK, yang sekarang sedang kita telusuri," harap Waseso.
"Ada kejahatan narkotika yang menghasilkan uang Rp7,4 triliun dalam satu tahun, ada yang Rp3,6 triliun pada 2016, tahun 2017 ada Rp7,4 triliun yang tahun 2018 yang sedang BNN lempar ke PPATK kurang lebih menurut kasarannya ada Rp45 triliun," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaBansos Bergambar Prabowo-Gibran, TPN Lakukan Investigasi dan Bakal Lapor ke Bawaslu
Bansos merupakan program pemerintah, sehingga tidak benar jika hanya diklaim salah satu paslon.
Baca SelengkapnyaAnies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaSosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca SelengkapnyaNasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaKata Menko Airlangga soal Kabar Mensos Risma Tak Dilibatkan Program Bansos
Menko Airlangga membantah jika Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak dilibatkan dalam perencanaan bantuan sosial (bansos).
Baca Selengkapnya