Belajar Penerapan Jaga Jarak dari Pasar Pagi Salatiga

Selasa, 28 April 2020 18:24 Reporter : Danny Adriadhi Utama
Belajar Penerapan Jaga Jarak dari Pasar Pagi Salatiga Pasar Social Distancing di Salatiga. ©2020 Liputan6.com/Gholib

Merdeka.com - Pasar pagi yang berada di Jalan Jenderal Soedirman, Salatiga disulap dan didesain khusus di jalanan dengan jarak antara kios satu dengan yang lain dibatasi. Jarak antara pembeli juga diatur.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan physical distancing atau jaga jarak. Sehingga bisa meminimalisir penyebaran virus corona.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mengatakan konsep jaga jarak antara penjual dengan pembeli ini diterapkan untuk memudahkan dan membuat warga nyaman sekaligus aman saat belanja. Petugas juga disiagakan di lokasi masuk akses pasar untuk mengawasi penggunaan masker dan protokol kesehatan bagi warga yang hendak belanja.

"Jadi kami kasih kelonggaran bagi pembeli yang belanja di pasar pagi Salatiga. Solusi penyekatan ini sebagai upaya untuk tidak mematikan ekonomi masyarakat sebagai rujukan pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari tidak hanya masyarakat Salatiga, tapi juga Kabupaten Semarang," kata Yuliyanto saat dikonfirmasi, Selasa (28/4).

Dia menyebutkan, total ada 860 pedagang pasar pagi yang berjualan untuk memenuhi kebutuhan. Saat ini kondisi perekonomian masyarakat tengah dilanda kesulitan karena wabah corona. Kondisi bisa semakin parah jika pasar ditutup. Dikhawatirkan timbul kerawanan pangan.

"Jalan terbaik adalah menerapkan social dan physical distancing, serta memenuhi protokol kesehatan, mulai dari masker, tempat cuci tangan, serta hand sanitizer," jelasnya.

Pihaknya meminta petugas menindak tegas terhadap pedagang dan pembeli di pasar apabila tidak memakai masker. "Kami minta petugas awasi ketat para pedagang dan pembeli, kalau ketahuan tidak memakai masker suruh keluar, tidak boleh masuk pasar. Ini demi kesehatan bersama," ungkapnya.

Para penjual takjil juga diperbolehkan berjualan jelang buka puasa. Tapi syaratnya harus menjalankan protokol kesehatan dengan jaga jarak.

"Berjualan tidak apa-apa, tapi tetap jaga jarak antar pedagang dengan pembeli," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Dipuji Ganjar

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi Pemkot Salatiga atas penataan jarak pedagang dengan pembeli agar tidak terjadi penumpukan masyarakat saat belanja di pasar pagi Salatiga.

"Itu contoh sangat keren dan bagus diterapkan di tengah pandemi covid-19. Saya melihat ide itu di Myanmar, Salatiga pertama menerapkan, itu sangat menginspirasi sekali," kata Ganjar Pranowo.

Menurutnya paradigma saat ini harus diubah mengingat masyarakat harus bisa hidup di tengah pandemi covid-19 termasuk sistem pasar atau sistem ekonomi.

"Sistem pasar kita harus diubah. Pilihannya adalah kita mengambil jalur tegas PSBB yang melarang semua orang keluar dan ekonomi berhenti, atau kita bisa melakukan seperti di Kota Semarang atau Banyumas yang melakukan pengetatan," terangnya.

Ganjar berharap daerah lain terutama bisa menerapkan hal serupa seperti Salatiga dengan menata dan pengetatan di berbagai bidang.

"Saya minta daerah lain bisa mengikuti pengetatan wilayah yang berpotensi berkumpulnya warga terutama pasar. Tentunya kalau diterapkan harus diatur agar semuanya aman," harapnya. [noe]

Baca juga:
Warga Depok Terapkan Physical Distancing Saat Beli Sayur
Pedagang dan Pembeli Bingung Kalau Terapkan Jaga Jarak di Pasar
Warga Jakarta yang Nekat Bukber Bisa Kena Denda Hingga Rp100 Juta
Salat Tarawih Pertama dengan Penerapan Physical Distancing
Arab Saudi Izinkan Jemaah Salat di Masjidil Haram dengan Physical Distancing

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini