Begini Cara Warga Binaan Rayakan Natal di Lapas Lumajang
Merdeka.com - Memasuki perayaan Hari Raya Natal, warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lumajang merayakan ibadah natal secara sederhana. Jemaat memanfaatkan ruangan serbaguna, penuh khidmat mengikuti rangkaian ibadah Natal.
Ibadah digelar bekerja sama dengan pihak Gereja Bethel Rock Indonesia. Suasana haru, gembira dan suka cita terlihat dari wajah para warga binaan ketika memanjatkan do’a dan menyanyikan lagu-lagu Natal.
Meski tak bisa melangsungkan Natal bersama keluarga, para warga binaan bersyukur dan gembira bisa merayakan ibadah Natal tahun ini.
Romeo, salah seorang warga binaan mengaku gembira bisa merayakan Natal meski tanpa kehadiran keluarga.
“Puji Tuhan masih bisa merayakan Natal di sini (lapas), sudah 1 tahun di sini dan ini Natal pertama saya setelah kemarin pandemi,” ujarnya, Kamis (22/12).
Meski perayaan Natal kali ini sederhana, ia bersyukur bisa berbagi kasih dengan teman-teman sesama warga binaan di hari suci ini.
Sementara, Kalapas Kelas IIB Lumajang, Edi Sigit Budiman menyampaikan dari 738 warga binaan yang ada, 10 di antaranya mengikuti perayaan ibadah Natal. Dari 10 warga binaan tersebut, 8 di antaranya tengah diajukan untuk mendapat remisi Natal.
“Dari 10 warga binaan ini, ada 8 yang kita usulkan mendapat remisi natal,” kata Sigit.
Remisi yang diusulkan bagi warga binaan ini sekitar 1 bulan pengurangan masa tahanan. Pemberian remisi tersebut rencananya akan diberikan pada 25 Desember mendatang saat libur Hari Raya Natal.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat di sejumlah daerah diminta untuk tidak menerbangkan balon udara sebagai bagian budaya dan tradisi keagamaan.
Baca SelengkapnyaPerbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaSemua masyarakat pribumi larut dalam kegembiraan dalam merayakan kemenangan.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok Pahlawan Nasional pengibar Bendera Merah Putih pertama di Papua ketika masih diduduki oleh Belanda.
Baca Selengkapnya