Banyak ditemukan kondom & miras, ribuan santri bakar kafe maksiat
Merdeka.com - Ribuan santri Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Lembah Sorik Marapi, Mandailing Natal (Madina), Sumut, merusak dan membakar kafe maksiat di sekitarnya. Mereka juga berunjuk rasa agar pemerintah setempat tidak tutup mata dengan maraknya perbuatan maksiat di daerah itu.
Kafe remang-remang yang dirusak dan dibakar berada di kawasan Desa Saba Purba. Lokasi itu selama ini dijadikan tempat maksiat. Menurut pengunjuk rasa, keberadaan kafe itu merusak nama baik Madina yang dikenal sebagai kota santri dan Serambi Mekah Sumatera Utara.
Para santri yang datang berjalan kaki langsung merusak pondok-pondok di kafe remang yang berkedok rumah makan itu. Mereka membongkar kemudian membakarnya.
Setelah membakar pondok kafe, ribuan santri itu langsung menuju kompleks kantor bupati Madina. Mereka meminta pertanggungjawaban bupati Madina, lalu menuntut agar kafe maksiat segera ditutup, khususnya di sekitar pesantren Musthafawiyah.
"Kami menemukan botol minuman keras dan kondom di lokasi kafe. Kami meminta keseriusan dan tanggung jawab Pemkab Madina untuk memberantas berbagai macam bentuk kemaksiatan di Madina," ucap pengajar di Pesantren Mustofawiyah, Ustaz Amrin saat ditemui Wakil Bupati Madina Imron Lubis di lokasi, Senin (30/3).
Menanggapi tuntutan pendemo, Imron Lubis berjanji memerintahkan razia. Dia pun siap menindak tegas pemilik kafe yang melanggar peraturan.
"Pemerintah sangat merespons dan mendukung sepenuhnya niat baik para santri yang hendak membersihkan lokasi kemaksiatan dari Madina," katanya.
Sementara Kapolres Madina AKBP Bony JS Sirait juga berjanji menegakkan peraturan. Semua kafe yang tidak memiliki izin akan ditutup. Mereka segera berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan razia.
Pesantren Musthafawiyah merupakan pesantren legendaris dan terbesar di Sumatera. Pesantren itu didirikan ulama Syekh Musthafa Husein Nasution pada 1912.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Minuman ini merupakan salah satu minuman favorit pengamat kuliner ternama, Bondan Winarno.
Baca SelengkapnyaPengunjung dijamin akan puas menyantap berbagai hidangan khas bumi Parahyangan yang otentik.
Baca SelengkapnyaOlahan yang berbahan dasar beras dan santan ini menjadi legendaris dan khas karena proses pembuatannya yang masih menggunakan peralatan sederhana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kue Talam merupakan kudapan tradisional Suku Banjar. Kue ini terbuat dari bahan dasar santan dan tepung.
Baca SelengkapnyaBudaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaBangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaKabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaRatusan santri yang memadati Pelabuhan Jangkar berasal dari beberapa pondok pesantren di Situbondo.
Baca Selengkapnya