Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah
Kabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.
minuman tradisional melayu![Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/18/1713430769427-bxuikg.jpeg)
Kabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.
![<b>Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah</b><br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/18/1713430672037-q7t54.jpeg)
Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah
Pengaruh budaya Islam di Nusantara bukan hanya sekedar menyebarkan ajaran dan perintah Allah dan Nabi Muhammad saja. Namun, kedatangan mereka pun juga memengaruhi budaya salah satunya dari minuman khas.
Kabupaten Lingga memiliki satu minuman khas yang lahir dari pengaruh budaya orang-orang Islam Timur Tengah yang bernama Air Serbat. Mengutip dari kanal Liputan6.com, minuman ini diperkirakan sudah ada sejak Kekhalifahan Abbasiyah.
(Foto: Pixabay)
Selain sudah hadir dari zaman Kekhalifahan Abbasiyah, minuman Air Serbat juga menjadi bagian dari minuman Khalifah. Tepat pada zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid, mereka sudah mengonsumsi makanan persia yang rumit, mulai dari ayam panggang berisi kacang dan susu serta menikmati minuman lembut seperti serbat cair.
Seperti apa minuman Air Serbat khas Kabupaten Lingga tersebut? Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Awal Mula Datangnya Air Serbat
Pada zaman Kerajaan Turki sempat terkenal sebuah minuman yang disebut dengan serbat, bahan-bahannya pun berasal dari buah-buahan. Minuman ini seiring berjalan waktu terus menyebar hingga ke luar wilayah Turki dan sudah membudaya.
Air Serbat ini pada akhirnya sudah menjadi minuman budaya orang Islam yang kemudian dibawalah ke daerah bagian Timur khususnya Melayu. Mulainya orang-orang Melayu meneguk minuman Air Serbat ini ketika umat muslim mulai memasuki wilayah Melayu.
Budaya minum Air Serbat ini dimulai oleh orang-orang Bandar perdagangan Malaka. Beberapa titik di Melayu menjadi tempat pusat perdagangan internasional dari berbagai negara termasuk Turki dan juga Timur Tengah.
- Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
- Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
- Menikmati Lezatnya Bebek Songkem, Kuliner Khas Madura Simbol Penghormatan untuk Para Ulama
- Mencicipi Umbut Rotan, Makanan Tradisional Warisan Nenek Moyang Suku Dayak Kalimantan
- Erick Thohir Hampiri Ernando yang Tertunduk Lesu: Kita Main Ber-11, Enggak Ada Salah-Salahan
- SYL Perintahkan Anak Buah Penuhi Kebutuhan Pribadi, Ahil Sebut Bawahan Harus Berani Tolak Atasan yang Tak Sesuai
Keturunan Orang Arab
Dalam Kerajaan Lingga-Riau banyak sekali penduduk yang masih memiliki garis keturunan orang Arab. Mereka juga cukup berpengaruh besar dalam perkembangan budaya dan tradisi di wilayah tersebut.
Sudah menjadi budaya dari Timur Tengah, meminum segelas Air Serbat ini rupanya juga masih dilakukan oleh orang-orang keturunan Arab tadi. Maka dari itu setiap keturunannya di wilayah Melayu masih melanjutkan budaya tersebut.
Minuman Khas Orang Melayu
Seiring berjalannya waktu, Air Serbat pun menjadi bagian dari minuman khas orang-orang Melayu khususnya di Kabupaten Lingga. Air Serbat khas Melayu ini menggunakan bahan dasar rempah-rempah asli dan juga produk hewani.
Bagi masyarakat Lingga, Air Serbat ini biasa disajikan untuk para tamu dan jamuan adat istiadat. Namun, tak sedikit juga masyarakat Lingga yang mengonsumsi Air Serbat untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk bahannya, produk hewani yang bergizi itu berupa kuning telur dan susu. Selain itu, ditambah dengan rempah-rempah yang menyehatkan seperti jahe, kayu manis, serta cengkeh.