Bandingkan sejarah Indonesia dengan India, Mahfud ingatkan bahaya perpecahan
Merdeka.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD membandingkan sejarah berdirinya Indonesia dengan India. Menurutnya, Indonesia lebih beruntung dibandingkan India yang mengalami perpecahan karena suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) sesaat sebelum negara terbentuk.
"Ada contoh buruk. Buruk bagi yang mengalami. Tetapi bagus bagi ilmu. India. India dulu satu bangsa besar. Namanya India Inggris. Yang sekarang ini penduduknya 1 miliar orang," katanya di Pendopo Kantor Bupati Bantul, Sabtu (4/8).
Dia mengungkapkan, India ketika didirikan melalui perjuangan panjang dan bersama-sama. Mahatma Gandhi, Mahfud menjelaskan, mengatakan kepada warga India untuk membangun India yang kuat dalam keragaman. Sebab banyak ragam agama, bahasa, suku kala itu.
Namun, masih terjadi pergolakan. Mahfud menceritakan, pemimpin Pakistan tidak ingin bergabung dengan India, mereka akan mendirikan demokrasi. Sebab mereka menilai India adalah negara Hindu, sementara mereka adalah muslim.
"Mereka pecah karena agama. Sebelum India sempat merdeka. Pakistan bilang kami orang Islam tidak mau ikut India. India itu Hindu kami itu Islam. Primodial memecah suatu bangsa. Pakistan berdiri. India berdiri. Hingga saat ini ada ketegangan politik," urainya.
Mahfud mengulas di tahun 71, Pakistan pun kembali mengalami perpecahan karena perbedaan suku, bangsa dan kulit. Pakistan dulunya mencakup Bangladesh. Pakistan ini dihuni orang-orang berbahasa Urdu sedangkan Bangladesh berbahasa Bangli.
"Bangladesh merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintahan Pakistan. Pada tahun 71, Syekh Mujibul Rahman mengatakan Bangladesh memisahkan diri dari Pakistan. Ingin merdeka. Pecahlah menjadi dua negara yang sekarang ketegangan masih berlangsung. Sekarang ada kasus kashmit lagi," papar Guru Besar Hukum UII ini.
Mahfud menyebut Indonesia itu beruntung dan mengagumkan. Indonesia adalah negara yang begitu besar. Dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah 17.504 pulau dengan penduduk 250 juta lebih.
"Indonesia tetap bersatu. Penganut agama banyak. Penganut aliran kepercayaan banyak. Kita bisa bersatu. Itu keuntungan Indonesia. Tidak pecah seperti India yang besar. Tidak seperti Inggris yang kecil pecah jadi Irlandia," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud: Apapun Hasil dari Pilpres, Saya Terus Berjuang Untuk Demokrasi Indonesia
"Apapun hasil dari pilpres, saya akan terus berjuang untuk demokrasi dan keadilan," kata Mahfud
Baca SelengkapnyaDisematkan Tanjak, Mahfud MD Diterima jadi Keluarga Besar Masyarakat Adat Melayu Kepri
Masyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaDi Sidang Sengketa Pilpres, Mahfud Cerita MK Beberapa Negara Ini Berani Batalkan Hasil Pemilu Curang
Mahfud menjelaskan, MK sebenarnya bisa memberikan keputusan berani yaitu membatalkan hasil Pemilu curang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud Terkesan Jenderal Bintang 3 TNI AU di Kemenko Polhukam Sampai Sebut Utang Lunas, Ini Sosoknya
Hari ini, Mahfud menyampaikan pidato perpisahan pada jajarannya di Kemenko Polhukam
Baca SelengkapnyaMahfud MD Kerap Kritik Pemerintah, Istana Ungkap Reaksi Jokowi
Belakangan, Mahfud kerap mengkritik pemerintah Jokowi.
Baca SelengkapnyaTerungkap Alasan Mahfud Ingin Antarkan Surat Pengunduran Diri ke Jokowi Secara Langsung
Rencananya, Mahfud akan mengantarkan surat tersebut pada Kamis (1/2) besok.
Baca SelengkapnyaMahfud Tanggapi Kapolri Soal Estafet Kepemimpinan: Enggak Apa-apa, Kita Semua Akan Melanjutkan
"Ya, itu enggak apa-apa. Kita semua akan melanjutkan, kan tidak akan membubarkan negara," kata Mahfud
Baca SelengkapnyaDi Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaSambut Tahun Baru, Mahfud Singgung Kasus Ferdy Sambo hingga Pinjol
Pada kesempatan itu, Mahfud mengajak masyarakat semangat jadikan 2024 lebih baik dari 2023.
Baca Selengkapnya