Bahaya Epilepsi, Muncul karena Adanya Kerusakan atau Perubahan Dalam Otak
Merdeka.com - Kondisi kejang demam pada anak, merupakan kejang yang dipicu oleh demam dan umumnya tidak menimbulkan dampak berbahaya. Sedangkan epilepsi merupakan kondisi yang perlu penanganan serius, di mana kejang terjadi berulang tanpa dipicu demam.
Dokter Spesialis Neurologi RS Siloam Makassar, Lilian Triana Limoa menuturkan, kejang demam dengan definisi singkat dikarenakan adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 derajat celsius) dan disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar rongga tengkorak).
"Apabila anak berumur kurang dari enam bulan atau lebih dari lima tahun mengalami kejang didahului demam, perhatikan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP (infeksi susunan saraf pusat), atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama terjadinya demam," kata Lilian dalam webinar. Dikutip di hari Senin (8/8).
Adapun Epilepsi atau ayan merupakan kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang berulang, karena kerusakan atau perubahan dalam otak.
Disampaikan Lilian, perbedaan kejang demam dan epilepsi secara garis besar dibedakan dari pemicunya dan bentuk bangkitan kejangnya.
"Dibedakan dari durasi, tipe kejang, usia dan lain sebagainya," imbuh Lilian Triana.
Selain itu, kejang demam biasanya dialami anak berusia enam bulan sampai lima tahun. Selain itu kondisi demam memang sering menjadi pemicu. Sedangkan epilepsi dialami oleh usia yang cukup bervariasi. penyebab dari intrakranial dan sering terdapat riwayat bangkitan kejang yang sama sebelumnya.
Pada edukasi, disampaikan pula bahwa mencegah epilepsi dengan menekan jari tangan ada benarnya. Adapun mencegah epilepsi dengan kopi adalah mitos.
"Karena ada beberapa penelitian yang sedang mengembangkan ini," ungkap Lilian Triana,
Untuk penanganan, pada kejang demam cukup diberikan obat penurun panas (yang berdurasi singkat) namun konsumsi obat antiepilepsi pada pasien terdiagnosa harus rutin setiap hari untuk menurunkan frekuensi kambuh.
"Pahami akan kejang demam tidak selalu berujung atau menjadi epilepsi," ungkapnya.
Lilian menekankan, apabila dalam masa penyembuhan seorang pasien yang telah teratur meminum kombinasi beberapa obat antibangkitan epilepsi, namun episode kejang masih sering terjadi, maka alternatif pembedahan dapat dilakukan.
"Patut dipahami para orang tua, bahwa epilepsi adalah kondisi yang lebih berbahaya dan akan sangat mengganggu tumbuh kembang anak. Karenanya, epilepsi perlu diobati agar pasien dapat beraktivitas normal kembali, dan kerusakan otak yang lebih parah dapat dihindari," ungkap Lilian mengingatkan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut cara mengatasi kejang demam pada anak yang perlu diketahui oleh para orang tua.
Baca SelengkapnyaGejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya.
Baca SelengkapnyaStroke pada anak adalah kejadian yang relatif jarang terjadi, tetapi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaMasalah selesma yang memicu batuk pilek pada anak bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaPenyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca Selengkapnya