Merdeka.com - Andi Arief mendatangi Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) di Cawang, Jakarta, Rabu (6/3). Kedatangannya dijadwalkan pukul 10.00 WIB, namun terlambat cukup lama. Dia baru hadir di Kantor BNN pukul 14:59 WIB.

Andi Arief yang mengenakan batik warna biru langsung memasuki kantor BNN dengan melemparkan senyum terus menerus kepada wartawan. Satu jam kemudian, tepatnya pukul 16:00 WIB, Andi Arief keluar dari Kantor BNN menuju Kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri yang hanya berjarak sekitar 15 meter saja.

Masih tetap dengan ekspresi yang sama, Andi Arief terus tersenyum kepada kamera wartawan. Banyak wartawan yang menodongkan pertanyaan kepadanya namun ia memilih untuk bungkam.

Baru setelah sekitar 3 meter dari pintu masuk Kantor Bareskrim Polri, Andi Arief mengatakan "Bilang ke Mahfud MD jangan asbun!".

Dia mengatakan hal itu sebanyak dua kali, kali pertama dengan nada yang datar lalu kali kedua dengan intonasi yang cukup tinggi hingga terdengar cukup jauh.

Sebelumnya Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia itu bercuit di Twitter terkait kasus yang menimpa Andi Arief.

Pada awalnya Mahfud hanya mengomentari cuitan netizen yang me-mention cuitannya dulu.

"Trims atas reposting cuitan sy (10/1/19). Waktu itu AA nyerang sy trs krn isu 7 kontainer SS sy bilang hoax. Maka daripada ikut ngawur sy titip pesan kpd AA dgn miminjam adresat "Anak2 Milenial" agar menjauhi narkoba sebab narkoba itu membunuh akal sehat dan membunuh masa depan," tulis Mahfud.

"Bro, anak2 milenial. Nikmatilah demokrasi, jagalah negara ini. Perang membela negara yg kamu hadapi skrang adl proksi, termasuk narkoba. Jgn dekat2 narkoba. Sekali terjerat narkoba kalian merusak kemanusiaanmu; akan berani membohongi orang tuamu, isterimu, anakmu, dan rakyatmu," demikian cuitan Mahfud pada 10 Januari 2019.

Menurut Mahfud, cuitannya itu dia tulis kala Andi Arief menyerang dirinya di Twitter. Mahfud saat itu menyebut isu 7 kontainer surat suara tercoblos yang disuarakan Andi Arief adalah hoaks.