Agar mantan napi teroris tak terjangkit lagi virus radikalisme
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus membina para mantan napi terorisme agar tidak kembali ke kelompok asalnya. Program pencegahan dengan memberi wawasan diharapkan bermanfaat bagi mantan teroris dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
BNPT membentuk silaturahmi Gerakan Masyarakat Anti-Radikalisme Negara Kesatuan Republik Indonesia (Gemar NKRI). Gemar ini diharapkan dapat memperkuat pencegahan terorisme dan membantu menjalankan program deradikalisasi.
"Program pelibatan mantan napiter agar bisa mengajak rekan-rekannya yang masih terjangkit virus radikalisme untuk kembali menjadi warga yang ber-Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya, Senin (18/12).
Menurutnya, silaturrahim Gemar NKRI ini merupakan yang pertama diadakan. Kegiatan ini, lanjutnya, untuk membuka wawasan karena para mantan napiter juga sangat mumpuni dalam bidang agama, kebangsaan serta kewirausahaan. Sebelumnya, BNPT juga melatih public speaking bagi para mantan napiter.
"Saya meminta tidak putus harapan. Informasikan kepada kami apa yang bisa kami bantu, Insya Allah kami akan fasilitasi. Ini sebagai bukti negara hadir di tengah rekan-rekan," ujar Suhardi.
Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, upaya deradikalisasi bagi para mantan teroris merupakan upaya berkesinambungan yang tidak bisa parsial, namun perlu dipelihara. Untuk menjalankan deradikalisasi ini, BNPT tidak bisa sendiri, tapi harus bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya.
"Kami sudah menjalin sinergi dengan 32 kementerian atau lembaga (K/L), bahkan saat kali pertama dipercaya sebagai kepala BNPT, saya langsung berbicara dengan presiden bahwa BNPT tidak bisa sendirian untuk mengurai benang kusut masalah terorisme. BNPT sangat terbatas, kami butuh akses sosial, agama, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Karena mereka juga butuh kehidupan layak setelah fase sebagai napiter," jelasnya.
Suhardi melanjutkan, sejak 2015, BNPT telah melakukan berbagai kegiatan bersama KL dengan melibatkan anggota Gemar NKRI. Selain itu, BNPT juga melakukan silaturahmi ke rumah-rumah anggota Gemar NKRI, mengadakan penguatan kebangsaan dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, selain mengadakan pelatihan kewirausahaan.
Saat ini, lanjut kata Suhardi, mitra binaan Pusat Deradikalisasi BNPT sekitar 700 mantan napiter. Dari jumlah itu sekitar 100 orang yang menghadiri silaturahmi Gemar NKRI ini. Selain itu, Suhardi juga memohon kepada instansi yang berada di daerah agar tidak mempersulit mantan napiter dalam mengurus kependudukan maupun dokumen lainnya.
"Mereka jangan sampai termarjinalkan karena kalau dimajinalkan suatu saat pikiran mereka akan kembali ke yang dulu," tandasnya.
Suhardi membuka silaturahmi Gemar NKRI Program Deradikalisasi Bina Masyarakat 2017 di Aula Perpustakaan Masjid Istiqlal Jakarta pada Senin (18/12). BNPT juga mengundang Menteri Agama, Menteri Riset dan Dikti, dan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Boy Rafli Amar dianugerahi tanda penghormatan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaTujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaTotal 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca Selengkapnya