Ada Pasien Meninggal di Tengah Macet Jalan Nasional, Ini Tindakan Gubernur Jambi
Merdeka.com - Gubernur Jambi Al Haris langsung menginstruksikan untuk aktivitas mulut tambang batu bara disetop dulu akibat dari kemacetan parah dua hari terakhir, Rabu (1/3). Kondisi itu menyebabkan banyak kerugian. Salah satunya seorang pasien dalam ambulans dilaporkan meninggal dunia di tengah kemacetan itu.
"Saya selaku Gubernur Jambi sudah mencermati kondisi Provinsi Jambi, terkait dengan kondisi kemacetan di Jalan Nasional, Kabupaten Sarolangun menuju ke Jambi,"kata Al Haris Gubernur Jambi.
"Kemacetan panjang pada Selasa sore dan malam hari sampai hari ini sehingga saya selaku Gubernur Jambi mengambil langkah yaitu tidak ada pengangkutan tambang dari mulut tambang sampai ke Jalan Nasional,"tegasnya.
Menurut dia, selama tidak ada angkutan tambang yang menggunakan Jalan Nasional akan jalan tersebut akan diperbaiki terdahulu.
"Kami juga sudah perintahkan ke dinas PU Provinsi Jambi dan balai jalan untuk segera perbaiki jalan yang rusak yaitu jalan yang berlobang sepanjang setegah kilometer yang begitu rusak yaitu di tembesi akan di perbaiki segera selain itu 1 kilometer di wilayah sridadi akan diperbaiki,"ujarnya.
"Saya seorang pemimpin juga minta maaf ke masyarakat Provinsi Jambi atas peristiwa yang terjadi saya juga akan perintahkan juga ke dinas PU dan balai jalan untuk fokus perbaikan," imbuh dia.
Sebelumnya, Kemacetan parah terjadi di jalan nasional menjelang Simpang Tembesi, Kabupaten Batanghari sudah berlangsung 22 jam. Kondisi itu menyebabkan banyak kerugian, bahkan seorang pasien dalam ambulans dilaporkan meninggal dunia di tengah kemacetan itu.
Ambulans itu dikabarkan membawa pasien dari Sarolangun menuju Jambi, Selasa (28/2) malam. Namun, pasien meninggal saat kendaraan yang seharusnya mendapat prioritas itu juga terjebak macet.
Berdasarkan pantauan, ambulans itu terpaksa putar arah menuju Sarolangun. Para pengguna jalan berupaya membuka jalan sehingga ambulans bisa membawa jenazah pasien itu pulang ke rumah duka.
Hingga Rabu (1/3) sore, kendaraan yang tidak bisa bergerak masih memadati jalan sepanjang 15 kilometer. Tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas di sana.
"Kita sopir-sopir inilah yang mengatur. Malam-malam mana ada petugas, mereka enak-enak tidur, kita begadang semalaman di jalan," kata Doni, sopir kendaraan pengangkut ikan, Rabu (1/3).
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan nasional di Desa Pasar Tamiai lumpuh para pengendara tidak bisa melintas.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaAksi KKB mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu.
Baca SelengkapnyaJembatan Perawang di Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ambruk, Senin (14/8) sekitar pukul 22.45 WIB.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaPenyergapan kurir narkoba di Tanjung Jabung Barat, Jambi diwarnai insiden tak diinginkan. Seorang ibu hamil terluka akibat diterjang peluru petugas.
Baca Selengkapnya