Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Di masa lalu, kapuk Jawa menjadi komoditas andalan dan pemasok kapuk penting karena memenuhi 85 persen kebutuhan dunia. Mengutip Indonesia.go.id, kapuk jawa mulai ditanam pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1900-an.

Pada tahun 1928, kapuk mulai dikirim ke beberapa negara. Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.

Dulu di Kabupaten Batang pernah berdiri pabrik kapuk kelas dunia. Tanaman asal Amerika Selatan ini merupakan tanaman yang punya nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu, pada tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda membudidayakan tanaman ini di daerah Batavia.

Tidak butuh lama, tanaman randu tumbuh subur. Tanaman ini kemudian mulai diujicoba di daerah Jawa, tepatnya di sekitar Batang dan Kendal. Pada tahun 1930, pemerintah Hindia Belanda membangun Pabrik Kapuk Sawangan yang terletak di daerah Batang.

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Dari pabrik ini kapuk mulai diproduksi dalam skala besar karena permintaannya yang sangat tinggi. Pada saat itu, Pemerintah Hindia Belanda mampu memproduksi 19 ribu ton untuk diekspor.

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Pada waktu itu, permintaan kapuk kebanyakan untuk isian buat tidur supaya nyaman seperti bantal, kasur, dan guling.

Kini pabrik kapuk di Batang sudah tidak beroperasi. Di bekas parbik itu banyak bangunan yang terbengkalai. Selain itu, masih ada rumah dinas para pejabat pabrik kapuk yang telah berubah fungsi, salah satunya menjadi taman kanak-kanak.

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Selain di Batang dan Kendal, perkebunan kapuk juga ada di lereng Gunung Muria. Pada era 1970-1980-an, lereng Gunung Muria dipenuhi oleh pohon randu.

Selain menghasilkan buah kapuk, pohon randu menjadi pohon peneduh bagi tanaman di bawahnya dan juga menjadi pencegah erosi di lereng-lereng gunung.

Sentra-sentra kapuk dijumpai di Desa Karaban, Kecamatan Gabus, Pati, di mana kapuk menjadi mata pencaharian utama. Di sana, sehari-hari mereka sibuk memunguti kapuk yang matang dan jatuh ke tanah. Jika sudah terkumpul, mereka akan sibuk dengan mesin pres.

Kapuk yang sudah dipres kamudian dikirim ke pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Masyarakat di pulau-pulau itu membutuhkan kapuk dari Jawa sebagai bahan dasar membuat kasur.

Masa Kemunduran

Pada saat Indonesia merdeka hingga tahun 1990-an, kapuk jawa masih berproduksi dengan baik untuk pasar lokal. Namun pada era 2000-an, kebutuhan masyarakat pada kapuk jawa berangsur turun. Jika dulu masyarakat banyak memakai kasur dari kapuk, kini mereka lebih suka memakai kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Sejak saat itulah banyak batang pohon randu ditebang untuk bahan utama membangun rumah. Produksi randu mengalami penurunan signifikan.

Jika pada tahun 1990 produksi kapuk randu bisa mencapai 80 ribu ton dengan nilai ekspor 28 ribu ton, pada tahun 2012 ekspor itu menurun tajam hingga hanya memproduksi 1.500 ton.

Penjahat ini Ngaku Nyesal Membunuh, Jenderal Bintang 2 'Ngegas': Kapok Opo?
Penjahat ini Ngaku Nyesal Membunuh, Jenderal Bintang 2 'Ngegas': Kapok Opo?

Seorang penjahat kasus pembunuhan di Jawa Tengah mengaku menyesal telah melakukan pembunuhan, namun ia terpaksa karena keadaan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang
Perjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang

Korban meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa

Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.

Baca Selengkapnya
Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan

Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.

Baca Selengkapnya
10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya
10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya

Setiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Menkes soal Jam Kerja Petugas Pemilu Sampai 15 Jam: Kayak Kopassus
Menkes soal Jam Kerja Petugas Pemilu Sampai 15 Jam: Kayak Kopassus

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.

Baca Selengkapnya