Ada Konflik dengan Mahapatih Sebelum Keraton Agung Sejagat Berdiri
Merdeka.com - Polda Jateng mengungkap motif Raja Totok Santosa (42) dan Fanni Aminadia (41) melakukan aksinya karena ekonomi. Ada dugaan, keduanya hendak mengeruk uang warga yang berminat menjadi pengikut di Keraton Agung Sejagat.
"Tujuan akhir dari pembangunan kerajaan ini untuk mengumpulkan dana dari masyarakat. Dengan memberikan harapan supaya kehidupan menjadi lebih baik. Pejabat-pejabat yang diangkat kerajaan diimingi-imingi dengan rupiah ataupun dolar," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Sabtu (18/1).
Dia menyebut Keraton Agung Sejagat itu terlebih dahulu terbentuk di Yogyakarta. Namun karena tidak diterima masyarakat akhirnya Raja dan Ratu serta temannya Wiwik mendirikan Kerajaan di Jawa Tengah, tepatnya di Purworejo.
Namun karena disinyalir saling cekcok internal, akhirnya Totok bersama Fanni memisah dan membangun kerajaan serupa di Purworejo. Di Klaten sendiri berdiri kerajaan serupa dengan dipimpin seorang Mahapatih bernama Wiwik. Wiwik sendiri melainkan teman Totok Santosa dan Fanni.
"Wiwik ini masih di periksa saksi di Polres Klaten. Dia diketahui menjabat sebagai Maha Menteri atau Patih KAS di Klaten," jelasnya.
Direktur Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng Kombes Budi Haryanto melihat, terbentuknya KAS disinyalir tersebar hingga Kendal. Namun untuk sementara ini, pihaknya belum bisa membeberkan jumlah pengikut KAS di Kendal.
"Tapi untuk sebaran korban di Kendal, belum ada laporan. Namun ada kemungkinan tersangka baru di balik kasus berdirinya KAS," kata Budi Haryanto.
Untuk melengkapi berkas, pihaknya akan meminta keterangan saksi sejumlah wartawan yang ikut meliput pendeklarasian Keraton Agung Sejagat di Purworejo. Saksi nantinya untuk memberikan keterangan seputar apakah kegiatan itu diundang untuk di publikasi. Sebab dalam keterangan Raja Totok Santosa (42) tidak mengundang para wartawan terkait peliputan kegiatan Keraton Agung Sejagat di Purworejo.
"Ada beberapa wartawan nanti, kami mintai keterangan saksi untuk melengkapi berkas penyidikan. Nantinya saksi apakah pada acara kirab diundang untuk meliput atau tidak," ungkapnya.
Dari keterangan kedua tersangka yang kini ditahan pihaknya mengaku tidak mengundang wartawan saat pendeklarasian KAS di Kecamatan Bayan, Purworejo, beberapa waktu lalu.
Saat ditanya berapa wartawan yang akan dimintai keterangan, Budi belum bisa merinci jumlahnya. Namun, pihaknya menegaskan hanya memanggil demi kelengkapan berkas.
"Maka dari itu, kami ingin tahu kebenarannya seperti apa. Kami butuh keterangan dari para wartawan di sana (Purworejo), seperti apa alur ceritanya. Karena dari pengakuan wartawan di sana, mereka diundang," tutup Budi Haryanto.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca Selengkapnyaebijakan dana abadi pesantren dimaksudkan agar para santri bisa terus berkembang dan terlibat dalam pembangunan industri ke depan.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mardiono menyebut, Indonesia memiliki tantangan besar sehingga dalam hal memilih pemimpin harus yang benar.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo tak mempersoalkan pertemuan Jokowi dan kepala desa sepanjang pertemuan tidak bertujuan untuk mengarahkan dukungan
Baca SelengkapnyaAri lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaMardiono mengaku akan memperjuangkan banyak hal di Bangka Belitung khususnya terkait pelabuhan.
Baca Selengkapnya