7 Tahun buron kasus korupsi, dokter buka praktik di Malaysia & jadi dosen
Merdeka.com - Buronan Kejaksaan Agung kasus korupsi dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dari Pemprov Jawa Timur 2008, dokter Bagoes Soetjipto, dengan nilai kerugian mencapai Rp 2 miliar lebih ini, akhirnya berhasil ditangkap di Malaysia, Selasa (28/11) kemarin.
Penyidik Kejagung pun langsung membawanya ke Jakarta, untuk menjalani pemeriksaan administrasi. Setelah itu baru dibawah oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk dieksekusi ke Jawa Timur.
Karena banyak kasus hukum yang menjeratnya itu belum dijalaninya sama sekali. Walaupun sudah ada putusan dari pengadilan masing-masing dalam perkara P2SEM di wilayah Jombang, Ponorogo, Sidoarjo dan Surabaya.
Putusannya rata-rata 7 tahun penjara. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah itu justru melarikan diri ke Malaysia. Untuk menutupi kasusnya, dia buka praktik.
"Buka praktik sebagai dokter selama tujuh tahun dan dosen," kata Dokter Bagoes Soetjipto, di sela digelandang tim penjemput eksekusi dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Rabu (29/11).
Sekedar diketahui Bagoes Soetjipto merupakan terpidana utama kasus korupsi dana P2SEM 2008. Kasus ini sempat menjadi heboh di Jawa Timur, karena banyak membawa nama anggota DPRD Jawa Timur periode 2004-2009 dan beberapa pejabat tinggi di Pemprov Jatim.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaTA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaIa membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca SelengkapnyaPekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat
Baca Selengkapnya