Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

INDEF: Industri Otomotif Nasional Akan Hilang Separo akibat Krisis Covid-19

INDEF: Industri Otomotif Nasional Akan Hilang Separo akibat Krisis Covid-19 Pabrik Toyota. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Seluruh sektor industri di Indonesia diprediksi terpukul akibat pandemi Covid-19, termasuk industri otomotif. Pasalnya pandemi covid-19 akan membuat ekonomi nasional minus 3,6 persen sehingga pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hanya 1,4 persen dari target sekitar 5 persen. Demikian analisis lembaga riset Institute for Development of Econmics and Finance (INDEF).

Tauhid Ahmad, Executive Director INDEF, menjelaskan semua sektor usaha akan turun pada tahun ini. Konsumsi domestik juga turun.

"Analisis INDEF ekonomi nasional turun 3,6 persen, sedangkan Kementerian Keuangan RI prediksi turun 2,3 persen. Dengan asumsi turun 2,3 persen itu saja, hampir separo industri hilang pasarnya. Secara umum, industri nasional separo hilang, termasuk industri otomotif," ujar Tauhid Ahmad dalam saat diskusi dengan Forum Wartawan Otomtif Indonesia (Forwot), baru-baru ini.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi pasar mobil domestik tahun ini terkoreksi sekitar 40 persen menjadi 600 ribu unit, akibat pandemi Covid-19. Dalam lima tahun terakhir, pasar mobil nasional stagnan di level satu juta unit per tahun.

Menurut Tauhid, produksi otomotif akan turun, karena jumlah permintaan juga cenderung menurun selama pandemi Covid-19 belum berakhir. Maka itu, pabrikan besar akan melakukan efisiensi supaya bertahan karena secara jangka panjang industri otomotif masih punya pasar besar di Indonesia.

"Yang perlu jadi perhatian adalah pemasok pabrik otomotif. Karena daya tahannya tidak sekuat induknya," ucapnya.

Riset INDEF juga menyebutkan, situasi krisis ekonomi saat pandemi Covid-19 ini juga bisa dibandingkan dengan krisis ekonomi nasional pada 1998 dan 2008. Contohnya, saat krisis 2008, produksi produk otomotif turun drastis, lebih dari 30 persen. Padahal saat itu hanya krisis sektor keuangan.

"Covid-19 akan menimbulkan krisis lebih besar. Maka itu, bottom line industri otomotif akan turun terus. Per April ini baru turun 20 persen, ini akan terus terkoreksi hingga ke level 50 persen," ujarnya.

Kata dia, bila selama enam bulan ke depan pemerintah Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik, maka bisa saja industri otomotif bisa pulih lebih cepat, seperti di kuartal IV tahun ini. Seperti di Wuhan, China, setelah status lockdown dicabut, pabrik-pabrik sudah mulai produksi kembali, saat kasus-kasus Covid-19 baru tidak ditemukan.

Namun, bila pandemi ini berlangsung lebih dari 6 bulan, kondisinya bisa gawat karena stamina industri otomotif nasional semakin rentan. Saat ini kondisi perekonomian nasional juga rentan. Karena investasi minus, nilai ekspor dan impor juga minus.

"Saat ini ekonomi nasional hanya berharap dari belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga domestik," katanya.

Menurutnya, konsumsi rumah tangga ini harus dijaga karena kontribusinya besar terhadap ekonomi nasional, yakni mencapai 56,6 persen. Caranya misalnya pemerintah memperbesar bantuan sosial sehingga konsumsi mereka tidak terganggu.

Industri Otomotif Global Terdampak

tanjung priok

2017 merdeka.com/arie basuki

Tauhid memaparkan sektor otomotif di dunia secara umum mengaku terdampak pandemi Covid-19, berdasarkan studi IHS dan Acea.

Misalnya negara-negara anggota Uni Eropa, mulai mengurangi produksi produk otomotinya. Seperti Austria; mengurangi volume sekitar 16 ribu unit dengan jumlah pekerja terdampak 14 ribu orang. Lalu Jerman mengurangi produksi hampir 500 ribu unit, Perancis 114 ribu unit, dan Inggris 127 ribu unit.

Total Uni Eropa termasuk Inggris, volume produksi otomotif berkurang hampir 1,5 juta unit.

"Studi IHS menyebutkan pabrikan otomotif di Asia mengaku pandemi Covid-19 berdampak 30 persen terhadap produksi. Sementara di Eropa 50 persen dan Amerika 30 persen. Jadi rata-rata 40 persen dampaknya terhadap produksi dunia. Ini pukulan bagi sektor otomotif dunia," ujarnya.

Selain berdampak terhadap volume produksi, lanjut dia, dampak langsung lain di industri otomotif adalah tenaga kerja, bahan baku, logistik, dan sebagainya. Perlu diketahui China yang menjadi sumber pandemi Covid-19 adalah pemasok baja sektor otomotif terbesar di dunia.

Pasar Februari Mulai Terdampak

Pasar mobil di Indonesia per Februari tahun ini masih melemah dibandingkan bulan sama tahun lalu. Dua bulan pertama tahun ini pasar otomotif mendapat tekanan hebat, mulai dari banjir di awal tahun dan pandemi Covid-19.

Berdasarkan data wholesales, total penjualan mobil di Indonesia per Februari tahun ini mencapai 159.997 unit. Volume ini turun 2,47 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat 163.964 unit.

Astra Grup mencatat penjualan 83.784 unit atau meraih pangsa pasar 52 persen di pasar nasional. Di bisnis otomotif, Astra Grup mengelola merek Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot.

Merek Toyota masih memimpin pasar di Februari dengan penjualan 49.331 unit. Peringkat kedua adalah Daihatsu dengan penjualan 29.951 unit. Honda berada di peringkat ketiga dengan 24.150 unit dan Mitsubihsgi di peringkat berikutnya 23.198 unit. Suzuki di posisi kelima dengan penjualan 19.125 uit.

(mdk/sya)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Himpi Resmi Bentuk Badan Otonom Otomotif untuk Tingkatkan Kontribusi Industri ke Negara
Himpi Resmi Bentuk Badan Otonom Otomotif untuk Tingkatkan Kontribusi Industri ke Negara

Industri otomotif menyerap jutaan pekerja sehingga semakin menunjukkan bagaimana pentingnya industri ini di perekonomian.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia
Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia

Kerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.

Baca Selengkapnya
Penjualan Ritel Awal 2024 Lebih Baik Dibanding Sebelum Pandemi Covid 2019, Benarkah Daya Beli Masyarakat Membaik?
Penjualan Ritel Awal 2024 Lebih Baik Dibanding Sebelum Pandemi Covid 2019, Benarkah Daya Beli Masyarakat Membaik?

Data Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri

Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik
Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik

Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya