Tugas suci dari Subekti
Merdeka.com - Bermula dari pidato Presiden Soekarno di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Monumen Nasional), 27 Juli 1963. Para pemuda, termasuk Usman dan Harun, tergerak mendaftar menjadi relawan Ganyang Malaysia. Bahkan jumlah mereka mencapai 21 juta orang.
"Waktu itu hampir semua pemuda rela mati demi mempertahankan keutuhan bangsa dari para penjajah, termasuk Usman dan Harun," kata Manoar Nababan, pensiunan Korps Komando Operasi (KKO) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut berpangkat Pembantu Letnan Satu, Kamis pekan lalu saat ditemui merdeka.com di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Sebelum melancarkan perang terbuka Indonesia melancarkan operasi hitam atau misi intelijen untuk mengacak-acak negara musuh. Ada 30 prajurit KKO, termasuk Usman dan Harun, diterjunkan untuk melaksanakan misi sabotase di Singapura.
"Mereka diberangkatkan bertahap dari Pulau Sambu (Kepulauan Riau)," kata lelaki 74 tahun bernama samaran Bakrie bin Atub saat menyusup ke Malaysia. Manoar memperoleh rincian ini dari sejumlah tim intelijen Brahma selamat kembali ke Pulau Sambu.
Karena operasi intelijen, 30 anggota KKO itu harus memakai nama samaran. Komandan Brahma Kapten Paulus Subekti memilihkan nama-nama palsu itu untuk ke-30 anak buahnya. Usman adalah nama samaran bagi Janatin bin Muhammad Ali. Harun bin Said dipakai oleh Tahir bin Mandar. Gani bin Arup juga nama samaran. Tapi Manoar tidak tahu nama aslinya.
Manoar tidak ingat kapan Usman, Harun, dan Gani menyusup ke Singapura. Ketiganya berangkat menumpang kapal tekong. Ini merupakan perahu bermotor dengan kekuatan 200 PK. Biasanya kapal ini mengangkut barang selundupan, seperti karet dan pakaian.
Tekong mengetahui siapa sebenarnya ketiga orang berpakaian sipil itu. Namun dia mesti mengunci mulutnya rapat-rapat karena dia sudah dibayar, termasuk dibekali uang buat menyuap petugas bea dan cukai Singapura.
Usman, Harun, dan Gani masing-masing dilengkapi bahan peledak jenis TNT disembunyikan di antara barang selundupan. Ketiganya juga dibekali USD 1 ribu. "Penyusupan itu berlangsung malam," ujar Manoar.
Operasi bersandi Brahma ini juga berlangsung di wilayah timur Malaysia atau Kalimantan Utara. Tidak semua penyusupan berlangsung mulus. beberapa ditangkap dan sebagian ditembak mati tentara musuh. "Semua ciri kemiliteran dihilangkan, kita harus bisa berbaur dengan sipil. Sisanya kita dibekali seribu dolar Amerika," tutur Manoar.
Usman, Harun, dan Gani akhirnya berhasil melaksanakan tugas mereka: meledakkan jembatan penghubung antara Johor dan Singapura serta gedung MacDonald House. Mereka juga berhasil memetakan wilayah musuh dan sasaran strategis.
Brahma adalah satu dari tiga dewa tertinggi dan tersuci bagi umat Hindu selain Wisnu dan Siwa. "Jadi tugas kita waktu itu misi suci," kata Manoar.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota intelijen Polres OKU Timur diterjunkan di sejumlah tempat keramaian
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaAksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca Selengkapnya