Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sarwo Edhie, perwira baret merah dengan loreng darah mengalir

Sarwo Edhie, perwira baret merah dengan loreng darah mengalir sarwo edhie wibowo. ©2016 buku ani yudhoyono. kepak sayap putri prajurit

Merdeka.com - "Hidup Pak Sarwo, hidup Pak Sarwo!"

M Yusuf (80), masih mengingat bagaimana rakyat mengelu-elukan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo saat memasuki Jawa Tengah. Kala itu Sarwo memimpin Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) membasmi kekuatan komunis di sana.

Sosok perwira dengan baret merah dan seragam loreng darah mengalir, sebutan loreng khas RPKAD, itu sangat populer di mata masyarakat.

"Seingat saya di Jawa Tengah saat operasi, nama Pak Sarwo lebih terkenal daripada Pak Harto," kata seorang pensiunan prajurit.

Politikus PPP Suharso Monoarfa, mengaku termasuk yang terpesona oleh sosok Sarwo Edhie saat itu.

"Dulu waktu di Malang, usai penumpasan G30S/PKI, saya lihat Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo. Gagah sekali," kata mantan menteri perumahan rakyat era SBY itu.

sarwo edhie wibowo

Tanpa Sarwo Edhie Wibowo mungkin tak semulus ini Soeharto membangun Orde Baru. Sarwo sangat berjasa di hari-hari paling menentukan selepas G30S.

Tanggal 1 Oktober 1965, di saat belum jelas siapa kawan dan siapa lawan, RPKAD jadi satu-satunya pasukan yang bisa diandalkan Mayjen Soeharto. Mereka diberi tugas membebaskan RRI dari tangan pasukan komunis dan menguasai Halim.

Sarwo Edhie dan pasukannya pula yang mencari dan menemukan lubang tempat para pahlawan revolusi berada di Lubang Buaya. Beruntung mereka mendapat bantuan dari agen polisi Sukitman. Seorang polisi yang kebetulan ikut diculik gerombolan Letkol Untung tapi tak dieksekusi.

Setelah kekuatan PKI di Jakarta dibereskan, Sarwo Edhie dan pasukannya bergerak ke Jawa Tengah. Tanggal 19 Oktober 1965, dia sampai di Semarang.

Saat itu kekuatan PKI di Jawa Tengah masih kuat. Massa PKI dan pendukungnya masih berani melakukan perlawanan. Di berbagai kota, Sarwo selalu menggelorakan semangat rakyat untuk bergerak melawan PKI.

"Jangan berikan leher kalian secara gratis pada PKI. Kalian lawan PKI. Jika kalian takut, ABRI berada di belakang kalian. Jika kalian merasa tidak mampu, ABRI bersedia melatih," kata Sarwo disambut sorak sorai massa.

Ucapan Sarwo Edhie benar-benar dilakukan. RPKAD melatih pemuda-pemuda maupun aktivis ormas antikomunis. Rakyat ikut bangkit melawan PKI.

Merekalah yang kelak menjadi jagal bagi para anggota PKI, atau simpatisan, atau orang yang dituding sebagai PKI.

Saat Sarwo kembali ke Jakarta, dia merebut hati pelajar dan mahasiswa antikomunis. Sarwo pula memberi jaminan keamanan bagi para aktivis mahasiswa yang berdemo. Pasukan elite baret merah menyamar menjadi orang sipil untuk mengawal para mahasiswa. Para preman bayaran yang akan menyerang mahasiswa pun tak berani bergerak.

"Pak Sarwo sangat dekat dengan mahasiswa. Banyak mahasiswa menemui Pak Sarwo di Cijantung (markas RPKAD). Pak Sarwo juga perintahkan lindungi adik-adik mahasiswa ini," kata Maman (82), mantan anak buah Sarwo Edhie.

Berita soal Sarwo nyaris muncul setiap hari di koran. Sebagian besar berisi pujian atas prestasinya menumpas PKI.

Namun kepopuleran Sarwo rupanya tak disukai sang atasan. Konon tak boleh ada matahari kembar yang membayangi Jenderal Soeharto. Saat karirnya sedang sangat cemerlang, mulai ada upaya untuk membuangnya.

Betapa terkejutnya Sarwo saat mendengar desas-desus dia akan dijadikan duta besar di Rusia. Semua orang tahu Sarwo adalah penumpas komunis. Kini dia diceburkan di negara yang berpaham komunis. Ini seperti sebuah ledekan buat dirinya.

Ani Yudhoyono menceritakan ayahnya sempat terpukul saat mendengar hal itu. Dia melihat Sarwo banyak melamun di depan rumah.

"Suatu hari aku sempat mendengar Papi bicara pada ibu 'kalau aku memang mau dibunuh, bunuh saja. Tapi jangan membunuh aku dengan cara seperti ini'," kata Ani menirukan sang ayah dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit.

Sarwo akhirnya memang tak jadi dijadikan duta besar di Moskow. Namun dia tak pernah mencapai posisi puncak sebagai seorang militer.

Firasat akan dibuang sebenarnya sudah dirasakan Sarwo. Saat menjadi Panglima di Irian, Sarwo berkisah pada Jenderal Hoegeng, yakin tak akan lama lagi dirinya akan dicopot Soeharto.

Soeharto mendengar desas-desus Sarwo Edhie mau menggalang kekuatan untuk mendongkel Soeharto.

"Padahal saya tak melakukan apa-apa, dan tak merencanakan apa-apa," kata Sarwo Edhie pada Hoegeng dengan nada sedih.

Soeharto kemudian mengirim Sarwo menjadi Duta Besar di Korea Selatan dan akhirnya memarkir sang jenderal menjadi Kepala BP7 yang mengurusi ceramah dan propaganda soal Orde Baru dan Pancasila. Sungguh bukan tempat yang cocok untuk seorang perwira militer dengan pengalaman tempur seperti Sarwo.

Meminjam istilah wartawan senior Julius Pour, Sarwo Edhie Wibowo ibarat cerita wayang. Dimasukan kembali ke kotaknya setelah lakonnya berakhir. Sarwo tak sendiri, sejumlah jenderal pembangun Orde Baru yang lain merasakan hal serupa. Dibuang sang dalang setelah lakon mereka selesai.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.

Baca Selengkapnya
Momen Hangat Prabowo Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto

Momen Hangat Prabowo Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto

Momen Hangat Prabowo Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto

Baca Selengkapnya
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Menegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jarang Tersorot, 8 Foto Kebersamaan Anak Presiden Soeharto Yang Hangat Sampai Kakek Nenek

Jarang Tersorot, 8 Foto Kebersamaan Anak Presiden Soeharto Yang Hangat Sampai Kakek Nenek

Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Presiden Soeharto di Jerman, Sosok Didit Anak Prabowo-Titiek dengan Rambut Tebal Belah Tengah Jadi Sorotan

Momen Lawas Presiden Soeharto di Jerman, Sosok Didit Anak Prabowo-Titiek dengan Rambut Tebal Belah Tengah Jadi Sorotan

Potret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.

Baca Selengkapnya
Golkar 'Hidupkan' Lagi Soeharto Lewat AI Jelang Pemilu 2024, Ini Alasannya

Golkar 'Hidupkan' Lagi Soeharto Lewat AI Jelang Pemilu 2024, Ini Alasannya

Video Soeharto itu diunggah dalam akun medsos miliknya @erwinaksa.id.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.

Baca Selengkapnya
Ungkapan Hati Titiek Soeharto Usai Prabowo Dinyatakan Menang Pilpres, Ini Doa yang Dipanjatkannya buat Mas Bowo

Ungkapan Hati Titiek Soeharto Usai Prabowo Dinyatakan Menang Pilpres, Ini Doa yang Dipanjatkannya buat Mas Bowo

Kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 sontak membuat Titiek Soeharto bahagia dan mengungkap isi hatinya.

Baca Selengkapnya