Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Luka Pilpres bersemi di Pilgub DKI

Luka Pilpres bersemi di Pilgub DKI Debat Pilgub DKI 2017. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Dari 101 Pilkada serentak yang digelar hari ini, namun energi terbesar hanya di Pilgub DKI. Padahal selain DKI, ada 6 Pilgub lainnya, 18 Pilwalkot dan 76 Pilbup. Panasnya Pilgub DKI seolah mengulang Pilpres 2014 lalu.

Banyak yang menyebut Pilgub DKI tahun ini paling panas. Bahkan tidak sedikit berujar, Pilgub DKI rasa Pilpres.

Pernyataan ini tak sepenuhnya salah. Tokoh-tokoh nasional yang bertarung mati-matian di Pilpres nyatanya juga ikut memanaskan Pilgub DKI. Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung membela mati-matian para jagoannya untuk menduduki kursi DKI 1.

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menyebut luka yang timbul dalam Pilpres tahun 2014 masih belum kering tetapi kini ditambah lagi dengan Pilgub DKI. Pilpres dan Pilgub DKI memiliki polarisasi yang sama.

"Luka warisan di Pilpres kemarin belum selesai, belum sembuh ditambah lagi Pilgub DKI," ujar Ray kepada merdeka.com, Selasa (14/2).

Menurut Ray, meski ada tiga pasangan calon yang bertarung di Pilgub DKI, namun sebenarnya hanya ada dua kubu yang bertarung. Kubu Ahok dan anti Ahok. Pendukung pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandiaga berada di satu sisi yang sama. Kubu kedua adalah pasangan Ahok-Djarot.

sby megawati prabowo

SBY-Megawati-Prabowo ©2017 Merdeka.com

Bagi pendukung Agus-Sylvi, bila Pilgub DKI dimenangkan oleh pasangan Anies-Sandiaga tidak terlalu masalah. Begitu juga sebaliknya, pendukung Anies-Sandiaga pun bisa legowo menerima kekalahan dari pasangan Agus-Sylvi. Namun kedua pendukung ini akan sulit menerima bila pasangan Ahok-Djarot yang menang. Sedangkan bagi pendukung pasangan nomor urut dua, Ahok-Djarot harus menang. Mereka juga tidak mudah menerima bila Agus-Sylvi atau Anies-Sandiaga yang jadi gubernur DKI.

"Meski di Pilgub DKI ada 3 pasangan calon, tetapi polarisasinya cuma dua. Kubu Ahok dan Non Ahok. Demokrat di Pilpres pun ada, hanya saja tidak dominan. Nah sekarang kubu Partai Demokrat ini juga dominan," ujarnya.

Pilgub DKI batu loncatan di Pilpres

Panas Pilgub DKI tidak bisa lepas dari 3 faktor. Adu gengsi, ideologi dan sentimen agama. Tiga hal inilah yang membuat Jakarta memanas 4 bulan terakhir.

"Yang ada di pikiran para tokoh negeri ini, menguasai Jakarta berarti menguasai Indonesia. Adu gengsi, ideologi bahkan sampai agama. Padahal ini tidak benar," kata Ray.

Salah satu yang membuat Pilgub DKI dilirik, karena dari ajang ini menjadi batu loncatan menuju tangga Pilpres 2019. Ketiga kandidat yang bertarung di Pilgub DKI kali ini dinilai akan memiliki sumbangsih besar di Pilpres.

megawati di konser gue 2

Megawati di Konser Gue 2 ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Ahok misalnya, bila menang dia bisa saja menjadi cawapres duet dengan Jokowi. Hal ini terlihat ketika Ahok ogah menjawab pertanyaan moderator Ira Kusno dalam debat perdana yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Saat dilempar pertanyaan komitmen para pasangan untuk tidak maju di 2019, Ahok tak mau menjawab dan malah Djarot yang berdiri.

"Pikiran kami curahkan untuk warga Jakarta. Kami adalah pelayan warga Jakarta dengan tulus. Jakarta adalah kota yang bisa kita banggakan," ujar Djarot di Hotel Bidakara, Jumat (13/1) lalu.

Ahok tentu punya peluang maju di Pilpres 2019 jika kembali terpilih sebagai gubernur DKI. Meski demikian, Ahok menyatakan dirinya tidak akan maju di Pilpres 2019 sebagai capres.

"Ini gubernur berapa enggak tahu, selesai atau tidak, jangan khawatir bukan capres," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (11/2). Namun bagaimana dengan cawapres? Ahok memang diproyeksikan sebagai cawapres bukan capres dan pertanyaan ini belum pernah dijawab Ahok secara lugas.

Selain Ahok, Prabowo yang mengusung pasangan Anies-Sandiaga juga pandangan bahwa Pilgub DKI kunci untuk bisa menang di Pilpres. Prabowo menyatakan kemenangan pasangan calon nomor urut tiga ini bakal membawa mempengaruhi Pilpres 2019.

"Saudara-saudara, kalau kalian ingin saya jadi presiden di 2019, kalian harus memenangkan Anies-Sandi menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kalian harus kerja keras," kata Prabowo saat orasi di Lapangan Banteng, Minggu (5/2) lalu.

prabowo di gor prisma sport club

Prabowo di GOR Prisma Sport Club ©2017 Merdeka.com/anisyah

Sementara bagi Demokrat, Agus bisa saja menjadi kuda hitam di Pilpres 2019. Bila bisa mengalahkan Ahok, tentu bukan hal yang mustahil putra sulung SBY itu akan mengikuti jejak Jokowi untuk naik peringkat menjadi presiden.

"Kalau Ahok tidak mengubah strategi, maka Ahok akan tergusur. Agus menang dan disiapkan akan running di 2019. Capres termuda, mengikuti jejak Obama, seperti yang dirintis Anas Urbaningrum, tapi kurang mendapat dukungan yang kuat sehingga tergusur," ujar Marzuki Ali beberapa waktu lalu.

Menurut mantan kader Demokrat itu, tidak mungkin SBY akan mengorbankan anaknya untuk kompetisi tanpa perhitungan yang matang. Menurutnya, SBY selalu mempergunakan survei yang kredibel untuk memutuskan sesuatu yang terkait dengan isu publik. Namun jika Agus kalah di Pilgub, SBY masih menyiapkan strategi lain. Agus nantinya akan memimpin Partai Demokrat.

sby di kampanye agus sylvi

SBY di kampanye Agus-Sylvi ©2017 merdeka.com/rizky erzi andwika

"Tidak ada yang kalah dalam perhitungan SBY. Orang hebat karena punya 1001 alternatif," imbuhnya.

Lalu siapa yang bakal menjadi pemenang di Pilgub DKI? Hari ini warga Jakarta yang menentukannya. Selamat memilih.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ingin Maju Pilgub Kaltara, Ketum Prabowo Mania Klaim Dapat Dukungan Jokowi

Ingin Maju Pilgub Kaltara, Ketum Prabowo Mania Klaim Dapat Dukungan Jokowi

Ingin Maju Pilgub Kaltara, Ketum Prabowo Mania Klaim Dapat Dukungan Jokowi

Baca Selengkapnya
Prabowo Janji Lindungi Semua Suku dan Agama Jika Menang Pilpres 2024

Prabowo Janji Lindungi Semua Suku dan Agama Jika Menang Pilpres 2024

Prabowo bertekad menjadi pemimpin yang mengayomi seluruh rakyat Indonesia jika menang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara

LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara

Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI

Ini Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI

Partai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

Baca Selengkapnya
Ditanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang

Ditanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang

Aziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.

Baca Selengkapnya
Kaesang Pangarep Nyoblos Pilpres 2024 di DKI: Saya Orang Jakarta

Kaesang Pangarep Nyoblos Pilpres 2024 di DKI: Saya Orang Jakarta

Berdasarkan PKPU Nomor 3 Tahun 2022, pencoblosan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden atau Pilpres 2024 akan diselenggarakan pada Rabu 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Temui Elite Politik Nasional, Prabowo Ambil Jalan Rekonsiliasi Pasca Pilpres

Temui Elite Politik Nasional, Prabowo Ambil Jalan Rekonsiliasi Pasca Pilpres

Salah seorang elite Gerindra menyebut Prabowo yang sudah ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2024 memilih jalan Rekonsiliasi.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Koalisi Ganjar-Mahfud Usai Prabowo Menang Pilpres 2024

Begini Kondisi Koalisi Ganjar-Mahfud Usai Prabowo Menang Pilpres 2024

Keadaan politik berkembang dinamis usai KPU mengumumkan hasil Pilpres.

Baca Selengkapnya
Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Tidak cukup waktu untuk melakukan pemakzulan Jokowi sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan.

Baca Selengkapnya