Pasutri Ini Tinggalkan Gaji Dua Digit, Nekat Jual Semua Aset untuk Pulkam dan Umrahkan Ortu, Kini Sukses Jadi Juragan Slondok
Kehidupan pasutri ini di rantau sudah terbilang serba cukup, tapi mereka memilih menjual seluruh aset demi bisa berkumpul dengan keluarga
Kehidupan pasutri ini di rantau sudah terbilang serba cukup, tapi mereka memilih menjual seluruh aset demi bisa berkumpul dengan keluarga
Pasutri Ini Tinggalkan Gaji Dua Digit, Nekat Jual Semua Aset untuk Pulkam dan Umrahkan Ortu, Kini Sukses Jadi Juragan Slondok
Budi Pramono dan sang istri punya kehidupan karier sukses saat merantau ke Tarakan, Kalimantan Utara. Di sana, penghasilan Budi dari jualan parfum dan jeli mencapai Rp12 juta per bulan. Sementara sang istri adalah perawat di Rumah Sakit Pertamina.
-
Apa usaha pasutri Ciamis ini? Mereka membentuk UMKM dan menjual berbagai produk roti dan kue kering.
-
Kapan pasutri ini membuka usaha? 'Usaha ini bernama Dapur CK dan Kool Kedai yang berdiri beriringan yang hadir di tahun 2017,' tambah Delli.
-
Bagaimana cara orang Blitar pindah? Mengutip Instagram @blitar.heritage, lebih dari 2.000 warga dari perdesaan miskin di Blitar diboyong pemerintah kolonial menuju Sumatra.
-
Bagaimana warga Desa Kedung Glatik mencari nafkah? Ia mengatakan, warga setempat menggantungkan perekonomian pada hasil hutan.
-
Kenapa Cak Kartolo menjual rumahnya? Sejak sebelum pandemi Covid-19, Cak Kartolo sudah berniat menjual rumahnya. Hasil penjualan rumah dua lantai seluas 440 meter itu bakal digunakan untuk biaya pendidikan para cucunya.
-
Kenapa pasutri Ciamis ini resign? Bukan tanpa alasan pasutri asal Kecamatan Rancah tersebut memilih resign setelah menikah. Delli dan Aulia ingin bisa terus bersama di rumah, sembari menjalankan usaha makanan ringan.
Kehidupan pasutri itu di tanah rantau terbilang serba cukup. Mereka sudah memiliki sejumlah aset di sana. Suatu hari, kedua orang tua Budi meminta ia dan istrinya pulang kampung ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Di sanalah kedua orang tua dan anaknya tinggal. Selama merantau, Budi menitipkan anaknya dalam perawatan kakek neneknya. Menanggapi permintaan kedua orang tuanya, Budi dan sang istri sempat bimbang. Mereka khawatir kelak di kampung halaman apa yang bisa mereka kerjakan.
Orang tua Budi meyakinkan dirinya bahwa rezeki bisa didapat dari mana saja, tidak hanya di Tarakan. Budi dan istrinya pun mulai memikirkan serius rencana mereka pulang kampung.
(Foto: Pixabay IqbalStock)
Kondisi Anak
Keputusan pulang kampung diperkuat oleh satu momen menyentil. Saat itu, anak Budi tidak mau berbicara dengannya melalui telepon. Budi dan istrinya pun miris dengan kejadian itu. Mereka bertanya-tanya mau sampai kapan tinggal terpisah dengan si buah hati.
Modal NekatJual Seluruh Aset
Budi dan istrinya memutuskan menjual seluruh aset hasil kerja keras mereka selama merantau di Tarakan. Uangnya digunakan untuk modal usaha slondok atau keripik khas Jawa Timur, serta memberangkatkan umrah kedua orang tuanya.
Memberangkatkan umrah adalah salah satu bentuk kecil berterima kasih kepada orang tua. Tak pernah ada perjalanan hidup Budi yang lepas dari peran besar orang tua. Selama ia dan istrinya merantau, kedua orang tuanya mengambil alih peran pengasuhan anak yang seharusnya jadi kewajiban Budi dan sang istri.
Usaha slondok yang ia jalankan saat ini dan pasarnya sudah sampai ke luar kota pun tak lepas dari peran orang tua. Sang ibu mengajari Budi bagaimana menggoreng slondok agar hasilnya bagus.
Perjalanan Bisnis
Perjuangan
Awalnya, Budi berjualan di pasar.Setiap jam 03.00 WIB, ia berangkat ke pasar bersama sang ibu. Mereka berdua jualan di pinggir jalan karena tidak punya toko. Melihat sang ibu dengan usianya yang sudah lansia, Budi akhirnya berhenti jualan di pasar.
Berbekal kemampuan pemasaran yang dimilikinya selama di perantauan, Budi berkeliling untuk mencari toko-toko yang bisa diajak kerja sama. Saat itu, ia menerima penolakan-penolakan. Para pemilik toko sanksi apakah produk yang ditawarkan Budi bisa laku di toko.
"Saya kan yang jualan slondok matang pertama, dulu ditanya Rp5 ribu isinya sedikit apa laku dijual? Sekarang harganya Rp10 ribu aja orang keroyokan," ungkap Budi, dikutip dari YouTube Pecah Telur.