Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok
Berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkan sang putri, tetapi tak kunjung sembuh
wisata jatim![Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/26/1714100803935-uw3vbj.jpeg)
Berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkan sang putri, tetapi tak kunjung sembuh
![Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/26/1714100675351-p5o75.jpeg)
Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok
![Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/26/1714100922198-fnch5.jpeg)
Dewi Sekartaji merupakan putri Lembu Amiseno, Raja Kediri yang berkuasa di sekitar abad ke-11 atau
abad ke-12. Putri raja yang berparas cantik ini juga dikenal dengan nama Roro Kuning.
-
Kenapa Air Terjun Roro Kuning dinamai seperti itu? Legenda Penamaan air terjun "Roro Kuning" berasal dari dua tokoh, yaitu Ruting dan Roro Kuning. Ruting adalah Dewi Kilisuci, sementara Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Apa yang unik dari Air Terjun Roro Kuning Nganjuk? Berbeda dari air terjun pada umumnya, Air Terjun Roro Kuning merambat pada bebatuan.(Foto: Instagram @silljeonn)
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Sakit
Suatu hari, Roro Kuning mengidap penyakit gondok serta penyakit kulit.
Pihak Kerajaan Kediri melakukan berbagai cara
untuk menyembuhkan sang putri, tapi hasilnya nihil.
Demi mengupayakan kesembuhannya, Roro Kuning ditemani sang kakak, Dewi Kilisuci mengembara melintasi kawasan hutan dari Kediri menuju ke Gunung Wilis, Desa Bajulan, Kabupaten Nganjuk.
![Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/26/1714101137386-bxf7i.jpeg)
![Sisi Lain Dewi Sekartaji, Putri Raja Kediri yang Mengidap Penyakit Kulit dan Gondok](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/26/1714101269220-urvbsj.jpeg)
Mengutip Instagram @pesona.indonesia, Kamis (25/4/2024), kedua putri raja ini terpesona dengan air yang mengalir bak air terjun. Air itu mengalir dari bebatuan di sela-sela tanaman hutan.
- Remaja Putri di Jambi Tewas Ditikam Mantan Ayah Tiri, Ibunya Terluka Parah
- Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
- Melihat Sisi Baik dan Buruk Manusia dalam Pertunjukan Raja Dogar Garut, Libatkan 2 “Domba Raksasa”
- Ogok Manai, Hiasan Kepala Milik Perempuan Suku Mentawai Bak Mahkota Istimewa
- Jokowi Tugaskan Prabowo Hadir di KTT Bahas Situasi Gaza
- Kecewanya Warga Pekalongan Pemenang Doorprize Sepeda Motor, Hadiah Tak Kunjung Diterima walau Sudah Bayar Pajak
Sembuh
Di sela-sela waktu istirahat, Roro Kuning dan Dewi Kilisuci bertemu
dengan Resi Darmo dari Padepokan Ringin Putih di Desa Bajulan.
Sang resi memberi obat dan merawat Roro Kuning. Berkat tangan dingin Resi Darmo, Roro Kuning berangsur-angsur sembuh.
![Ritual Mandi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/26/1714101515754-2w6tu.jpeg)
Ritual Mandi
Sembuh dari sakitnya, Roro Kuning memutuskan menetap di Desa Bajulan,
Nganjuk. Ia juga selalu melakukan ritual mandi
di air terjun yang ada di sana. Saat ini, air terjun tersebut dikenal sebagai Air Terjun Roro Kuning.
Versi Lain
Mengutip situs resmi Warisan Budaya Kemdikbud RI, ada versi kisah lain tentang Air Terjun Roro Kuning.
Awalnya, Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun menemani pelarian kakaknya yaitu Dewi Kilisuci yang menolak dipersunting seorang raja. Sang putri melarikan diri ke tengah hutan di lereng Gunung Wilis.
Sesampainya di tengah hutan, Dewi Sekartaji sakit. Dewi Kilisuci pergi mencari obat untuk adiknya. Sayangnya, dalam perjalanan kembali, Dewi Kilisuci terperosok dan tidak berhasil bertemu adiknya lagi.
Dewi Sekartaji yang sakit ditemani Panji Asmorobangun. Selang beberapa saat Dewi Sekartaji sembuh dari sakitnya.
Saat hendak mencari kakaknya, Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun tersesat di kawasan lereng Gunung Wilis sebelah timur, hingga mendekati Desa Bajulan.
Di tempat tersebut mereka tidak mendapat godaan. Akhirnya mereka menetap di tempat itu hingga akhir hayatnya.
Air terjun yang konon pernah ditempati oleh Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun tersebut terkenal dengan nama Air Terjun Roro Kuning.