Sensasi Menjelajah Museum Kematian Unair, Pamerkan Kisah Kematian Unik dari Seluruh Penjuru Dunia
Melihat koleksinya bikin pengunjung auto ingat mati
Melihat koleksinya bikin pengunjung auto ingat mati
Museum Etnografi Kematian yang berada di lingkungan FISIP Universitas Airlangga (Unair) ini bisa jadi pilihan wisata edukatif di Surabaya. Di sini, pengunjung bisa tahu beragam kisah kematian unik dari seluruh penjuru dunia.
Museum ini berdiri pada 25 September 2005, bertepatan dengan didirikannya Departemen Antropologi FISIP Unair. Adapun latar belakang pendirian museum dikarenakan salah satu pemrakarsa Antropologi FISIP Unair, Adi Sukadana punya banyak koleksi karena ia sering melakukan penggalian dalam konteks Antropologi ragawi.
Temuan-temuan tersebut akhirnya dikumpulkan dan disimpan di Departemen Antropologi. Selanjutnya didirikanlah Museum Etnografi Kematian.
Mengutip situs museoetno.fisip.unair.ac.id, selama hampir 10 tahun Museum Etnografi Kematian tidak dibuka untuk umum dan dikhususkan bagi mahasiswa Antropologi saja. Pada tahun 2015, Museum Etnografi Kematian mendapat bantuan renovasi dan rekoleksi dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Museum Kemendikbud. Usai renovasi pertama dilakukan pada akhir tahun 2015, Museum Etnografi resmi dibuka kembali oleh Dirjen Kebudayaan Dr. Hilmar Farid pada 21 Maret 2016.
Pada tahun 2016 dan 2017, Museum Etnografi Kematian kembali mendapatkan hibah renovasi. Kini, koleksinya makin lengkap dengan ruang nyaman, serta sarana prasarana pendukung lain.
Museum ini menampilkan beragam tata cara pemakaman dengan suasana cukup suram. Di sini, pengunjung bisa menyimak kisah beragam upacara kematian di Nusantara.
Kematian tidak hanya bagian penting dalam kehidupan. Ada kalanya upacara kematian butuh biaya sangat banyak. Museum ini menampilkan model pemakaman di nusantara, kisah kematian unik dari penjuru dunia, keterangan tentang mati suri, dan lain sebagainya. Pengunjung tak perlu takut karena informasi kematian di sini disajikan dalam bentuk potret budaya dan tidak menyeramkan. Bagaimana masyarakat memperlakukan anggotanya yang meninggal, bagaimana nasib raga setelah mati, bagaimana cara mengidentifikasi kembali, bagaimana melacak kehidupan masa lampau, hingga perkembangan fisik dan persebarannya.
Mengutip Instagram @info_surabaya, Museum Etnografi kematian bisa dikunjungi gratis oleh siapapun. Jam operasionalnya yakni pada Senin hingga Jumat pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Museum ini buka mulai jam 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pengunjung juga bisa datang secara rombongan dengan cara melakukan reservasi terlebih dahulu kepada pihak pengelola.
Awal mula kemunculan kereta api di Sawahlunto tak lepas dari aktivitas pertambangan batu bara yang berguna sebagai sarana transportasi.
Baca SelengkapnyaTarian ini pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek Kudus pada 3 Oktober 1986.
Baca SelengkapnyaLokomotif ini diklaim tertua di Indonesia. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenalkan sosok Pak Tino pada pemuda generasi sekarang.
Baca SelengkapnyaLukisan 78 suku bangsa yang dipajang di Museum Nasional itu menyihir mata nyaris setiap pengunjung
Baca SelengkapnyaKematian N bermula ketika anaknya tak kunjung kembali ke rumah setelah berpamitan ke rumah majikan tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaAda yang ditemukan di bawah kebun anggur hingga saluran air.
Baca SelengkapnyaMuseum ini eks kediaman Sultan Paser Aji Tenggara pada 1844-1873, lalu digunakan sebagai istana kesultanan pada masa kepimpinan Sultan Ibrahim Khaliludin.
Baca SelengkapnyaGeopark Meratus disebut menyimpan banyak keajaiban alam.
Baca Selengkapnya