Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyebab Kejang pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Kenali Ciri-cirinya

Penyebab Kejang pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Kenali Ciri-cirinya ilustrasi kejang. ©medicalddx.com

Merdeka.com - Kejang pada anak merupakan salah satu kondisi yang paling ditakuti setiap orang tua. Situasi ini seringkali dihubungkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental sebagai efeknya. Namun, apakah benarkah demikian?

Penyebab kejang pada anak yang disertai dengan demam diduga dapat terjadi karena kenaikan drastis pada temperatur tubuh. Umumnya disebabkan oleh infeksi dan merupakan respons dari otak terhadap demam yang biasanya terjadi di hari pertama demam. Pada umumnya, kejang demam pada anak dialami bayi usia 6 bulan hingga anak usia 5 tahun.

Kejang yang disertai demam pada anak sering dihubungkan dengan meningkatnya risiko epilepsim juga hubungannya dengan kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan pada anak (sudden unexplained death in childhood/SUDC). Tapi, ini tidak terbukti. Faktanya, sebagian besar kejang demam pada anak tidak memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko kematian di masa kanak-kanak ataupun dewasa.

Sebagian besar kasus kejang demam tidak memiliki dampak jangka panjang. Kejang demam sederhana tidak akan menyebabkan kerusakan otak, kesulitan belajar, ataupun gangguan mental. Selain itu, kejang demam juga tidak menjadi indikasi penyakit epilepsi pada anak, yaitu kecenderungan kejang berulang akibat sinyal elektrik abnormal dalam otak.

Agar Anda lebih memahami bagaimana penyebab kejang khususnya pada anak-anak, berikut ini kami telah rangkum untuk Anda penyebab kejang pada anak-anak serta ciri-cirinya yang dilansir dari Alodokter.com

Penyebab Kejang pada Anak

Biasanya, penyebab kejang pada anak yang disertai demam pada sebagian besar kasusnya berhubungan erat dengan demam tinggi akibat infeksi virus flu, infeksi telinga, cacar air, atau tonsilitis (radang amandel).

Selain hal itu, kejang demam pada anak juga relatif lebih sering terjadi pasca imunisasi, seperti DPT/Td (Diphteri-Pertussis-Tetanus/vaksin ulangannya), dan MMR (Mumps-Measles-Rubella). Meski demikian, bukan vaksin yang menjadi penyebab kejang demam, melainkan karena demam yang dialami anak.

Faktor genetik juga meningkatkan kecenderungan terjadinya kejang demam. Satu dari tiga anak yang mengalami kejang demam kompleks memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kejang demam.

Setelah terjadi sekali, kejang demam bisa saja terulang, terutama jika:

Terdapat anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat kejang demam. Kejang demam terjadi pertama kali sebelum anak berusia 1 tahun. Anak mengalami kejang padahal suhu tubuhnya saat demam tidak begitu tinggi. Periode antara anak mulai demam dengan waktu kejang tergolong singkat

Kabar baiknya, hampir semua anak dapat pulih seperti semual setelah dia mengalami kejang yang disertai dengan demam.

Ciri-ciri Kejang pada Anak

Pada umumnya, penyebab kejang pada anak yang disertai dengan demam biasanya akan menunjukkan gejala-gejala yang dapat kita kenali. Mulai dari ringan seperti menatap dengan melotot, hingga yang berat seperti gerakan tubuh menyentak-nyentak dengan hebat atau otot-otot menjadi kencang dan kaku.

Pada umumnya, saat kejang demam, anak akan mengalami kondisi sebagai berikut:

Hilang kesadaran dan berkeringat. Tangan dan kakinya kejang. Demam tinggi, lebih dari 380C. Terkadang keluar busa dari mulutnya atau muntah. Matanya terkadang juga akan terbalik. Setelah reda, terlihat mengantuk dan tertidur.

Selain itu, berdasarkan durasinya, kejang demam pada anak dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kejang demam sederhanaPaling umum terjadi, dengan durasi kejang beberapa detik hingga kurang dari 15 menit. Kejang yang terjadi pada seluruh bagian tubuh ini tidak akan terulang dalam periode 24 jam.

Kejang demam kompleksTerjadi lebih dari 15 menit pada salah satu bagian tubuh dan dapat terulang dalam 24 jam.

Cara Penanganan Kejang pada Anak

Penting untuk tetap tenang saat menangani kejang demam pada anak. Pada umumnya, kejang terjadi di awal masa demam anak. Memberikan obat penurun panas kepadanya seperti paracetamol atau ibuprofen, hanya bermanfaat membuat anak lebih nyaman dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, tapi tidak mencegah timbulnya kejang demam itu sendiri.

Hindari pemberian aspirin karena dapat berisiko memicu terjadinya sindrom Reye pada sebagian anak dan dapat berujung kematian. Obat diazepam, lorazepam, dan clonazepam dapat diresepkan oleh dokter jika anak mengalami kejang demam kompleks atau kejang berulang.

Jika kejang pada anak nantinya terjadi untuk kedua kalinya saat Anda belum berada di rumah sakit atau dokter, langkah yang perlu Anda lakukan adalah:

Jangan tahan gerakan kejang anak Anda. Namun letakkan ia di permukaan yang aman seperti pada karpet di lantai. Untuk menghindari tersedak, segera keluarkan jika ada sesuatu di dalam mulutnya saat ia kejang. Jangan taruh obat dalam bentuk apa pun di dalam mulutnya saat anak sedang kejang. Untuk mencegah agar ia tak menelan muntahnya sendiri, letakkan ia menyamping, bukan telentang dengan salah satu lengan berada di bawah kepala yang juga dimiringkan ke salah satu sisi. Hitung durasi kejang demam. Panggil ambulans atau segera bawa ke instalasi gawat darurat (IGD) jika kejang terjadi lebih dari 10 menit. Tetaplah berada di dekatnya untuk menenangkannya. Pindahkan benda tajam atau berbahaya dari sekitarnya. Longgarkan pakaiannya.

(mdk/raf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu

Penyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu

Melihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar

Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar

Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.

Baca Selengkapnya
Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara

Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara

Melantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.

Baca Selengkapnya
5 Penyebab Munculnya Jerawat di Badan yang Jarang Disadari

5 Penyebab Munculnya Jerawat di Badan yang Jarang Disadari

Penyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.

Baca Selengkapnya
Anak Korban Bunuh Diri Satu keluarga di Malang dapat Pendampingan Psikologis

Anak Korban Bunuh Diri Satu keluarga di Malang dapat Pendampingan Psikologis

Untuk memastikan kondisi anak dan memberikan pendampingan psikologis dampak peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Anak Suka Mengisap Jempol dan Cara Ampuh Menghentikannya

Penyebab Anak Suka Mengisap Jempol dan Cara Ampuh Menghentikannya

Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh banyak anak adalah mengisap jari khususnya pada bagian jempol.

Baca Selengkapnya