Mengenang Jembatan Merah Surabaya, Lalu Lintas Utama di Masa Penjajahan Belanda
Merdeka.com - Hampir setiap sudut Kota Surabaya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Salah satu yang ikonik yakni Jembatan Merah di Jalan Kembang, Surabaya, Jawa Timur.
Sekilas, jembatan ini tampak tak ada bedanya dengan jembatan-jembatan pada umumnya. Hanya jembatan berwarna merah. Siapa sangka, jembatan ini dulu menjadi lalu lintas utama perdagangan di masa penjajahan Belanda.
Pembangunan Jembatan
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Jembatan Merah dibangun atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda.
Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial sekaligus menjadi jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu, sebagaimana dikutip dari eastjava.com.
Lokasi Penting
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Dikutip dari liputan6.com, pada masa penjajahan jembatan merah dianggap sebagai lokasi penting. Pasalnya, kawasan ini menjadi satu-satunya akses transportasi perdagangan yang melewati Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya.
Jembatan ini juga menjadi bukti Belanda menguasai sebagian wilayah Surabaya. Saat itu, penjajah Belanda meminta hak klaim atas beberapa daerah pantai utara di Surabaya yang dianggapnya komersil.
Salah satunya adalah kota pelabuhan Surabaya yang dianggap sangat berpotensi. Hasilnya, Surabaya memang menjadi kota dagang tersibuk yang dikuasai oleh penjajah Belanda.
Saksi Pertempuran
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Selain itu, pada 10 November 1945, Jembatan Merah juga menjadi saksi dari pertempuran rakyat Surabaya-Indonesia melawan Sekutu dan Belanda. Pasalnya, mereka hendak menguasai kembali Surabaya.
Jembatan Merah merupakan jembatan legendaris yang menjadi saksi bisu salah satu pertempuran paling seru di Jawa, yakni antara arek-arek Surabaya dengan para penjajah.
Sekitar tahun 1890-an, Belanda melakukan renovasi besar-besaran terhadap Jembatan Merah. Pagar pembatas yang membatasi badan jembatan dengan sungai diganti. Dari yang sebelumnya berbahan kayu, kemudian diganti dengan besi. Warna merah dari jembatan tersebut menjadi ciri khasnya hingga sekarang.
Bangunan Bersejarah Lainnya
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Di sekitar Jembatan Merah, terdapat beberapa bangunan peninggalan Belanda lain yang masih difungsikan. Bangunan-bangunan itu tepatnya berada di sisi selatan Jembatan Merah.
Selain itu, ada pula pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yang mengabadikan nama jembatan bersejarah ini, yakni Jembatan Merah Plaza.
Jembatan Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda. Oleh karena itu, Jembatan Merah adalah warisan penting bagi sejarah Indonesia.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaDulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaJaksa Terlibat Kecelakaan Beruntun di Surabaya, Sempat Kabur Dikejar Massa
Seorang jaksa di Kejaksaan Negeri Tanjung Perak terlibat kecelakaan di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2) dini hari.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
Jembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaKisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaMomen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaTerbaik se-Asia Pasifik, Begini Sejarah Bandara Internasional Juanda Surabaya
Nama bandara ini diambil dari nama Perdana Menteri Indonesia terakhir
Baca Selengkapnya