Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketahui Ciri-Ciri Anak Autis yang Perlu Diwaspadai, Kenali Sejak Dini

Ketahui Ciri-Ciri Anak Autis yang Perlu Diwaspadai, Kenali Sejak Dini Ilustrasi Autisme. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Autisme adalah gangguan perkembangan yang secara umum tampak di tiga tahun pertama kehidupan anak. Gangguan ini berpengaruh pada komunikasi, interaksi sosial, imajinasi dan sikap (Wright, 2007: 4).

Menurut Yuwono (2009:26), autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autistik muncul pada usia sebelum 3 tahun.

Muhammad (2008:103) seperti yang dikutip dalam publikasi uin-malang.ac.id menyatakan bahwa anak autisme sering menimbulkan kekeliruan bagi pengasuhnya karena mereka kelihatan normal tetapi memperlihatkan tingkah laku dan pola perkembangan yang berbeda. Pemahaman dan tanggapan yang salah terhadap keadaan ini, akan menghambat perkembangan anak yang serius dalam semua bidang, terutama dalam bidang kemampuan sosial dan komunikasi.

Dari beberapa definisi tersebut, disimpulkan bahwa autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif yang secara menyeluruh mengganggu fungsi kognitif dan mempengaruhi kemampuan bahasa, komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan-gangguan ini seringnya saling berkaitan sehingga semuanya dapat digambarkan sebagai tiga serangkai.

Gejala lain yang muncul antara lain berupa kehidupan dalam dunia tanpa menghiraukan dunia luar. Berikut penjelasan selengkapnya beserta ciri-ciri anak autis yang perlu diketahui:

Pengertian Autis

Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya.

Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. Disamping itu autis juga merupakan suatu gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya, gangguan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi (Mulyati, 2010).

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan, gangguan pemahaman pervasif, dan bukan suatu bentuk penyakit mental (Peeters, 2012). Autis merupakan gangguan pada perkembangan interaksi sosial, komunikasi serta munculnya perilaku-perilaku berulang yang tidak mempunyai tujuan.

Autis bisa muncul mengikuti retardasi mental namun bisa juga tidak. Selain itu autis itu sendiri tidak memiliki keterkaitan dengan kecerdasan walaupun sering ditemukan kemampuan verbal lebih rendah daripada yang lain (Suryaningrum, Ingarianti, & Anwar, 2016). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa autis merupakan gangguan pada perkembangan, baik itu komunikasi, interaksi sosial maupun emosi yang ditandai dengan munculnya perilaku yang berulang.

Penyebab Anak Autis

Seorang ahli embrio bernama Patricia Rodier menyebutkan bahwa gejala autis disebabkan karena terjadinya kerusakan jaringan otak. Peneliti lain menyebutkan karena bagian otak untuk mengendalikan memori dan emosi menjadi lebih kecil dari anak normal (Suteja, 2014). Seiring dengan  perkembangan jaman, berkat alat kedokteran yang semakin canggih dan diperkuat dengan autopsy, ditemukan beberapa penyebab autisme, antara lain:

1. Faktor neurobilogis

Gangguan neurobiologist pada susunan saraf pusat (otak). Biasanya, gangguan ini terjadi dalam tiga bulan pertama masa kehamilan, bila pertumbuhan sel-sel otak di beberapa tempat tidak sempurna (Maulana, 2007:19).

2. Masalah genetik

Menurut Maulana (2007:19) Faktor genetik juga memegang peranan kuat, dan ini terus diteliti. Pasalnya, banyak manusia mengalami mutasi genetik yang bisa terjadi karena cara hidup yang semakin modern (penggunaan zat kimia dalam kehidupan sehari-hari, faktor udara yang semakin terpolusi). Beberapa faktor yang juga terkait adalah usia ibu saat hamil, usia ayah saat istri hamil, serta masalah yang terjadi saat hamil dan proses kelahiran (Ginanjar, 2008).

3. Masalah selama kehamilan dan kelahiran

Masalah pada masa kehamilan dan proses melahirkan, resiko autisme berhubungan dengan masalah-masalah yang terjadi pada masa 8 minggu pertama kehamilan. Ibu yang mengkonsumsi alkohol, terkena virus rubella, menderita infeksi kronis atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang diduga mempertinggi resiko autisme. Proses melahirkan yang sulit sehingga bayi kekurangan oksigen juga diduga berperan penting. Bayi yang lahir premature atau punya berat badan dibawah normal lebih besar kemungkinnanya untuk mengalami gangguan pada otak dibandingkan bayi normal (Ginanjar, 2008).

5. Keracunan logam berat

Keracunan logam berat merupakan kondisi yang sering dijumpai ketika anak dalam kandungan. Keracunan logam seperti timbal, merkuri, cadmium, spasma infantile, rubella kongenital, sclerosis tuberosa, lipidosis serebral, dan anomaly komosom X rapuh. Racun dan logam berat dari lingkungan, berbagai racun yang berasal dari pestisida, polusi udara, dan cat tembok dapat mempengaruhi kesehatan janin. Penelitian terhadap sejumlah anak autis menunjukkan bahwa kadar logam berat (merkuri, timbal, timah) dalam darah mereka lebih tinggi dibandingkan anak-anak normal (Veskarisyanti, 2008: 17).

6. Terinveksi virus

Lahirnya anak autistik diduga dapat disebabkan oleh virus seperti rubella, toxoplasmosis, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahan, dan keracunan makanan pada masa kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang meyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. Gangguan metabolisme, pendengaran, dan penglihatan juga diperkirakan dapat menjadi penyebab lahirnya anak autistik (Maulana, 2007: 19).

6. Vaksinisasi

Vaksinisasi MMR (Measles, Mumps dan Rubella) menjadi salah satu faktor yang diduga kuat menjadi penyebab autisme walaupun sampai sekarang hal ini masih jadi perdebatan. Zat pengawet pada vaksinisasi inilah (Thimerosal) yang dianggap bertanggung jawab menyebabkan autisme. Untuk menghindari resiko maka beredar informasi bahwa sebaiknya vaksinisasi diberikan secara terpisah atau menggunakan vaksinisasi yang tidak mengandung thimerosal. Cara lain adalah menunggu anak berusia 3 tahun untuk meyakinkan bahwa masa kemunculan ciri-ciri autisme telah lewat.

7. Kelebihan Peptida Opitoid

Menurut Sastra (2011:136) peptida berasal dari pemecahan protein gluten yang ditemukan dalam gandum dan protein casein. Protein gluten berasal dari protein susu yang diperlukan dalam jumlah sedikit untuk aktivitas otak.

Ciri-Ciri Anak Autis

Ciri-ciri anak autis yang dapat diamati dalam lingkungan sehari-hari adalah sebagai berikut, seperti yang dikutip dari publikasi unimus.ac.id:

1. Ciri-Ciri Anak Autis Dilihat dari Segi Perilaku;

  • Cuek terhadap lingkungan.
  • Perilaku tak terarah; mondar mandir, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar, lompat-lompat dan sebagainya.
  • Kelekatan terhadap benda tertentu.
  • Perilaku tak terarah.
  • Terpukau terhadap benda yang berputar atau benda yang bergerak (Yuwono, 2012).
  • 2. Ciri-Ciri Anak Autis Dilihat dari Segi Interaksi Sosial;

  • Tidak mau menjalin interaksi seperti kontak mata, ekpresi muka, posisi tubuh serta gerak gerik kurang setuju.
  • Kesulitan dalam bermain dengan orang lain ataupun teman sebayanya.
  • Tidak empati, perilakunya hanya sebagai minat atau kesenangan.
  • Kurang bisa melakukan interaksi sosial dan emosional 2 arah (Moore, 2010).
  • 3. Ciri-Ciri Anak Autis Dilihat dari Segi Komunikasi dan Bahasa;

  • Terlambat bicara.
  • Tidak ada usaha untuk berkomunikasi secara non verbal dengan bahasa tubuh.
  • Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dipahami.
  • Membeo (echolalia).
  • Tidak memahami pembicaraan orang lain (Nugraheni, 2008).
  • Secara kuantitas dan kualitas, ciri-ciri yang ditunjukkan oleh anak autis berbeda-beda. Ciri-ciri anak autis yang muncul secara umum yaitu:

  • Gangguan pada komunikasi verbal dan nonverbal, seperti terlambat bicara atau tidak dapat berbicara sama sekali, mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Disamping itu, dalam berbicara tidak digunakan untuk komunikasi tapi hanya meniru atau membeo bahkan beberapa anak sangat pandai menirukan beberapa nyanyian maupun kata-kata tanpa mengerti artinya, kadang bicara monoton seperti robot, mimik mukanya datar, dan bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat.
  • Gangguan pada bidang interaksi sosial, yaitu anak menolak atau menghindar untuk bertatap muka, anak mengalami ketulian, merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk, tidak ada usaha melakukan interaksi dengan orang disekitarnya, jika ingin sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. Disamping itu, bila didekati untuk bermain justru menjauh, tidak berbagi kesenangan dengan orang lain, kadang mereka mendekati orang lain untuk makan atau duduk dipangkuan sebentar kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimic apapun.
  • Gangguan pada bidang perilaku dan bermain, seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang-ulang sampai lama, jika sudah senang satu mainan tidak mau mainan lain dan cara bermainnya pun aneh, terdapat kelekatan dengan benda-benda tertentu, sering melakukan perilaku rituslistik, dapat terlihat hiperaktif sekali misalnya tidak dapat diam, lari ke sana kemari, melompat-lompat, berputar-putar, dan memukul benda berulang-ulang (Mulyati, 2010).
  • Diagnosa Anak Autis

    Mengutip S.A Nugraheni dalam Buletin Psikologi UGM, autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Karena bila diperhatikan maka ada kesan bahwa penyandang autisme seolah-olah hidup di dunianya sendiri.

    Secara umum, penyandang autisme dapat dikelompokkan menurut adanya gangguan perilaku yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, gangguan perilaku motorik, gangguan emosi dan gangguan sensori (Sutadi, 1997). Sedangkan secara definisi yang mudah dimengerti autisme adalah suatu penyakit otak yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, berhubungan dengan sesama dan memberi tanggapan terhadap lingkungannya (Hartono, 2002).

    Menegakkan diagnosis gangguan autisme tidak memerlukan pemeriksaan yang terlalu canggih seperti brain-mapping, CT-Scan, MRI dan lain sebagainya. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut hanya dilakukan bila ada indikasi, Misalnya bila anak kejang maka EEG atau brainmapping dilakukan untuk melihat apakah ada epilepsi.

    Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak, oleh karena itu diagnosis ditegakkan dari gejala-gejala yang tampak yang menunjukkan adanya penyimpangan dari perkembangan yang normal sesuai umurnya (Budhiman, 1997).

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merumuskan suatu kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menegakkan diagnosis autisme. Rumusan ini dipakai di seluruh dunia dan dikenal dengan sebutan ICD-10 (International Clasification of Diseases) 1993. Rumusan diagnostik lain yang juga dipakai di seluruh dunia untuk menjadi panduan diagnosis adalah yang disebut DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994, yang dibuat oleh grup psikiatri dari Amerika. Isi ICD-10 maupun DSM-IV sebenarnya sama.

    (mdk/edl)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Kenali Tanda-Tanda dan Gejala Autisme pada Orang Dewasa
    Kenali Tanda-Tanda dan Gejala Autisme pada Orang Dewasa

    Autisme adalah kelainan perkembangan yang dapat muncul dengan berbagai gejala. Yuk, simak tanda-tanda dan gejala autisme pada orang dewasa!

    Baca Selengkapnya
    Apa itu Alexithymia dan Apa Hubungannya dengan Autisme?
    Apa itu Alexithymia dan Apa Hubungannya dengan Autisme?

    Alexithymia juga sering dihubungkan dengan autisme. Yuk, simak apa sebenarnya Alexithymia!

    Baca Selengkapnya
    Tanda-tanda Autisme pada Bayi dan Balita yang Perlu Dikenali Orangtua
    Tanda-tanda Autisme pada Bayi dan Balita yang Perlu Dikenali Orangtua

    Adanya gangguan autisme pada bayi dan balita merupakan hal yang perlu dikenali oleh orangtua.

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    Ciri-Ciri ADHD pada Anak dan Orang Dewasa yang Mudah Dikenali, Jangan Anggap Sepele
    Ciri-Ciri ADHD pada Anak dan Orang Dewasa yang Mudah Dikenali, Jangan Anggap Sepele

    Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

    Baca Selengkapnya
    Punya Gangguan Tidur, Kecemasan, dan Stres? Cobalah Tidur dengan Selimut Tebal
    Punya Gangguan Tidur, Kecemasan, dan Stres? Cobalah Tidur dengan Selimut Tebal

    Penelitian menunjukkan bahwa selimut tebal bermanfaat bagi penderita kecemasan, autisme, atau hiperaktivitas.

    Baca Selengkapnya
    Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
    Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

    Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

    Baca Selengkapnya
    Manfaat Pergi Liburan bagi Anak, Asah Kemampuan Sensorik dan Sosial Si Kecil
    Manfaat Pergi Liburan bagi Anak, Asah Kemampuan Sensorik dan Sosial Si Kecil

    Tidak hanya bisa bermain dan bersenang-senang, liburan juga bisa memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak.

    Baca Selengkapnya
    Cara Memperkenalkan Huruf pada Anak, Efektif dan Menyenangkan
    Cara Memperkenalkan Huruf pada Anak, Efektif dan Menyenangkan

    Mengenalkan dunia literasi pada anak sejak dini adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan kognitif mereka.

    Baca Selengkapnya
    6 Penyebab Bayi Menangis yang Perlu Dikenali Orangtua, Ketahui Cara Membedakannya
    6 Penyebab Bayi Menangis yang Perlu Dikenali Orangtua, Ketahui Cara Membedakannya

    Tangisan yang dikeluarkan oleh bayi memiliki berbagai tanda yang berbeda. Kenali enam penyebab tangisan dari bayi yang biasanya ditunjukkan.

    Baca Selengkapnya