3 Fakta Watu Gilang Jombang yang Dikeramatkan, Sering Ditaburi Bunga Aneka Rupa
Merdeka.com - Prasasti Watu Gilang yang diduga peninggalan Kerajaan Medang Kamulan terletak di Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tugu batu itu telah tercatat sebagai peninggalan cagar budaya Jombang dengan nomor inventaris 10/JMB/91.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Watu Gilang berasal dari dua kata berbahasa Jawa dan Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia, kata “watu” berarti batu, sementara kata “gilang” artinya hitam. Sehingga Watu Gilang berarti Batu Hitam.
Benar adanya bahwa Watu Gilang berwarna hitam. Prasasti itu terbuat dari batu andesit sehingga warnanya hitam.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Watu Gilang terletak di lokasi yang tidak jauh dari kawasan Megaluh, kecamatan di bagian barat Kabupaten Jombang.
Kawasan Megaluh sendiri merupakan area dengan peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang tersebar di berbagai titik.
Dulunya, Tembelang adalah ibu kota Kerajaan Medang Kamulan saat hijrah dari Jawa Tengah. Saat itu, Mpu Sindok memulai dinasti baru bernama Wangsa Isyana dan menjadikan Tembelang sebagai ibu kotanya.
Dulunya Hutan Lebat
Konon, dulunya kawasan Dusun Gilang merupakan hutan lebat. Hutan itu menjadi tempat pelarian masyarakat pada saat peperangan Ronggolawe dengan Patih Nambi di Sungai Tambak Beras. Prasasti Watu Gilang ini menjadi tanda peperangan Ronggolawe dengan Patih Nambi kala itu.
Selain itu, pada zaman penjajahan Belanda, banyak pejuang yang berbondong-bondong menyembunyikan diri ke Gilang.
Di sana mereka menjumpai Pohon Mojo (Maja) yang rapak-rapak. Peristiwa ini menjadi cikal bakal babat alas, selanjutnya kawasan itu dinamai Desa Mojokrapak.
Festival Watu Gilang
Setiap tahun, masyarakat Dusun Gilang memiliki tradisi sedekah bumi di situs Watu Gilang. Tradisi itu dilakukan sebagai bentuk syukur sekaligus penghormatan terhadap jasa para leluhur.
Mulai tahun 2020, sedekah bumi situs Watu Gilang digelar lebih meriah dan melibatkan pihak lain yakni Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. Rencananya, festival ini akan menjadi agenda kebudayaan setahun sekali.
Festival ini diselenggarakan selama tujuh hari berturut-turut. Diawali dengan kirab Watu Gilang dan pusaka mengelilingi desa dengan iringan kesenian kuda lumping, musik patrol dan parade komunitas onthel tua. Ada pula penampilan teatrikal pencak silat yang menceritakan asal usul tanah Mojokrapak.
Agar festival semakin semarak, digelar pula bazar, penampilan kebudayaan daerah, serta penampilan seribu rebana.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.
Baca SelengkapnyaKonon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaIni fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMalam tahun baru terjadi bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang.
Baca SelengkapnyaAksi tolak Rocky Gerung ramai di sejumlah daerah. Ini yang terjadi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaFakta sebenarnya dibalik patung gurita yang ada di salah satu rumah di Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaGunung ini menjadi salah satu primadona bagi wisatawan yang gemar mendaki dan menjadi gunung tertinggi kedua di Provinsi Lampung.
Baca Selengkapnya