Dulu Usahanya Sepi, Sekarang Pria Kediri Ini Jadi Jutawan Bisnis Sayuran Hidroponik
Merdeka.com - Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi sayuran sehat dan bebas pestisida semakin tinggi. Hal ini berimbas pada meningkatnya permintaan sayuran hidroponik di Kota Kediri, Jawa Timur.
Imam Zarkasi, salah seorang petani sayuran hidroponik di Kota Kediri merasakan dampak positif itu. Omzetnya per bulan berkisar antara Rp5 juta hingga Rp6 juta per bulan.
"Kalau omzet rata-rata Rp5 juta sampai Rp6 juta per bulan. Sayuran (hidroponik) ini untuk memenuhi permintaan dari Kediri dan Surabaya," ujar Imam di Kota Kediri, Sabtu (21/3/2021).
Dulu Usahanya Sepi
Imam mengaku mulai menekuni usaha sayuran hidroponik sejak awal pandemi Covid-19. Saat itu, usaha bahan bangunan yang dikelolanya sepi. Ia pun terpaksa mengalihkan usahanya.
Ia nekat membangun pertanian sistem hidroponik di atas lahan seluas 10x15 meter. Di tempat itulah segala proses budidaya sayuran hidproponik berlangsung, mulai dari penyemaian bibit hingga pertumbuhan tanaman.
Sementara itu, sayuran yang dia tanam antara lain sawi pakcoy, bayam merah, kangkung, selada, dan beragam sayuran lain.
Butuh Perhatian
©Liputan6.com/Johan Tallo
Menurut Imam, mendirikan usaha budidaya sayuran hidroponik membutuhkan perhatian khusus. Pasalnya, budi daya ini termasuk hal baru bagi Imam sehingga dirinya harus belajar ekstra keras. Terbukti, praktik yang dibersamai dengan menggali pengetahuan terus-menerus mengenai budi daya sayuran hidroponik berbuah manis.
"Awalnya coba-coba dulu, kemudian 3-4 bulan ini mulai produksi dan lebih berhasil. Kami kejar nantinya usaha (omzet) di angka Rp10 juta per bulan," ujar Imam, dikutip dari Antara, Minggu (21/3).
Ia mengakui bahwasanya pasar sayuran hidroponik tidak terlalu sulit. Selain memenuhi permintaan warga sekitar, Imam juga menyetor ke sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Kediri. Bahkan, ia juga mengirim sayurannya ke Surabaya.
Usia panen sayuran yang ditanam beragam, antara 20 hingga 30 hari. Sayuran kangkung memiliki umur relative pendek yakni sekitar 20 hari sudah bisa dipanen.
"Kangkung ini lebih pendek, sekitar 20 hari panen. Saya fokusnya ke kangkung, pasarnya mudah. Pasti semua orang tahu dan hampir semua restoran ada menu sayur kangkung. Kalau selada, secara ekonomi juga bagus," imbuhnya
Berbagi Pengetahuan
Imam juga tidak segan berbagi pengetahuan mengenai budi daya tanaman hidroponik. Kini, ia sedang mempersiapkan lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk tempat pelatihan budi daya sayuran hidroponik.
Andik Sanjaya, petani hidroponik lain mengaku permintaan sayuran hidroponik semakin bagus. Dari lahan miliknya, setiap kali panen bisa menghasilkan hingga 15 kilogram sayuran, baik sawi pakcoy, kangkung, bayam merah, bayam brazil, atau beragam sayuran hidroponik lain.
Selain panen di lahan sendiri, sejumlah petani lain menjual sayuran kepadanya. Setiap kali mengirim barang bisa hingga 30 kilogram.
"Tanaman hidroponik ini sehat, tidak pakai bahan kimia. Namun, kami juga edukasi, agar ke depan tercipta petani milenial," ungkapnya.
Lebih Menguntungkan
©Liputan6.com/Johan Tallo
Agus Fatoni Tohari, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri mengatakan pertanian hidroponik di Kota Kediri berkembang cukup baik. Hingga kini, tercatat sekitar 30 orang warga Kota Kediri sudah melakukan budi daya tanaman hidroponik.
Dia mengaku mulai mendampingi petani hidroponik sekitar tahun 2018. Menurutnya, para petani semakin bersemangat karena tanaman yang dihasilkan cukup baik. Selain itu, dari segi pendapatan budi daya sayuran hidroponik lebih menguntungkan dibandingkan sistem pertanian konvensional.
Ia pun mendorong warga Kediri bisa mencoba budi daya ini. Selain tidak memerlukan lahan luas, sistem pertanian ini bisa menghasilkan sayuran yang sehat.
Sementara itu, budi daya sayuran hidroponik masih dibayang-bayangi ancaman hama seperti kutu daun. Untuk menghilangkan hama tersebut, ujar Agus, bisa menggunakan pestisida alami.
"Serangan hama yang serius itu kutu daun. Dia bersembunyi di bawah daun dan ada lalat daun juga. Kita bisa kendalikan manual atau menggunakan pestisida alami," pungkas Agus.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia pernah ditolak tujuh perempuan karena punya utang nyaris setengah miliar
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ide membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaBayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca Selengkapnya