Tertua di Jogja, Ini 5 Fakta Sejarah Masjid Pathok Negoro Plosokuning yang Legendaris
Merdeka.com - Jogja terkenal dengan kota budaya. Selain kaya dengan tradisi budayanya, kota tersebut juga banyak peninggalan-peninggalan budaya yang masih lestari hingga kini. Salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Jogja adalah Masjid Pathok Negoro Plosokuning.
Dilansir dari Brilio.net, Masjid Pathok Negoro Plosokuning beralamat di Jalan Plosokuning Raya 99, Minomartani, Ngaglik, Sleman. Pada awal masa didirikannya, pembangunan masjid ini bertujuan untuk menjadi benteng spiritual Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Menurut banyak literatur yang ada di dalam Kraton, masjid ini menjadi masjid tertua di Jogja. Usianya hampir mendekati tiga abad.
“Masjid Pathok Negoro Plosokuning ini adalah bagian dari grand design pendirian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat karya Sultan Hamengkubuwono I. Masjid ini tua sekali, usianya sudah ratusan tahun,” ujar ketua takmir sekaligus pengelola cagar budaya Masjid Plosokuning, Kamaludin Purnomo. Berikut selengkapnya:
Asal Mula Penamaan Masjid
©2020 Brilio.net
Dilansir dari Brilio.net, sejarah pemberian nama “Plosokuning” pada masjid ini diambil secara spontan. Namanya diambil dari sebuah pohon bernama Pohon Ploso yang letaknya tak jauh dari masjid. Banyaknya daun pohon yang berwarna kuning menjadi inspirasi dari nama masjid itu, maka kemudian diberilah nama “Plosokuning”.
Selain itu, pemberian nama “Pathok Negoro” dikarenakan imam-imam yang diberi wewenang menjaga masjid pada waktu itu juga mempunyai tugas penting sebagai penasihat kerajaan. Oleh karena itu, waktu itu orang Jawa menyebut mereka sebagai “Pathok Negoro”.
Masjid Tertua di Jogja
©2020 Brilio.net
Menurut Kamaludin, masjid yang berada di wilayah Jogja bagian utara ini merupakan masjid tertua di Jogja. Hal itu merujuk pada banyak tulisan dan literatur yang ada di Kraton.
“Kalau merujuk pada banyak tulisan atau literatur yang ada di Kraton, ini memang masjid pertama dan paling tua di Jogja. Sebab menurut catatan sejarah itu Kraton Ngayogyakarta berdiri tahun 1755, sedangkan masjid ini sudah ada sejak tahun 1724,” ujar Kamaludin dikutip Merdeka.com dari Brilio.net pada Rabu (6/5).
Melestarikan Tradisi Nenek Moyang
©kemendikbud
Walaupun zaman terus berubah, Masjid Pathok Negoro Plosokuning masih menjaga tadisi-tradisi Islam peningalan nenek moyang. Beberapa tradisi itu di antaranya ritual sholawatan, saparan, dan ruwahan. Di saat tradisi itu digelar, banyak masyarakat luar Jogja tertarik untuk mengikuti tradisi itu.
“Karena selain menjaga fisik masjid yang punya sejarah besar, tradisi Islam dan budaya Jawa di sini harus kami lestarikan secara terus menerus,” ujar Kamaludin dilansir Brilio.net.
Sumur Peninggalan Pangeran Mangkubumi
©kemendikbud
Tak jauh dari masjid tersebut, ada peninggalan sebuah sumur tua yang dulunya menjadi pesanggrahan Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I. Letak sumur itu berada di sebelah selatan masjid.
Dilansir dari Brilio.net, pesanggrahan itu dulunya merupakan tempat peristirahatan atau tempat menginap yang dimiliki Kraton. Kata “pesanggrahan” sendiri umum digunakan pada dokumen-dokumen peninggalan Belanda untuk mendeskripsikan tempat tersebut.
Pondok Pesantren di Sekitar Masjid
Suasana masjid semakin terasa ramai dan semarak dengan berdirinya beberapa pondok pesantren yang ada di sekitar masjid. Menurut Kamal, pondok pesantren itu masih baru sekitar 15-20 tahun berdiri.
“Pondok pesantren pertama ada di masjid ini. berdiri tak lama setelah masjid ini jadi. Kemudian beberapa pondok pesantren lainnya mulai berdiri. Sampai sekarang ada 6 pondok pesantren di sini. Tapi ya belum lama, mungkin baru sekitar10-15 tahunan. Rata-rata baru semua,” ujar Kamaludin dikutip Merdeka.com dari Brilio.net pada Rabu (6/5).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaKeberanian prajurit Kopassus ini jadi legenda di medan tempur.
Baca SelengkapnyaMasjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaMasjid ini bernuansa modern dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dengan tetap menonjolkan arsitektur budaya Jawa.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaSejumlah tempat sederhana hingga menakjubkan dikunjunginya. Tak lupa, ada momen unik saat sang jenderal bersantai. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaMasjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca Selengkapnya