Merdeka.com - Di pusat Kota Pekalongan, terdapat sebuah kawasan bernama Kampung Arab. Sesuai namanya, kampung itu dihuni para keturunan orang Arab.
Dilansir dari Pekalongankota.go.id, kawasan Kampung Arab di Pekalongan mencakup tiga wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Sugihwaras, Kelurahan Klego, dan Kelurahan Poncol. Kelurahan Sugihwaras menjadi kawasan yang paling banyak didiami oleh masyarakat Arab karena cikal bakal Kampung Arab bermula dari kelurahan itu.
Pada masa jayanya, Kampung Arab Pekalongan menjadi pusat perdagangan kain mori. Berikut sejarah selengkapnya:
©YouTube/pie'ie Mejink
Awal mula berdirinya Kampung Arab Pekalongan terjadi pada tahun 1800-an. Waktu itu ada seorang ulama dari Hadramaut bernama Habib Husein Bin Salim Alatas datang ke Pekalongan. Waktu itu, wilayah Kampung Arab masih berupa hutan belantara.
Setibanya di kampung itu, hal pertama yang dilakukan Habib Husein adalah mendirikan masjid. Keinginannya mendirikan masjid dikarenakan ia ingin meneladani Rasulullah SAW di mana saat ia hijrah ke suatu tempat, bangunan yang pertama kali dibangun adalah masjid. Hingga kini, masjid itu masih berdiri. Warga Pekalongan mengenalnya dengan nama Masjid Wakaf.
Sejak saat itu, orang-orang Arab lainnya mulai berdatangan. Mereka kebanyakan berasal dari Hadramaut, Yaman. Di sana, mereka bertahan hidup dengan cara berdagang. Kampung Arab pun menjelma menjadi pusat perdagangan baru di kawasan pesisir utara Pulau Jawa.
Advertisement
Seiring waktu, Kampung Arab menjadi pusat pendidikan Islam di Pekalongan. Selain mendirikan masjid, Habib Husein juga membuka pengajian dan pesantren untuk masyarakat. Metode pengajian yang dilakukan Habib Husein ternyata sangat disukai warga. Mereka datang berbondong-bondong mengikuti ceramah Habib Husein.
Seiring berjalannya waktu, datanglah seorang ulama lagi bernama Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Alatas di Kampung Arab. Ia memiliki tujuan yang sama dengan Habib Husein. Pada awal kedatangannya, Habib Ahmad mendirikan Masjid Raudhoh.
Metode pengajaran Habib Ahmad cenderung lebih modern ketimbang Habib Husein. Namun karena mereka berdua berkolaborasi, maka kedua ulama itu memberikan pengaruh kuat di Pekalongan.
Seiring berjalannya waktu, makin banyak komunitas Arab yang menghuni Kampung Arab dengan jiwa dagangnya. Pada era 1950-1970, kawasan itu menjadi pusat perdagangan kain mori se-Indonesia. Saat itu harga kain mori di tanah air mengacu pada harga yang ditawarkan di Kampung Arab.
Namun setelah tahun 1970-an, perdagangan mori mengalami pasang surut. Harga produksi kain mori yang semakin mahal mengakibatkan citra Kampung Arab sebagai pusat perdagangan kain mori mulai memudar.
Selain itu dari segi arsitektur bangunan, bangunan-bangunan asli di Kampung Arab saat ini telah mengalami renovasi besar-besaran. Namun masih ada beberapa bangunan peninggalan zaman dulu yang dijaga keasliannya. Sampai saat ini, Kampung Arab menjadi salah satu destinasi wisata di Pekalongan.
Advertisement
Jalani Operasi Tumor, Begini Kondisi Terkini Ifan Seventeen
Sekitar 25 Menit yang laluPernah Memberontak, Ini Potret Tentara Korea di Masa Penjajahan Jepang
Sekitar 1 Jam yang laluDoa Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan, Pahami Tata Caranya
Sekitar 2 Jam yang laluMengenal Dunia Kerja Pramurukti, Tanggung Jawab Besar tapi Kecil Perlindungan Hukum
Sekitar 4 Jam yang laluMasalah Kesehatan pada Anak Down Syndrome, Bagaimana Penanganannya?
Sekitar 16 Jam yang laluTol Fungsional Jogja-Solo Direncanakan Selesai Sebelum Lebaran, Ini Gunanya
Sekitar 17 Jam yang laluDiguyur Hujan Deras, Pria Ini Tetap Jualan Es di Pinggir Jalan sampai Basah Kuyup
Sekitar 18 Jam yang laluBaik Banget, Dosen Ini Janjikan Mahasiswa Nasi Kotak Jika Masuk Kelas
Sekitar 19 Jam yang laluMenikmati Ngabuburit di Kota Lama, Hiburan Murah Warga Semarang
Sekitar 20 Jam yang laluMengunjungi Wedangan Pendopo Kota Solo, Jadi Tempat Favorit Keluarga Jokowi
Sekitar 21 Jam yang lalu5 Potret Ulang Tahun Alyssa Daguise ke-25, Pamer Pacar Baru
Sekitar 22 Jam yang laluJadi Tempat Buang Sampah, Pria Asal Jogja Ini Sulap Selokan Kumuh Jadi Kolam Indah
Sekitar 1 Hari yang laluPamer Barang Mewah, Segini Kekayaan Kasatlantas Polres Malang AKP Agnis Juwita
Sekitar 1 Jam yang laluPenjelasan Kasatlantas Malang AKP Agnis soal Viral Pamer Barang Mewah
Sekitar 2 Jam yang laluPotret Briptu Sefin dengan Kesayangannya, dari Selfie Hingga Tidur Selalu Bersama
Sekitar 2 Jam yang laluDulu Markas KKB lalu Direbut TNI Polri, Tempat Ini Jadi Ikon Wisata di Puncak Jaya
Sekitar 3 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Penemuan Tulang Manusia dan Bom di Ruang Rahasia Rumah Ferdy Sambo
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 3 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 4 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 4 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 2 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 2 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 4 Minggu yang laluBRI Liga 1: Persebaya Bakal CLBK, Reva Adi Utama Tinggalkan Madura United?
Sekitar 2 Jam yang laluBRI Liga 1: Kekhawatiran Pelatih Arema FC Terjadi Saat Dipermalukan 10 Pemain Bali United
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami