Pria 62 Tahun Ini Berbagi Kisah Jadi Agen BRILink, Cocok Jadi Kegiatan Setelah Pensiun
Pensiun merupakan masa ketika seseorang telah mencapai usia tertentu dan diharuskan untuk berhenti bekerja. Pada satu sisi, masa ini cukup dinanti karena akhirnya bisa beristirahat dan menikmati masa tua bersama keluarga. Untuk menikmati masa pensiunan, ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan.
Seperti yang dilakukan oleh pasangan Gandung Mulyono bersama dengan istri. Mereka menikmati masa pensiun dengan menjadi Agen BRILink. Pasangan yang berusia 60 tahunan ini memutuskan menjadi Agen BRILink untuk mengisi kegiatan usai pensiun dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Gandung Mulyono menceritakan pengalamannya bergabung dengan BRILink dari tahun 2019.
Yuk, ikuti kisah pasangan yang tetap dapat penghasilan di masa pensiunan dengan menjadi Agen BRILink.
Menjadi Agen BRILink di Masa Pensiun
Cuaca siang itu terasa sangat panas. Terik matahari yang hampir tepat berada di atas kepala membuat hawa semakin gerah meskipun rimbun pohon di tepi sepanjang Jalan Desa Tlogo, Klaten, Jawa Tengah tampak rindang. Lalu-lalang pengendara tanpa henti menjadi pemandangan yang lazim dinikmati.
Gandung Mulyono (62) saat itu tampak masih cekatan melayani para pelanggan yang berkunjung untuk melakukan transaksi di BRILink miliknya. Usai melayani pelanggan yang melakukan transaksi, Gandung kemudian bercerita pengalamannya menjadi Agen BRILink kepada merdeka.com.
Gandung dulu bekerja di Asperindo Jakarta, perusahaan di bidang asuransi kredit. Sedangkan sang istri bekerja di Bank BRI Jakarta.
Setelah resmi pensiun, pasangan ini memutuskan kembali ke Klaten untuk mengisi kegiatan dengan bergabung menjadi Agen BRILink. Informasi terkait BRILink didapat dari sang istri. Pasangan yang memiliki tiga anak ini pun mendaftarkan diri ke BRI KC Katamso Yogyakarta pada tahun 2019.
Sebelum bergabung menjadi Agen BRILink, pasangan ini juga memiliki usaha toko plastik dan kardus. Beberapa tahun berjalan, mereka memutuskan untuk menutup toko tersebut dan akhirnya menjadi Agen BRILink. Kini tokonya diberi nama BRILink Gandung.
berita untuk kamu.
“Menjadi BRILink di masa pensiunan ini sangat membantu untuk mengisi kegiatan. Jadi pertama mengisi kegiatan kami (suami dan istri) dua-duanya sudah pensiun,”
cerita Gandung saat ditemui merdeka.com di tokonya di Desa Tlogo, Klaten pada Senin (4/3).
Pria asli Klaten ini menceritakan bahwa mereka memulai menjadi Agen BRILink kurang lebih sudah 5 tahun lalu. Keinginan Gandung dan istri bergabung menjadi Agen BRILink tidak hanya untuk mengisi kegiatan di masa pensiun, namun untuk membantu orang-orang lanjut usia di sekitar tempatnya tinggal.
Ya, orang-orang lanjut usia di desanya diketahui ada yang tidak bisa membaca dan menulis. Kondisi tersebut membuat mereka kesulitan untuk melakukan transaksi digital. Untuk meringankan mereka dalam melakukan transaksi digital tersebut, Gandung memutuskan untuk membantu dengan menjadi Agen BRILink.
“Berdirinya kalau enggak salah hampir 5 tahun, tahun 2018 atau 2019 mulai buka. Alasan kedua kami buka BRILink adalah membantu orang-orang di sekitar sini ada yang belum bisa membaca dan menulis,” lanjut Gandung.
Sebarkan Brosur saat Pertama Kali Jadi Agen BRILink
Banyak cara yang dilakukan para Agen BRILink untuk menarik pelanggan atau nasabah. Mulai memberi tahu dari mulut ke mulut, pasang banner di depan toko dan berbagai cara lainnya.
Saat baru membuka toko dan menjadi Agen BRILink di tahun 2019, Gandung bersama istri membuat dan membagikan brosur-brosur itu saat car free day (CFD) di kawasan Candi Prambanan.
“Dulu awal-awal saya membuat selebaran, setiap minggu di Jalan Bugisan ini kan ada car free day. Saya berdua sama istri itu sambil jalan-jalan membagikan selebaran itu. Bahwa kami ada BRILink, dengan berbagai layanan transaksi. Jadi, itu pertama kali saya dan istri lakukan dengan menyebar brosur,” kata Gandung.
Berkat usaha dan kegigihan yang dilakukan Gandung, toko BRILink miliknya yang terletak di pinggir jalan utama ini sontak mendapat perhatian dari berbagai pelanggan seperti pedagang, nasabah dari Badan Narkotika Nasional (BNN), dan lain sebagainya.
Agen BRILink Gandung memberikan layanan mulai dari transfer, setoran tunai baik itu BRI maupun bank lain, tarik tunai, pembayaran listrik, BPJS, BRIVA, dan banyak lainnya.
“Nasabah saya banyak pedagang-pedagang sayur, ayam yang besar-besar setornya. Kadang- kadang bisa Rp20-30 juta (sekali setor) dan saya bisa menampung. Terus transaksi nasabahnya dari BNN itu bisa Rp15-20 juta, bahkan kadang-kadang Rp60 juta dan banyak yang melakukan transaksi yang cukup besar lainnya,”
cerita Gandung.
Tidak hanya itu, Gandung juga melayani pembayaran PLN. Bahkan hingga saat ini ia telah memegang tiga kampung dengan total 50 nasabah di setiap desanya yang melakukan transaksi di BRILink. Gandung memberikan fee kepada pelanggan sebesar Rp5 ribu untuk satu kali transaksi dengan nominal sampai Rp1 juta, berlaku kelipatan.
“Transaksi itu saya ambil, misal tarik tunai Rp20 juta itu saya narik (kenakan fee) Rp15 ribu. Jika narik sampai Rp1 juta itu saya (kenakan fee) Rp5 ribu. Dengan nasabahnya 25 itu, saya dapatnya Rp1-2 juta dari BRI. Kalau (fee yang ditarik) dari nasabah sendiri juga dapat sekitar sama antara Rp1 jutaan,” cerita Gandung melanjutkan.
Mangalami Kerugian karena Penipuan
Menjadi Agen BRILink tidak melulu berbicara mengenai keuntungan. Sebagai agen sebuah bank pelat merah, para agen juga berperan untuk mengedukasi para pengguna layanan perbankan. Selain itu, tidak heran para Agen BRILink kerap mengalami kejadian yang kerap merugikan.
Gandung menceritakan bahwa ia dan istri pernah menjadi korban penipuan saat menjadi Agen BRILink. Kejadian itu membuat Gandung dan istri mengalami kerugian mencapai Rp10 juta.
“Istri saya pernah kena dibohongi Rp10 juta. Pernah ada nasabah pagi-pagi minta tolong ditransferin. Setelah dilakukan transfer dan ditanyakan uangnya, enggak bawa uang. Dia nangis-nangis kena hipnotis,” cerita Gandung.
Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, BRILink Gandung kini hanya buka dari Senin sampai Sabtu jam 8.00 sampai 17.00. Hari Minggu dan libur hari besar, Gandung gunakan untuk beristirahat. Cara ini dilakukan untuk menghindari hal-hal buruk terjadi.
“Kalau dulu sampai jam 20.00 saya layani. Kalau sekarang tidak, karena risikonya yang pengin saya minimalisir. Sudah hampir dua tahun saya menjalani seperti itu, alhamdulillah. Karena kebetulan kami hanya berdua, saya sudah 62 tahun, istri saya 61 tahun, sudah sepuh. Mudah-mudahan nanti anak saya ada yang mau melanjutkan,” cerita Gandung.
Untuk mengatasi masalah tersebut, cara lain yang dilakukan Gandung adalah memasang CCTV di toko tempatnya membuka BRILink. Selain itu, Gandung kerap berbagi keluh kesah ke Petugas Agen BRILink (PAB) dari BRI. Ketika ada masalah atau kesulitan, PAB sangat membantu karena langsung memberikan solusi.
“Mereka menanyakan kegiatan saya apa, kendalanya apa, pengaruhnya gimana. Kalau sekarang (petugasnya datang) jika kami meminta kertas untuk mesin EDC,” kata Gandung.
- Nisa Mutia sari
Banyak perubahan yang dirasakan sejak jadi Agen BRILink, terutama keuntungan yang bertambah.
Baca SelengkapnyaIbu tiga anak ini bercerita, Agen BRILink menjadi tumpuan dari banyak pedagang pasar
Baca SelengkapnyaBerbagai modus penipuan tidak membuat mereka kapok ataupun takut menjadi seorang Agen BRIlink
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Esti sering memotivasi anggota kelompoknya yang berjumlah 30 orang untuk tetap rutin melakukan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM).
Baca SelengkapnyaJadi Agen BRILink sangat membantu dan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
Baca SelengkapnyaPemilik agen Brilink di Bantul ini ceritakan pengalamannya menggagalkan penipuan berkedok give away
Baca SelengkapnyaYulianto bisa membeli rumah, kendaraan hingga sawah dari penghasilannya sebagai Agen BRILink.
Baca SelengkapnyaHarmanto telah menjadi Agen BRILink sejak tahun 2013. Kini ia telah memiliki enam gerai Agen BRILink di daerah Sleman
Baca SelengkapnyaKehadiran AgenBRILink berhasil menjembatani masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan layanan perbankan.
Baca Selengkapnya