Miris, Cabai Siap Panen di Magelang Membusuk karena Cuaca Ekstrem
Merdeka.com - Akhir-akhir ini cuaca ekstrem sering melanda kawasan Jateng. Keadaan ini membuat beberapa kelompok petani merugi.
Di antaranya para petani cabai di Kecamatan Windusari, Magelang. Tanaman cabai yang sudah siap panen justru mengering bahkan ada juga yang telah membusuk. Hal ini disebabkan curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan tersebut.
Salah seorang petani mengaku mengalami kerugian yang besar. Ia telah menanam ribuan pohon cabai yang membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit.
Berikut selengkapnya:
Makin Terpuruk
©YouTube/Liputan6
Selain biaya bibit dan perawatan, biaya pupuk yang mahal membuat para petani kian terpuruk. Nur Wahab, salah satu petani cabai memilih panen cabai lebih awal namun tanaman cabai yang kualitasnya bagus tidak banyak.
“Banyak tanaman cabai yang mati. Ini saya menanam 2.500 pohon cabai. Petani sudah susah cari pupuk, cari obat, bibit mahal,” kata Nur Wahab.
Serangan Hama
©YouTube/Liputan6
Selain karena cuaca buruk, faktor lain yang menyebabkan banyak tanaman cabai yang mati adalah karena serangan hama. Mereka hanya bisa memilih tanaman cabai yang baik agar bisa dijual.
“Pokoknya jangan sampai naik-naik, sekarang kan harga pupuk lagi mahal. Sekarang panen juga sedikit-sedikit. Banyak kendalanya, seperti busuk batang, karena cuaca ekstrem itu,” kata Dewi Sartini, salah seorang petani cabai.
Gagal panen petani berdampak pada naiknya harga cabai di pasaran. Pada tingkat petani, harga cabai rawit merah berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp40 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan harga cabai merah keriting berkisar antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jumlah panen raya saat ini sangat melimpah, namun karena cuaca yang tidak mendukung menyebabkan waktu panen yang singkat.
Baca SelengkapnyaPetugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaMenjes umumnya digoreng dengan tepung dan dimakan dengan cabai rawit.
Baca SelengkapnyaAncaman cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024 mendatang
Baca Selengkapnya