Kisah Terminal Bus Salatiga, Pernah Jadi yang Terindah di Indonesia Namun Kini Tak Tersisa
Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.
Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.
Kota Salatiga pernah memiliki terminal bus yang amat terkenal di era 1960-1970-an. Menariknya terminal ini pernah dikagumi banyak orang karena keindahannya diklaim tak ada tandingannya se-Indonesia.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
Pada masanya, Terminal Salatiga menjadi penunjang aktivitas hilir mudik warga dari daerah-daerah sekitar dan luar kota, seperti Suruh, Karanggede sampai Surakarta (Solo).
Namun sayang, saat ini keberadaan bangunan terminal sudah tidak ada sama sekali, dan berganti menjadi gedung lain. Berikut sejarah menaiknya.
Terminal Salatiga mulanya berdiri di Jalan Jenderal Soedirman.
Posisi persisnya menghadap ke arah selatan, pegunungan Telomoyo dan Merbabu. Terminal ini juga tidak jauh dari permukiman penduduk di sisi timur.
Dari mulai oplet, honda mini sampai bus legendaris ESTO pernah bergantian ngetem di Terminal Salatiga saat itu.
Menurut catatan Agus Supangkat, Terminal Bus Salatiga juga dulunya pernah dikenal sebagai bangunan terindah se-Indonesia.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
Ini tak terlepas dari viewnya yang menghadap langsung ke kawasan pegunungan dan dataran tinggi. Belum lagi desain bangunannya yang dianggap futuristik, di mana gedungnya dibuat persegi dengan tiga lantai.
Perpaduan plesteran halus di dinding belakang, dengan batuan alam di bangunan depan menjadikan terminal tersebut berbeda dan indah.
Jembatan bercabang dua yang menjadi penghubung lantai bawah dengan rumah makan di lantai atas semakin mempercantik terminal tersebut.
Sebelumnya, lahan yang dijadikan bangunan terminal merupakan area bekas danau yang mongering.
Kemudian arsitek yang merancangnya memiliki ide agar posisi rendah dari terminal bisa tetap memanjakan para pengunjungnya.
Dari situ, terminal kemudian dibuat dengan tiga lantai dengan lantai satu merupakan area parkir bus, lengkap dengan deretan bangku berbahan kayu jati yang artistik.
Kemudian lantai dua terdapat toko-toko suvenir dan di lantai tiga terdapat rumah makan Padang bernama NOES, dengan pelataran beton yang luas.
Terminal Bus Salatiga yang dilengkapi berbagai fasilitas tersebut pun membuat pengunjung nyaman. Pengunjung terminal bisa mengisi perut sembari menunggu kedatangan bus dengan memandangi Gunung Telomoyo dan Merbabu.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
Sayangnya keberadaan terminal tersebut tidak berlangsung lama karena digantikan dengan bangunan kompleks pertokoan bernama Tamansari Shopping Center.
Walau begitu, di sekitar Tamansari Shopping Center tersebut masih berdiri terminal, namun lebih kecil dan hanya difungsikan untuk angkutan umum jenis angkot.
Dinding beton yang mengelilingi terminal di zamannya juga sudah tidak ada. Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.
Calon penumpang dimanjakan dengan fasilitas di terminal
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan uji coba moda transportasi Bus Transjakarta rute Terminal Kalideres-Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (5/7).
Baca SelengkapnyaUji coba layanan bus TransJakarta diperpanjang setelah berjalan dua pekan.
Baca SelengkapnyaTerminal Pulo Gadung merupakan terminal paling sibuk pada masanya.
Baca SelengkapnyaJadi salah satu perusahaan Bus tertua di Sumatra bahkan di Indonesia, intip sejenak kisah perjalanan perusahaan Bus NPM asal Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaSalah satu moda transportasi darat yang digandrungi oleh sebagian masyarakat untuk pergi ke luar kota adalah kereta api.
Baca SelengkapnyaSaking cepatnya bus ini mendapat julukan "Peluru dari Medan" atau "Libas Berani Mati"
Baca SelengkapnyaPelayanan bus TransJakarta terganggu akibat adanya rekayasa arus lalu lintas dilakukan polisi pada Rabu (6/9) pagi.
Baca SelengkapnyaPerusahaan otobus asal Kota Medan ini berdiri sesudah kemerdekaan Indonesia dengan catatan sejarah yang cukup panjang.
Baca Selengkapnya