Jadi Tempat Pembantaian Militer Belanda, Ini 5 Fakta Jembatan Kranggan di Temanggung
Merdeka.com - Jembatan Kranggan terletak di Dusun Projo, Kelurahan Madureso, Kecamatan Temanggung, Temanggung. Dulunya, jembatan jalan raya ini melintang di atas derasnya arus Sungai Progo yang berbatu-batu. Namun pada 2018, jembatan itu ambruk karena pondasinya tak kuat menahan arus sungai.
Pada zaman Belanda, jembatan ini memegang peran penting karena menghubungkan daerah Temanggung yang kaya akan hasil alam dengan kota-kota besar lainnya seperti Magelang, Semarang, dan Yogyakarta. Walau begitu, jembatan ini juga tak luput dari sejarah kelam.
Pada masa Agresi Militer II Belanda 1949, jembatan ini menjadi saksi bisu pembantaian para pejuang dan rakyat Indonesia oleh Belanda. Aksi pembantaian itu tak lepas dari pengaruh seorang Panglima TNI Bambang Soegeng.
Saat itu, Ia memerintahkan siasat rahasia untuk melakukan perang propaganda terhadap Belanda. Berikut selengkapnya:
Jadi Tempat Pembantaian Militer Belanda
©historia.id
Menurut saksi sejarah Jembatan Kranggan, Bambang Purnomo (92), sebagian besar nyawa korban pembantaian itu diambil secara paksa. Mereka yang dieksekusi oleh Belanda di jembatan itu biasanya adalah rakyat sipil yang dituduh sebagai kaki tangan TNI oleh militer Belanda. Padahal tuduhan itu tidak selamanya benar.
“Mereka mendatangi kampung, pasar, dan rumah warga yang dianggap secara sembarang sebagai orang-orangnya TNI lalu membawanya ke jembatan dan langsung dieksekusi,” kata Bambang Purnomo dikutip dari Historia.id.
Eksekusi Hampir Berlangsung Tiap Hari
©Pu.go.id
Sementara itu saksi sejarah lainnya, Parto Dimejo, membenarkan keterangan dari Bambang Purnomo. Berdasarkan keterangannya, sejak militer Belanda menyerang Temanggung pada Desember 1948, eksekusi di jembatan itu hampir berlangsung tiap hari.
“Kalau mau berangkat sekolah, hampir setiap hari saya melihat ceceran darah di sepanjang Kali Progo,” kata Parto.
Korban Ditutup dengan Kain Hitam
Parto sendiri pernah melihat langsung jalannya eksekusi itu. Pada saat itu dia sedang mengangon bebek miliknya dan melihat sekumpulan tentara Belanda tengah menyiksa seorang lelaki yang matanya tertutup kain hitam. Karena takut melihatnya, Parto melarikan diri meninggalkan bebek-bebeknya.
“Tapi belum jauh saya lari, sudah terdengar bunyi tembakan. Selanjutnya saya tidak tahu lagi nasib orang itu,” ungkap parto dikutip dari Historia.id.
Korban Capai Ribuan
©temanggungkab.go.id
Untuk memperingati para pejuang atau rakyat yang gugur di sana, dibuatlah sebuah tugu monumen berwarna putih kelabu.
Pada monumen itu ada tulisan yang berbunyi: “Aku ta’ ketjewa, aku rela...Mati untuk tjita-tjita sutji nan mulja: Indonesia adil, makmur, dan bahagia.Temanggung, 22/12-48-10/8-49.
Belum ada catatan resmi mengenai siapa saja maupun jumlah persis dari korban yang dieksekusi di jembatan itu. Namun dalam monumen tersebut, tercatat 1.200 orang yang menjadi korban.
Jembatan Kranggan Runtuh
©jatengprov.go.id
Untuk mengenang para pahlawan yang gugur di sana, setiap tanggal 10 November selalu ada upacara tabur bunga. Sebelumnya, jembatan itu memang sudah tidak digunakan sebagai penyeberangan selama puluhan tahun karena kondisinya yang sudah memprihatinkan.
Pada Rabu (21/2/2018), Jembatan Kranggan yang bersejarah itu akhirnya runtuh karena pondasinya terkikis arus Sungai Progo yang deras.
Namun tak berselang lama, dibangunlah Jembatan Kranggan yang baru dan diresmikan oleh Bupati Temanggung, Al Khadziq pada Selasa (21/5/2019).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang "Dewa Judi"
Pada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda
Baca SelengkapnyaJembatan di Simalungun Ini Disebut Jadi Salah Satu Terekstrem di Indonesia, di Baliknya Ada Pemandangan yang Indah Banget
Walau dianggap paling eskstrem, jembatan ini punya pemandangan yang indah
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Jembatan Ampera Palembang, Dibangun dari Hasil Rampasan Perang Jepang
Pembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaJejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda
Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Baca Selengkapnya5 Fakta Probolinggo Darurat Demam Berdarah, Kasus Capai 993 Sebanyak 12 Orang Meninggal
Kasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPenuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaBanjir di Braga Bandung Dipicu Tanggul Sungai Cikapundung Jebol, Terakhir Diperbaiki 2004
Banjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca Selengkapnya