Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dikenal Sebagai Obat Tradisional, Ini Sejarah Peracikan Jamu di Tanah Jawa

Dikenal Sebagai Obat Tradisional, Ini Sejarah Peracikan Jamu di Tanah Jawa Ilustrasi Jamu. ©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Merdeka.com - Di masa kini, jamu dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Memasuki masa pandemi ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan jamu sebagai obat untuk memperkuat daya tahan tubuh agar tidak terserang virus.

Dalam kebudayaan masyarakat Jawa, penggunaan jamu sebagai ramuan tradisional telah dikenal sejak lama. Bahkan, adanya tradisi meracik jamu ini telah terungkap sejak abad ke-8 Masehi yang tergambar pada panel 19 relief Karmawibhangga di Candi Borobudur.

Penggunaan jamu sebagai obat tradisional juga terungkap pada Serat Centhini, sebuah kitab sastra Jawa yang ditulis pada tahun 1814 Masehi. Selain itu, ada pula bukti dari adanya profesi peracik jamu yang ditemukan di era Kerajaan Majapahit, tepatnya pada abad ke-14 Masehi.

Berikut ini adalah sejarah peracikan jamu di tanah Jawa:

Berkembang Sejak Zaman Hindu-Buddha

relief candi borobudur

©YouTube/LIPI

Dilansir dari ullensentalu.com, tradisi meracik dan mengonsumsi jamu sebagai obat telah jauh berkembang di masa kerajaan Hindu-Buddha. Dalam artefak Karmawibhangga di Candi Borobudur, digambarkan ada adegan seorang laki-laki sakit yang diberi pertolongan pengobatan oleh beberapa orang. Pengobatan itu dilakukan dengan memijat kepala, menggosok perut dan dada, serta ada seseorang yang membawa semangkuk obat.

Sementara itu di relief lainnya, digambarkan ada seorang wanita yang tidur diduga karena sakit, lalu di bagian kanannya ada ramuan obat untuknya. Adegan pengobatan bagi orang-orang sakit ini tergambar pula pada relief-relief yang ada di candi lain seperti Prambanan, Penataran, Tegawangi, dan Sukuh.

Resep Jamu di Kitab Jawa Kuno

ilustrasi jamu kunyit asam

©2020 Tantri Setyorini

Sementara itu dalam Kitab Serat Centhini, terdapat beberapa ramuan jamu untuk pengobatan seperti pengobatan batuk, panas dingin, cacingan, cacar, pusing, dan masih banyak lagi. Menurut penelitian dari Kurniasih Sukenti, kitab Serat Centhini memuat sekitar total 104 jenis tumbuhan yang diramu menjadi 85 obat untuk mengobati sekitar 30 macam penyakit.

Selain Serat Centhini, beberapa naskah kesusasteraan kuno lain juga mengungkap resep pembuatan jamu lain seperti Serat Kawruh bab Jampi-Jampi Jawi yang ditulis pada tahun 1831 M, dan Serat Primbon Jampi Jawi yang ditulis pada akhir abad ke-18.

Di Serat kawruh Jampi-Jampi Jawi, tercatat ada 1.166 resep yang terdiri dari 922 resep ramuan berbahan alam serta 244 resep catatan rajah, jimat, dan mantra. Sementara itu kitab Serat Primbon Jampi Jawi memuat 42 bab yang berisi 290 nama penyakit beserta resep jamunya dari bahan alam.

Para Peracik Jamu

ilustrasi jamu

©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Pada zamannya, khususnya pada abad ke-14, peracikan ramuan jamu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Dilansir dari ullensentalu.com, ada beberapa profesi khusus sejenis ahli medis yang tercatat lewat beberapa prasasti. Dalam Prasasti Balawi (1305 M), disebutkan ada profesi seperti tukang obat, dukun wanita, dan tabib. Profesi ini juga disebutkan dalam Prasasti Sidoteka (1323 M) dan Prasasti Bendosari (1360 M).

Di era pemerintahan Hayam Wuruk, praktik pengobatan diatur dalam undang-undang dengan sangat ketat. Bila ada orang yang berusaha menyembuhkan orang padahal dia tidak punya pengetahuan tentang obat-obatan, maka dia akan diperlakukan seperti layaknya pencuri. Bahkan raja saat itu berhak memberi hukuman mati bagi orang yang tak berhasil menyembuhkan seorang Brahmana, dan justru memberikan kematian.

(mdk/shr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian

Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Resep Jamu Beras Kencur yang Nikmat dan Segar, Baik untuk Tambah Nafsu Makan dan Redakan Gejala Naiknya Asam Lambung
Resep Jamu Beras Kencur yang Nikmat dan Segar, Baik untuk Tambah Nafsu Makan dan Redakan Gejala Naiknya Asam Lambung

Sejak zaman dahulu, beras kencur telah menjadi bahan konsumsi yang lazim dan populer dalam pengobatan tradisional di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu
Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu

Pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang

Adab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.

Baca Selengkapnya
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan

Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya