6 Jenis Bakteri pada Makanan yang Menyebabkan Penyakit dan Keracunan
Merdeka.com - Tak jarang terjadi kasus keracunan makanan pada seseorang padahal makanan telah dimasak seperti pada umunya. Namun hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor termasuk kebersihan makanan maupun kurangnya suhu pemanasan saat memasak sehingga bakteri bawaan pada makanan tidak sepenuhnya mati dan akhirnya meracuni.
Beberapa bakteri, dalam jumlah kecil, tidak berbahaya bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat karena tubuh manusia diperlengkapi untuk melawannya. Masalahnya dimulai ketika bakteri tertentu dan patogen berbahaya lainnya berkembang biak dan menyebar, yang dapat terjadi ketika makanan salah penanganan.
Makanan yang terkontaminasi mungkin tidak terlihat, terasa atau berbau berbeda dari makanan yang aman dikonsumsi. Gejala keracunan makanan bervariasi dan berkembang secepat 30 menit hingga beberapa hari setelah makan makanan yang telah terinfeksi.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Apa itu Foodborne Illness? Foodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Siapa yang rentan mengalami keracunan makanan? Sejumlah organisme ini rentan menyebabkan keracunan pada orang tua, bayi, anak-anak kecil, wanita hamil beserta bayi yang dikandungnya, dan mereka yang rentan.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan? Jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan Diare Tipes Kekurangan Gizi Masalah Gigi Radang Tenggorokan Obesitas Kerusakan Usus Kematian
-
Bagaimana bakteri berpindah ke makanan yang jatuh? Bakteri bisa langsung berpindah, tidak ada aturan biologis yang mencegah bakteri.
Berikut jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan keracunan bagi seseorang yang tak sengaja mengonsumsi makanan yang terkontaminasi:
Salmonella
2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Salmonella adalah nama sekelompok bakteri yang menyebabkan infeksi salmonellosis. Ini adalah salah satu penyebab bakteri pada diare yang paling umum, dan rawat inap hingga kematian terkait makanan.
Infeksi salmonella akan lebih parah pada wanita hamil, orang dewasa yang lebih tua, anak-anak muda dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Karena bakteri Salmonella dapat hidup di saluran usus manusia dan hewan lain, ia dapat menyebar dengan mudah kecuali jika Anda menggunakan kebersihan yang tepat dan metode memasak yang tepat.
Sumber: Anda dapat terkena salmonellosis dengan mengonsumsi telur mentah dan setengah matang, unggas dan daging yang kurang matang, buah dan sayuran mentah yang terkontaminasi (seperti kecambah dan melon), serta susu mentah dan produk susu lainnya yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi.
Ini juga dapat ditularkan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau penjamah makanan yang terinfeksi yang belum mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi.
Pencegahan: Masak makanan seperti telur, unggas dan daging sapi, hingga suhu internal yang disarankan. Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikupas, dipotong, atau dimakan.Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi dan daging, unggas, serta makanan laut mentah atau kurang matang.
Cuci tangan sesering mungkin, terutama setelah memegang daging atau unggas mentah. Bersihkan permukaan dapur dan hindari kontaminasi silang.
Clostridium perfringens
2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Clostridium perfringens, juga dikenal sebagaiC. perfringens, sangat umum di lingkungan kita. Ini dapat berkembang biak dengan sangat cepat dalam kondisi ideal. Bayi, anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua paling berisiko.
Sumber:Penyakit biasanya terjadi dengan memakan makanan yang terkontaminasi oleh sejumlah besar bakteri ini yang menghasilkan racun yang cukup untuk menyebabkan gejala dalam bentuk kram perut dan diare.
C. perfringenskadang-kadang disebut sebagai "kuman bufet" karena kuman ini tumbuh paling cepat dalam sebagian besar makanan, seperti casserole, semur, dan saos gravies yang telah didiamkan pada suhu kamar di zona bahaya.
Jika makanan awalnya tidak dimasak, dipanaskan kembali atau disimpan pada suhu yang sesuai, bakteri hidup dapat dikonsumsi dan menyebabkan penyakit.
Pencegahan:Masak makanan dengan saksama dan jauhkan dari zona bahaya, di atas suhu 60 C atau di bawah 4 C.Lakukan keamanan lain dengan membagi daging panggang dan semur menjadi jumlah yang lebih kecil untuk dimasukkan ke mesin pendingin segera.
Sisa-sisa makanan harus dipanaskan kembali ke suhu internal 74 C atau lebih tinggi sebelum disajikan. Namun, setiap makanan yang ditinggalkan pada suhu kamar selama lebih dari dua jam harus dibuang.
Campylobacter
2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Campylobacteradalah penyebab umum diare. Sebagian besar kasus campylo bacteriosis, infeksi yang disebabkan oleh bakteriCampylobacter, dikaitkan dengan makan unggas dan daging mentah atau kurang matang dan dari kontaminasi silang makanan lain.
Pembekuan mengurangi jumlah bakteriCampylobacterpada daging mentah tetapi tidak akan membunuh mereka sepenuhnya, jadi pemanasan makanan yang tepat adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Campylobacteriosis terjadi lebih sering di musim panas dan paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
Sumber:Sumber infeksi bakteri tersebut yaitu mengonsumsi unggas mentah dan kurang matang dan daging lainnya, produk susu yang tidak dipasteurisasi serta air yang tidak diolah atau produk yang terkontaminasi.
Pencegahan:Masak semua makanan dengan suhunya sesuai dengan suhu internal yang disarankan, cegah kontaminasi silang dengan menggunakan talenan terpisah saat menangani makanan mentah dan matang, jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau air yang tidak diolah dan cuci tangan sesering mungkin.
Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikupas, dipotong, dan dimakan.
Staphylococcus aureus
2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Staphylococcus aureus(staph) umumnya ditemukan pada kulit, tenggorokan dan lubang hidung orang sehat dan hewan. Oleh karena itu, biasanya tidak menyebabkan penyakit kecuali jika ditularkan ke produk makanan di mana ia dapat berkembang biak dan menghasilkan racun berbahaya.
Gejala stafilokokus di antaranya yaitu mual, kram perut, muntah atau diare.Bakteri stafilokokus dapat dihancurkan dengan memasak tetapi toksinnya tahan panas dan tidak bisa hilang.
Siapa pun dapat mengalami infeksi staph tetapi kelompok orang tertentu berisiko lebih besar, termasuk orang dengan kondisi kronis seperti diabetes, kanker, penyakit pembuluh darah, eksim, dan penyakit paru-paru.
Sumber:Bakteri dapat ditemukan dalam produk susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan asin seperti ham dan daging irisan lainnya. Makanan yang dibuat atau bersentuhan dengan tangan dan tidak memerlukan memasak menambah risiko yang tinggi, yaitu:
Salad, seperti ham, telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni
Produk roti, seperti kue isi krim, pai krim, dan cokelat éclair
Sandwich
Pencegahan:Jauhkan makanan dari zona bahaya suhu yang tidak tepat dan jaga kebersihan area dapur. Cuci tangan dengan sabun dan air, jangan menyiapkan atau menyajikan makanan jika Anda memiliki infeksi hidung atau mata atau jika Anda memiliki luka atau infeksi kulit di tangan atau pergelangan tangan Anda.
E. coli O157: H7
(mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Foodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Baca SelengkapnyaKonsumsi makanan yang jatuh ke lantai bisa memunculkan sejumlah bakteri ke mananan.
Baca SelengkapnyaLalat adalah salah satu serangga yang kerap dianggap remeh. Tapi ternyata, serangga ini dapat membawa bakteri berbahaya seperti salmonella, e.coli, dan lainnya
Baca SelengkapnyaMengetahui nama bakteri dan penyakitnya dapat meningkatkan kewaspadaan.
Baca SelengkapnyaKeracunan makanan perlu ditangani dengan cepat dan benar.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan menunjukkan sate daging, gulai daging dan krengsengan daging positif bakteri Salmonella sp.
Baca SelengkapnyaHelicobacter Pylori adalah penyakit yang menyerang bagian perut dan lambung.
Baca SelengkapnyaSindrom nasi goreng merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut masalah keracunan makanan. Kenali penyebab dan cara menagtasinya.
Baca SelengkapnyaJangan sembarangan memberi makan anak, terlebih dengan makanan yang setengah matang karena banyak risikonya.
Baca SelengkapnyaLalat membawa 100 lebih patogen, termasuk jamur, virus, parasit, dan bakteri.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam.
Baca SelengkapnyaKarena akasan kesehatan, sejumlah hewan ekstrem dikonsumsi manusia. Walau begitu ada bahayanya.
Baca Selengkapnya