Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Varian Covid-19 Dibawa WN India Cepat Menular, DPRD DKI Minta Anies Lacak Kontak Erat

Varian Covid-19 Dibawa WN India Cepat Menular, DPRD DKI Minta Anies Lacak Kontak Erat Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal India beramai-ramai eksodus ke Indonesia. Jakarta menjadi salah satu tujuan mereka. Tercatat, sebanyak 141 WN India masuk ke ibu kota melalui pesawat carter yang mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta. 12 diantaranya positif Covid-19.

Kini mereka sudah dilakukan pengawasan secara ketat seperti pemeriksaan Covid-19 dan karantina di hotel di daerah Jakarta Pusat.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar melakukan tracing atau pelacakan kontak terhadap ratusan WN India tersebut. Hal itu untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus aktif Covid-19 di ibu kota.

"Pemprov DKI harus bergerak cepat menangani kedatangan WN India yang masuk dari Jakarta. Lakukan tracking secepatnya, karena virus Covid-19 varian baru yakni B1617 yang berasal dari India tingkat bahayanya sangat tinggi, dan cepat melakukan penularan," kata Kenneth dalam keterangannya, Minggu (25/4).

Kata pria yang disapa Kent, hal itu harus dilakukan agar penyebaran tidak meluas dan bisa merugikan DKI Jakarta jika virus varian baru yang berasal dari India tersebut sudah menulari warga Jakarta.

"Hari ini angka positif Covid-19 di Jakarta sudah di bawah angka 1.000, dan dikhawatirkan dengan adanya kasus tersebut angka positif kembali meroket mengingat ratusan WN India masuk ke Indonesia dari Jakarta," tuturnya.

Sebab, sambung Kent, menurut Menkes Budi Gunawan Sadikin varian of concern atau mutasi yang ada di India dan di Eropa penularannya sangat cepat dan itu saat ini sudah sampai ke Indonesia.

"Artinya sangat berbahaya sekali jika sudah masuk ke Indonesia. Sebagai Ibu kota, Jakarta harus benar-benar Fokus untuk bisa menghentikan penyebaran virus yang berasal dari India, dikhawatirkan angka Covid-19 kembali meroket. Sangat sulit dibayangkan jika kembali meledak angka Covid-19 di Jakarta," tegas Kent.

Sementara itu, Kent pun berharap langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang memberlakukan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), itu bisa menurunkan kurva angka Covid-19 di Jakarta.

Kent juga meminta kepada Pemprov DKI dalam hal ini Dinas Perhubungan agar lebih ketat memberlakukan SIKM. Pasalnya, periode lalu banyak warga yang nekat masih mudik ke kampung halamannya yang di khawatirkan mengalami pelonjakan angka Covid-19.

"Pemprov DKI harus menggalakkan aturan SIKM. Jangan sampai kebobolan, hingga terjadi pelonjakan pasca lebaran nanti. Tutup semua pintu keluar dan masuk Jakarta, jangan lagi ada yang bisa lolos," tutur Kent.

Kent pun mengusulkan, Pemprov DKI Jakarta agar meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara intens terkait risiko penularan Covid-19 saat mudik. Sehingga akan terbangun kesadaran bagi warga agar tidak mudik di saat pandemi seperti sekarang ini.

"Saya kira peraturan ini harus secepatnya dilakukan edukasi secara komprehensif berdasarkan kesadaran masyarakat, sosialisasi tentang risiko mudik sangatlah penting untuk dipublikasikan secara cepat agar kesadaran masyarakat terbangun tentang bahayanya mudik di tengah pandemi Covid-19," tuturnya.

Oleh karena itu, Kent pun mengimbau kepada masyarakat agar bisa membantu pemerintah dalam menekan penyebaran virus covid-19, salah satunya yaitu tidak mudik untuk tahun ini dan tetap jaga kebersihan hingga gunakan masker.

"Tolonglah bantu pemerintah untuk menekan angka virus corona yang kembali melonjak, Kami mohon masyarakat untuk bisa menahan diri, jangan mudik dahulu untuk tahun ini, tetap melakukan kegiatan di rumah saja dan menjaga kebersihan tentunya tidak boleh diabaikan. Hal ini demi mencegah penyebaran virus Covid-19," sambung Kent.

Hal itu setelah Presiden Joko Widodo memberikan larangan kepada masyarakat untuk tidak mudik pada Idul Fitri tahun ini, demi meminimalisir penyebaran virus corona.

"Sayangi keluarga Anda dan diri Anda sendiri. Kita bantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19," tutupnya.

Sebelumnya, sejumlah WN India dikabarkan masuk ke Indonesia. Hal tersebut terjadi di tengah lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Kementerian Kesehatan membenarkan ada 132 orang WN India yang masuk ke Indonesia. WN India itu datang lewat Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat carter pada Rabu 21 April 2021 malam.

Namun, Satgas Udara Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk tidak panik sebab seluruh petugas dipastikan bakal melakukan pengawasan ketat dan menjalankan prosedur pencegahan Covid-19 terhadap 132 WN India.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Sosok Febryanti Mulyadi, Kanit PPA Polres Klaten yang Viral
5 Fakta Sosok Febryanti Mulyadi, Kanit PPA Polres Klaten yang Viral

Penampilannya saat tak memakai seragam polisi tampak berbeda bikin pangling.

Baca Selengkapnya