Penjelasan Pemkot Jaksel Beda Drainase Vertikal dan Sumur Resapan
Merdeka.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan berencana membangun 200 drainase vertikal atau sumur resapan model baru untuk mengantisipasi banjir dan genangan.
Kini, sebanyak delapan drainase vertikal itu tengah dibangun di Jl. Ciledug Raya, tepatnya di perempatan Seskoal Cipulir.
Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Selatan Santo menjelaskan bahwa drainase vertikal berbeda dengan sumur resapan yang telah dibangun meskipun memiliki konsep yang sama.
"Bedanya, kalau drainase vertikal ini kita menggunakan media buis beton dengan kedalaman dua meter. Nanti di tengah tengah itu kita bor. Di bor sampai ke tanah pasir," jelas Santo kepada wartawan, Senin (15/4).
"Kenapa harus sampai kedalaman tanah dan pasir? Supaya penyerapannya maksimal," sambungnya.
Kemudian, Santo juga memberi penjelasan perbedaan drainase vertikal dengan sumur resapan di era Gubernur Anies Baswedan.
Menurut Santo, sumur resapan Anies dibangun kurang dalam sehingga belum bisa menampung banyak air hujan.
"Ya awal kan memang kedalaman cuma tiga meter. Kalau tiga meter itu penyerapannya kurang. Karena tidak sampai tanah dan pasir. Tapi kalau kena tanah pasir itu penyerapannya bagus," ucap Santo.
Sebelumnya, merdeka.com mencoba melihat sumur resapan tipe baru itu ke lokasi pada Senin (15/5). Secara lebih detail, drainase vertikal ini berada tepat di bawah JPO Halte Transjakarta Seskoal arah Ciledug atau depan Hotel Fontana dan Rumah Makan Padang Sederhana.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sudah dibangun dua sumur resapan baru ini. Namun, keduanya nampak ditutup dengan semen sehingga terlihat seperti jalanan.
Warga sekitar berujar, pekan lalu para pekerja Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan melakukan penggalian dan pembangunan sumur resapan di sana. Namun, pada Jumat (12/5) malam, sumur tersebut langsung ditutup karena dianggap mengganggu lalu lintas di jalan.
Terdapat juga empat buis beton berbentuk lingkaran di pinggir jalan. Jika melihat pembangunan sumur resapan sebelum-sebelumnya, beton tersebut seharusnya dimasukkan ke dalam galian di bawah tanah.
Tak lama kemudian, datang para petugas SDA dengan berpakaian kaos biru. Mereka bergegas bekerja ke tengah-tengah jalan, tepat di antara pembatas jalan arah Ciledug dan Kebayoran.
Tepatnya, mereka melakukan pekerjaan di bawah jalur layang Transjakarta. Mereka terlihat mengangkat kembali beton-beton yang sudah di pasang di sana.
Salah satu petugas mengatakan, pengerjaan sumur resapan akan dipindahkan di lokasi ini. Namun, untuk rincian pembangunannya, merdeka.com diminta untuk bertanya langsung kepada Suku Dinas SDA Jakarta Selatan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika ditarik garis besarnya, perbedaan arteri dan vena akan terlihat dari aliran darah yang tengah dibawa oleh dia.
Baca SelengkapnyaWalau sama-sama melibatkan detak jantung tak beraturan, serangan panik dan serangan jantung sangat beda dan perlu dibedakan dengan jelas.
Baca SelengkapnyaKambing terdiri dari banyak jenis dan masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan mengenal ciri-ciri anak perempuan dan anak laki-laki, Anda bisa menyesuaikan pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembangnya.
Baca SelengkapnyaBatu empedu dan batu ginjal sering disalahartikan sebagai penyakit yang sama.
Baca SelengkapnyaMasalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca SelengkapnyaTeknik memasak yang berbeda bisa memiliki dampak yang berbeda pada sayuran.
Baca SelengkapnyaRuang lingkup dokter Sp.DVE, lanjut Prof Yulianto, menangani berbagai kelainan kulit.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca Selengkapnya