Ini solusi Djarot putus rantai tawuran di Manggarai
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengaku tak sepakat dengan wacana pendirian pagar pembatas sebagai solusi mengatasi tawuran antara warga Tambak, Jakarta Pusat dan Manggarai, Jakarta Selatan. Djarot menegaskan, langkah itu merupakan solusi yang tidak tepat.
Djarot menyebut, setidaknya ada tiga poin yang dia dapatkan usai menemui warga setempat. Pertama, kata Djarot, warga meminta sarana sebagai mengisi waktu mereka untuk berkegiatan positif. Dari pada membangun pembatas, Djarot menyebut ada baiknya membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
"Dia minta tempat bermain, RPTRA, supaya bisa futsal, olahraga berkesenian. Jadi tidak bisa kasih tembok (pagar pembatas)" kata Djarot di Klender, Jakarta Timur, Minggu (19/3).
Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini menjelaskan, solusi lain yaitu dengan memberi sanksi tegas bagi para pelaku tawuran. Utamanya, bagi mereka yang pelajar dan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Jelas (KJP) langsung kita cabut. Kalau misalnya mereka sudah kerja di PPSU (Petugas Prasarana dan Sarana Umum), pegawai kita, langsung kita pecat," katanya.
Salah satu akar penyebab tawuran, kata Djarot, merupakan warga yang tak memiliki pekerjaan. Maka itu, Pemprov DKI berencana merekrut mereka menjadi pegawai harian lepas Pemprov DKI, seperti petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan gaji Upah Minimum Regional (UMR).
"Mereka yang nganggur dididik, kita ada pelatihan-pelatihan, dan langsung kita tempatkan," kata Djarot.
Sebelumnya, Walikota Jakarta Pusat, Manggarai Pardede sudah mengusulkan rencana pembangunan pagar pembatas untuk mengatasi tawuran yang kerap terjadi antara warga Tambak, Jakarta Pusat dengan Manggarai, Jakarta Selatan. Usulan itu telah disampaikan pada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono.
"Seperti yang ada di Matraman," kata Manggarai di Kantor Balai Kota, Rabu (15/3).
Manggarai menjelaskan pagar itu berbentuk mirip separator. Pagar bakal dibangun dalam waktu dekat secara permanen mulai dari terowongan Manggarai sampai Jalan Tambak. "Pagar tidak bisa dipanjat dengan tingkat kerapatan yang bagus," katanya.
Warga Tambak dan warga Manggarai seringkali melakukan tawuran. Terakhir, tawuran pecah pada Minggu 5 Maret dan Senin 6 Maret 2017 lalu. Tawuran dalam dua hari itu menyebabkan dua pemuda tewas dan sejumlah orang luka-luka.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca Selengkapnya6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan
Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.
Baca SelengkapnyaSegera Disahkan, RUU DKJ Atur soal Gubernur Jakarta Dipilih Melalui Pilkada hingga Dewan Aglomerasi
Terdapat tujuh poin dibahas dan disepakati DPR terkait RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PELATARAN, Solusi bagi Masyarakat untuk Urus Administrasi Pertanahan di Akhir Pekan
PELATARAN utamanya diimplementasikan pada Kantor-kantor Pertanahan yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
Baca SelengkapnyaTernyata, Pengeluaran Rata-Rata Masyarakat Jakarta Hampir Rp3 Juta Setiap Bulan
Untuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaRapat di DPR, Mendagri Tito: Sudah Mulai Banyak Pelintiran soal Masalah Aglomerasi
Proses pembahasan Jakarta akan menjadi wilayah aglomerasi sudah dibahas dengan melibatkan sejumlah pakar sejak April 2022
Baca SelengkapnyaPria ini Bangunkan Warga untuk Sahur dengan Cara Unik, Putar Terompet Ala Militer Bak Kumpulkan Prajurit Apel
Sedikit berbeda dari yang lain, ia menuangkan kesan ‘militer’ dalam cara membangunkannya.
Baca SelengkapnyaTak Ingin 50 Juta Warga Pantura Tenggelam, Prabowo: Pembangunan Tanggul Raksasa Harus Dipercepat
Proyek tanggul raksasa merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hingga hilangnya banyak lahan.
Baca SelengkapnyaDjarot PDIP Dukung Hak Angket: Supaya Kita Bisa Mengevaluasi Kebijakan Pemerintah
Djarot menegaskan tak ada instruksi khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait hak angket
Baca Selengkapnya