Mengenal Naskah Sunda Kuno Sanghyang Jati Maha Pitutur, Ajarkan tentang Sifat Ketuhanan
Saat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.
Saat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.
Masyarakat Sunda sudah memiliki tuntunan hidup sejak zaman nenek moyang.
Agar mudah diamalkan, pedoman tersebut biasanya dicatat di media tradisional seperti daun lontar sampai batang bambu.
Salah satu naskah tradisional yang masih tersimpan adalah Sanghyang Jati Maha Pitutur.
Naskah ini diketahui berisi tentang ajaran kebaikan yang dibawa oleh Tuhan.
Konon jika diamalkan dengan sungguh-sungguh, sifat ketuhanan yang ada di sana bisa tumbuh di dalam diri manusia. Berikut selengkapnya.
Mengutip laman Napak Jagat Pasundan, Senin (13/11), naskah kuno Sanghyang Jati Maha Pitutur tertulis di atas enam bilah batang bambu berukuran 31,5 x 3 cm.
Setiap bilahnya terdiri dari 5 baris tulisan berbentuk aksara kuno, dengan dialek bahasa Sunda. Narasi yang disampaikan memiliki bentuk mirip prosa.
Agar tetap menyatu, naskah ini disatukan menggunakan tali putih kecil di bagian tengahnya.
Mulanya naskah coba dideskripsikan oleh Cohen Stuart lewat sebuah katalog. Di sana dituliskan bahwa naskah ini berasal dari Bupati Galuh, R.A.A. Kusumadiningrat.
Gambar: Raden Aria Kusumadiningrat
Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
Belum diketahui secara pasti keterkaitan antara naskah, dengan bupati Galuh tersebut.
Tercatat beberapa sifat ketuhanan yang tertulis di naskah itu, di antaranya acintya (tak terkirakan), adrasya (tak terlihat), abyapadésa (tak diketahui tempatnya), adwaya (tak ada duanya) dan lainnya.
Diisyaratkan bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh mengamalkannya, maka sifat-sifat ketuhanan itu akan tumbuh di dalam diri.
Saat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.
Pengunggah pun berharap kejadian ini bisa segera ditangani dan mendapatkan perlindungan dari pihak kampus.
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan keberpihakannya kepada lembaga pendidikan pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaDulu hanya seorang bocah putra dari ibu penjual rujak cingur. Namun bisa sukses pernah jadi Panglima TNI kini mengemban tugas jadi Menteri. Siapakah sosoknya?
Baca SelengkapnyaPungutan infaq untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaPSI ingin memastikan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan merupakan amanat UUD 1945.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan membina dan mengembangkan Al Zaytun demi memenuhi hak konstitusional murid dan santri dalam menerima pendidikan.
Baca SelengkapnyaSosoknya kedapatan tampil rapi nan gagah. Tak terkira, ayah sang pengantin pria ternyata kawan seangkatan semasa pendidikan di Akmil.
Baca SelengkapnyaAlur cerita wayang pun tak luput dari dunia pendidikan. Penonton makin dibuat betah dengan hadirnya bintang tamu spesial Cak Lontong Cs.
Baca Selengkapnya