Geger Pengakuan Mahasiswa Dilecehkan Dosen, UIKA Janji Usut Tuntas & Minta Korban Lain Berani Buka Suara
Kasus ini terungkap ke publik setelah seorang wanita diduga mahasiswi membuat pengakuan di medsos.
Kasus ini terungkap ke publik setelah seorang wanita diduga mahasiswi membuat pengakuan di medsos.
Manajemen Universitas Ibn Khaldun (Uika) Bogor, mengimbau seluruh mahasiswi yang merasa dilecehkan oleh dosen MDR, segera melapor kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Wakil Rektor Uika Bogor Bidang Kemahasiswaan Dedi Supriadi menjelaskan, saat ini pihaknya masih mendalami dugaan kasus pelecehan seksual yang sempat viral di media sosial TikTok pada Minggu (1/10).
Kata Wakil Rektor, Selasa (3/10).
Pihak Universitas Ibn Khaldun Bogor memastikan akan menyelesaikan kasus ini secara adil dan profesional sesuai dengan fakta dan temuan di lapangan.
"Kami bersama Satgas PPKS tidak berpihak kepada satu sisi, kami berpihak pada sisi keadilan, itu yang coba kami lakukan. Kami juga tetap melakukan tindak tegas kepada yang bersangkutan," ujar Wakil Rektor.
Atas viralnya video dugaan pelecehan seksual tersebut, MDR sebagai terduga pelaku langsung diminta untuk mengundurkan diri sebagai dosen Uika Bogor, sesuai dengan Kode Etik dan Norma Kehidupan di Kampus.
"Yang bersangkutan kami berikan sanksi berupa pengunduran diri. Jadi, mulai hari ini MDR sudah tidak aktif di kampus. Mata kuliah dia pun sudah kami alihkan ke dosen lain. Dia tidak bisa lagi mengajar di sini. Hal ini sesuai dengan Kode Etik dan Norma Kehidupan di Kampus," tegas Wakil Rektor.
Sekadar diketahui, kasus dugaan pelecehan seksual itu sempat diunggah akun TikTok @mahasiswiuika. Peristiwa itu menimpa salah satu mahasiswi Uika dari Fakultas Agama Islam.
Dalam video berdurasi 24 detik itu, @mahasiswiuika mengaku mendapatkan pelecehan seksual dari salah seorang dosen Uika Fakultas Agama Islam berinisial MDR.
Dalam video, pengunggah yang diduga korban itu memerinci tindakan tak terpuji apa saja yang dilakukan seorang tenaga pengajar kepada muridnya itu.
Selain video call, terduga pelaku berinisial MDR juga kerap meminta kepada korban untuk mengirimkan foto tanpa busana.
“Chatting WA dengan menyuruhku untuk mengirimkan photoku yang tidak berbusana. Terkadang mengirim pesan atau pesan suara dengan sebutan ‘yang/yg’,” tulisnya.
“Mengajak bertemu berdua di luar kampus. Entah itu di puncak, reddorz, Bekasi, Sukabumi. Yang jelas, mengajak untuk bertemu berdua di tempat sepi yang jauh dari mahasiswa,” lanjutnya.
Kemudian, dosen itu juga sering mengarahkan pandangan matanya ke arah dada ketika bertemu dengan mahasiswi.
"Ketika bertemu, dosenku di kampus dengan temanku, beliau ini selalu mengarahkan pandangan matanya ke dada teman ku dengan tatapan mesum. Beliau sering tiba-tiba mengirim swaphoto aktivitasnya," jelasnya.
Pengunggah pun berharap kejadian ini bisa segera ditangani dan mendapatkan perlindungan dari pihak kampus.
"Aku berharap dapat segera lulus dari kampus ini dan mendapatkan perlindungan dari pihak kampus. Terima kasih," kata pengunggah.
Saat diperiksa pihak rektorat, dosen MDR mengaku tidak melakukan dugaan pelecehan seksual kepada wanita di dalam video yang juga belum jelas identitasnya itu.
Bahkan, MDR mengaku tidak mengenal wanita tersebut dan telah menyerahkan daftar nama mahasiswa dan mahasiswi bimbingannya kepada pihak kampus untuk dimintai keterangan.
@merdeka.com
Pihak kampus sudah berupaya melakukan mediasi. Terungkap bahwa sebagian uang setoran sudah dikembalikan.
Baca SelengkapnyaSelama ini dia tidak pernah menceritakan persoalan yang dihadapi di kampus.
Baca SelengkapnyaPungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaDulu hanya seorang bocah putra dari ibu penjual rujak cingur. Namun bisa sukses pernah jadi Panglima TNI kini mengemban tugas jadi Menteri. Siapakah sosoknya?
Baca SelengkapnyaMDR mengaku tidak mengenal wanita tersebut dan telah menyerahkan daftar nama mahasiswa dan mahasiswi bimbingannya kepada pihak kampus untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaPungutan infaq untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah.
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaBerkat kerja keras dan semangat belajarnya, dia berhasil diterima di tujuh kampus luar negeri.
Baca Selengkapnya