Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasca Proklamasi, Jakarta Seolah Tempat Paling Bahaya di Dunia

Pasca Proklamasi, Jakarta Seolah Tempat Paling Bahaya di Dunia Serdadu Belanda memeriksa pemuda yang melintas di jalanan Jakarta. ©2022 Imperial War Museum

Merdeka.com - Setelah kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Jakarta menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia.

Penulis: Hendi Jo

Aktivitas di Jalan Matraman Raya hingga Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat seolah tak henti berdenyut dari matahari terbit hingga terbenam. Di tengah gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, hilir-mudik ratusan kendaraan menghembuskan suaranya bersanding dengan hiruk pikuk kesibukan para penduduk Jakarta.

Sulit membayangkan jika pada 76 tahun lalu, ruas jalan tersebut merupakan ajang terjadinya perang gerilya kota antara para pejuang Indonesia melawan Sekutu (Inggris dan Belanda).

"Hampir tiap hari, sepanjang Matraman kami menembaki mobil-mobil tentara Belanda dan Inggris dari balik gedung-gedung di Gang Sentiong…" ujar Soewardjono Soerjaningrat, mantan mahasiswa Ikadaigaku (sekolah kedokteran di era Jepang berkuasa) Salemba itu.

Beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Jakarta ibarat pusat-pusat konflik di Suriah hari ini. Selain berbagai pertempuran melawan prajurit-prajurit pemenang Perang Dunia II, aksi kekerasan berupa perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan berlangsung secara sporadis terhadap orang-orang Eropa, Tionghoa dan Indo.

Di pasar-pasar, pemuda-pemuda nasionalis melarang pedagang menjual kebutuhan pokok kepada orang-orang Eropa. Para pembantu rumah tangga bangsa Eropa dikuntit untuk memastikan mereka tidak membawa makanan ke Menteng, wilayah elit yang didominasi orang-orang Eropa.

Aksi-aksi brutal tersebut mendapat balasan dari pihak yang diserang. Lewat para bekas tawanan Jepang yang dipersenjatai oleh serdadu Belanda, terbentuklah Batalyon X untuk menciptakan teror serupa di kalangan pribumi.

"Mereka dengan gembira memukuli atau membunuh setiap orang Indonesia yang menunjukan atribut Republik di tempat-tempat umum," tulis Cribb dalam Gangsters and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and The Indonesian Revolution 1945-1949.

Salah satu orang Indonesia yang pernah mengalami kebrutalan Batalyon X adalah Kasim. Masih segar dalam ingatannya, pada awal 1946 sekelompok pasukan Belanda mengepung dirinya yang saat itu tengah berjalan di Jalan Matraman Raya. Para pemuda (sebagian bumiputera juga) berseragam loreng itu memukulinya secara bergantian sambil memaki. Salah seorang dari mereka lantas merobek lencana merah putih di dadanya.

"Dia lalu menyuruh saya menelan lencana yang terbuat dari kain itu," kenang lelaki kelahiran Jakarta pada 1930 itu.

Aksi-aksi seperti itu biasanya akan dibalas dengan penculikan atau penembakan secara gelap oleh para para pemuda Indonesia. Tak aneh jika suatu pagi di Jakarta, ada ditemukan mayat seorang Belanda atau Tionghoa yang mengambang di sungai-sungai.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Perdesaan yang Tersisa di Jakarta, Masih Asri dan Letaknya di Pinggir Sungai Ciliwung

Melihat Perdesaan yang Tersisa di Jakarta, Masih Asri dan Letaknya di Pinggir Sungai Ciliwung

Banyaknya pepohonan dan area hijau membuat kawasan ini jadi wajah lain Ibu Kota Jakarta

Baca Selengkapnya
Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI

Baca Selengkapnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Ada peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Akibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta

Akibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta

Seorang Prajurit TNI AD asal Biak Provinsi Papua mengaku baru dua kali menginjakkan Kakinya ke Ibu Kota Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.

Baca Selengkapnya
Jangan Lewatkan, Ini Ragam Acara dan Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta

Jangan Lewatkan, Ini Ragam Acara dan Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta

Untuk malam pergantian tahun kali ini, Pemprov DKI menyediakan sejumlah lokasi perayaan.

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya
30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Kondisi arus balik landai lantaran belum semua pemudik kembali ke Jakarta.

Baca Selengkapnya