Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kelakar TB Simatupang soal Rakyat RI Belum Pintar jadi Tak Merasa Kalah dari Belanda

Kelakar TB Simatupang soal Rakyat RI Belum Pintar jadi Tak Merasa Kalah dari Belanda TNI kembali memasuki Yogyakarta pada tahun 1949. Sejarah TNI Jilid I©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Menjelang sore pada 19 Desember 1948. Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia, jatuh ke tangan Belanda. Agresi Militer Belanda II dinamakan Operasi Gagak (Operatie Kraai), sukses menduduki Ibu Kota Republik Indonesia dan menangkap para pemimpinnya.

"Tujuannya untuk sesegera mungkin menghancurkan pusat kekuatan TNI dan menawan pimpinan pemerintahan RI," Seperti dikutip dalam buku Sejarah TNI Jilid I.

Namun, Tentara dan rakyat Indonesia tetap melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Indonesia belum menyerah.

"Mereka tidak 'membaca' situasi dan kondisi yang sebenarnya. Rakyat berjuang bukan sekedar karena Soekarno-Hatta, atau pemerintah, dan TNI di masa itu bukanlah sekedar alat pemerintah, seperti tentara kuat Vietnam (Saigon) yang runtuh di tahun 1974, melainkan TNI di masa itu betul-betul suatu kekuatan rakyat, bukan sekadar alat pemerintah," ungkap A.H. Nasution dalam buku Soedirman-Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan.

Indonesia Harusnya Sudah Kalah

Menurut dalil militer yang konvensional, keberhasilan Belanda menduduki Ibu Kota Republik Indonesia dan menangkap para pemimpinnya, Republik Indonesia saat itu dapat dinyatakan kalah.

TB Simatupang pun berkelakar. Saat itu rakyat dan tentara Indonesia merasa belum kalah. Alasannya, sebagai bangsa terjajah, belum begitu pintarnya tentara dan rakyat jusru menjadi anugerah perjuangan.

Tentara dan rakyat tidak pernah mendengar atau membaca pendapat ahli hukum atau militer tentang kapan suatu negara dikatakan kalah perang. Sehingga mereka terus saja melakukan perang gerilya.

"Syukurlah bagian terbesar anggota Angkatan Perang dan rakyat kita belum begitu pintar," ungkap TB Simatupang dalam buku Laporan Dari Banaran.

Perang Berakhir dengan Kemenangan

Keyakinan dan militansi di kalangan rakyat Indonesia terhadap perjuangan merupakan suatu penyelamat. Dengan kondisi para pemimpin Republik Indonesia ditawan Belanda, rakyat masih tetap melanjutkan perjuangan di bawah komando militer. Dalam hal ini, Jenderal Besar Soedirman.

Jika tentara dan rakyat tidak memiliki keyakinan dan militansi, bisa saja tentara menyerah kepada Belanda serta rakyat malah membantu Belanda menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya.

"Menurut kesan saya, benar Republik dapat diselamatkan selama perang rakyat terutama karena ada rasa optimis dan militansi di kalangan rakyat banyak, di kalangan Angkatan Perang, di samping ada syarat-syarat organisasi, kemahiran dan sekadar persenjataan untuk menjalankan perang rakyat," kataTB Simatupang.

Setelah beberapa pekan pendudukan Ibu Kota Republik Indonesia, perjuangan harus dipindahkan ke desa-desa. Namun tidak pernah ada rasa pesimis dalam perjuangan.

Meskipun rakyat di desa-desa harus berjuang bersama para tentara, mereka selalu optimis bahwa perjuangan ini akan mencapai kemenangan bagi Republik Indonesia.

"Di mana-mana saya dengar dan rasakan ada keyakinan yang pasti pada suatu saat yang baik, perang akan berakhir dengan kemenangan di pihak kita," tutupnya.

Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II

Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi
Kereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi

Indonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita

Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya
Asal Usul Pelabuhan Merak Banten, Dulu Dipakai Belanda untuk Redam Pemberontakan Rakyat
Asal Usul Pelabuhan Merak Banten, Dulu Dipakai Belanda untuk Redam Pemberontakan Rakyat

Begini cerita awal pelabuhan Merak yng dipakai Belanda untuk meredam pemberontakan rakyat.

Baca Selengkapnya
Tak Sesuai Domisili, 92 Ribu NIK KTP Warga Jakarta Dinonaktifkan Sementara Pekan Ini
Tak Sesuai Domisili, 92 Ribu NIK KTP Warga Jakarta Dinonaktifkan Sementara Pekan Ini

Pasalnya, kata Budi penonaktifan akan dilakukan langsung oleh Kemendagri.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya