Seniman China ciptakan kota liliput dengan 50.000 uang koin
Merdeka.com - Seorang seniman China menggunakan bahan tak biasa untuk membuat miniatur kota kelahirannya. Jika biasanya bahan yang wajar digunakan adalah kayu, triplek, dan lainnya, seniman ini memakai uang koin. Dia menggunakan uang koin dari 11 negara berbeda untuk membangun kota liliputnya dalam satu bulan saja!
He Peiqi, nama seniman tersebut, berhasil membangun kota liliput lengkap dengan jalan, jembatan, dan bahkan gedung pencakar langit yang mirip dengan kotanya. Yang lebih mengagumkan, dia menciptakan kota tersebut tanpa bantuan lem sama sekali.
-
Bagaimana koin-koin itu disusun? Beberapa koin disusun dalam tumpukan, menunjukkan koin-koin ini awalnya disusun dan diikat erat di dalam kantong.
-
Kenapa koin-koin itu dikubur? Hipotesis mereka saat ini adalah koin-koin ini mungkin adalah uang tunai milik orang kaya raya dari ratusan tahun lalu, sebagai alat pembayaran untuk pengeluaran dengan nominal kecil, kata arkeolog dalam rilis tersebut.
-
Siapa yang menyimpan koin-koin tersebut? “Menurut kami harta karun ini mungkin milik seorang pedagang atau tuan tanah yang tinggal di area tersebut dan menyimpan tabungannya selama bertahun-tahun. Dan apapun alasannya dia menyembunyikannya di dalam persembunyian ini“
-
Kapan koin-koin itu dicetak? Para arkeolog mengidentifikasi koin-koin tipis dan pipih sebagai brakteata atau medali emas Silesia yang lebar, yang diperkirakan dicetak antara tahun 1250 dan 1300.
Peiqi mengungkap bahwa dia meminta bantuan temannya di industri pertukaran uang untuk mendapatkan puluhan ribu uang koin yang dibutuhkannya. Setelah uang koin itu lengkap, dia mengerjakan kota liliput itu di lantai apartemennya. Setiap hari, Peiqi harus duduk selama dua jam sehari untuk menyelesaikannya. Dia juga sangat berhati-hati agar kota liliputnya mirip dengan Kota Chongqing, yang merupakan kota asalnya.
"Aku memperhatikan beberapa landmark yang terkenal di kotaku seperti East Water, Chaotian Gates, Nanbing Petronas Tower, dan lainnya," ungkapnya, seperti dilansir oleh Oddity Central.
Peiqi menggunakan koin kuno China dan koin yang ada sekarang untuk bisa menangkap warna kota kelahirannya. Meski begitu, kota liliput ini sangat rapuh karena hanya tersusun dari koin yang tidak menempel. Karena itu, Peiqi memperingatkan orang yang melihat miniatur kotanya.
"Hati-hati jangan menyentuhnya, karena satu koin yang jatuh bisa menyebabkan efek domino (dan menghancurkan semuanya)," jelasnya.
Bisa dibayangkan betapa besarnya kehati-hatian yang harus dimiliki Peiqi ketika mengerjakan kota liliput ini. Ketika mengerjakannya, Peiqi juga harus ekstra hati-hati agar tak merusak struktur kota yang sudah jadi.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun
Baca SelengkapnyaKPK Sita Uang Rp48,5 Miliar dari Orang Kepercayaan Bupati Labuhan Batu
Baca SelengkapnyaTerbit juga sempat terseret pada kasus tewasnya penghuni kerangkeng manusia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seharusnya kalau itu dibagi rata ke 40 Kota di Indonesia dalam waktu lima tahun bisa akan bisa menjadikan kota lain selevel Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah Siapkan Ganti Rugi Plus untuk 2.068 Hektare Lahan Warga Terdampak di Ibu Kota Nusantara, Skema Ditawarkan Seperit Ini
Baca SelengkapnyaOTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca SelengkapnyaBeras akan disalurkan ke beberapa desa di Kepulauan Meranti, Riau.
Baca SelengkapnyaProyek menyedot uang rakyat yang hanya untuk selera tertentu akan dislepet.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1727, VOC mulai mengedarkan duit, yaitu uang koin untuk menggantikan Cassie Cina yang saat itu juga banyak digunakan di Nusantara.
Baca Selengkapnya