Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Didedikasikan untuk Dynand Fariz, JFC 2019 Dijamin Heboh

Didedikasikan untuk Dynand Fariz, JFC 2019 Dijamin Heboh JFC 2019. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kemegahan Jember Fashion Carnival (JFC) kembali hadir di Kabupaten Jember, 31 Juli-4 Agustus 2019. Meski tanpa sang founder Dynand Fariz yang sudah meninggal dunia, JFC 2019 dijamin bakal tetap memukau. Dan dijamin bakal menarik perhatian wisatawan.

Dalam JFC ke-18 ini, tema yang diambil ‘Tribal Grandeur’ atau ‘Keagungan Suku-suku Bangsa’. JFC 2019 akan mengangkat suku bangsa yang ada di dunia dengan melibatkan lebih dari 6.000 peserta karnaval.

Antara lain bangsa Aztec (Mexico), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulut), dan Hudoq (Kalimantan Timur).

Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono mengatakan, JFC 2019 ini juga didedikasikan untuk mengenang Dynand Fariz. Founder JFC ini meninggal dunia karena sakit pada 17 April 2019 tak lama setelah JFC 2019 di-launching di kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Berpulangnya Dynand Fariz pendiri JFC sangat mengharukan, karena prestasi JFC yang gemilang. JFC 2019 akan menjadi momen kehilangan yang sangat. Bahkan ungkapan belasungkawa datang dari berbagai penjuru dunia termasuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Pariwisata Arief Yahya," ujar Don Kardono, Jumat (5/7).

Don Kardono pun membeberkan prestasi-prestasi JFC di kanca dunia. Diungkapkannya, saat ini JFC menjadi carnival terbaik pertama di Asia dan terbaik ketiga di dunia.

"JFC berhasil menempatkan diri sebagai karnaval ketiga di dunia setelah NottingHill, Amerika Serikat dan Reunion, Prancis dalam Carnaval International de Victoria, yang digelar di ibu kota Seychelles, Afrika," sebut Don Kardono.

Selain itu, JFC berhasil menyabet 13 kemenangan sebagai best national costume di berbagai ajang seperti Miss Universe, Miss World, Miss Supranational, Miss International, dan lain sebagainya. Prestasi-prestasi tersebut tentunya sangat mengharumkan nama Indonesia.

"Hal ini tentu membawa misi mempromosikan Indonesia dan Jember khususnya di kanca internasional. Tapi bila ingin menonton JFC yang sesungguhnya, hanya ada di Jember," kata dia.

Rangkaian JFC 2019 akan dimulai dengan acara Opening JFC 2019 (31 Juli), Pets Carnival (1 Agustus), Kids & Artwear Carnival (2 Agustus); Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (3 Agustus) dan Grand Carnival (4 Agustus).

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kemenpar, Esthy Reeko Astuty yakin JFC 2019 akan memberikan sajian berkelas. Menurutnya, JFC mampu mengakomodir budaya-budaya Indonesia dan menyuguhkannya ke pentas dunia.

"JFC telah memberikan standar tinggi bagai mana mengemas Karnaval di Indonesia. Kita wajib berbangga karena memiliki JFC," ujar Esthy.

Menurutnya, karnaval yang dimotori Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari) ini harus ditularkan ke daerah lain. Pasalnya, karnaval ini terbukti memberikan suguhan tingkat dunia, menggerakkan perekonomian masyarakat, dan mendatangkan wisatawan.

"Daerah lain harus aware, ini bisa ditiru daerah-daerah lain karena tentunya akan berdampak pada perekonomian dari pariwisata. Lihat saja Jember, peronomiannya bergerak dengan adanya JFC ini," kata Esthy.

Bagi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung, JFC memiliki media value yang tinggi. Pasalnya event ini diliput oleh berbagai media. Baik media nasional maupun internasional. Hal ini jelas juga memberikan efek positif bagi pariwisata Jember.

"Dengan cover up media yang tinggi tentunya juga akan mendongkrak posisi dari JFC itu sendiri. Yang pada akhirnya memberikan efek domino bagi perkembangan destinasi wisata Jember. Karena secara tidak langsung pemberitaan JFC merupakan promosi bagi pariwisata Jember," kata Adella.

Menpar Arief Yahya mengatakan, sosok Dynand Fariz sangat berjasa bagi industri pariwisata Indonesia. Ia membawa Jember Fashion Carnival dikenal dunia. Bahkan, Arief Yahya menjadikan JFC sebagai tolak ukur pelaksanaan event-event di Indonesia.

"Mas Dynand adalah maestro Carnival Indonesia. Mahakaryany demikian indah dan megah, dan akan dikenang selamanya," kata Menpar Arief Yahya.

Menpar menjelaskan, JFC semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Karnaval yang mendapat penghargaan internasional ini juga menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.

JFC 2019 masuk dalam top-10 dalam 100 CoE Wonder Indonesia yang digelar di seluruh Tanah Air. JFC tetap menjadi salah satu andalan dalam upaya mencapai target kunjungan 20 juta wisman dan 270 juta pergerakan wisnus," kata mantan Dirut Telkom ini.

Event JFC menjadi salah satu atraksi unggulan Kabupaten Jember yang terus berusaha meningkatkan 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) sebagai unsur terpenting dalam mengembangkan pariwisata.

"Selain atraksi JFC bertaraf internasional, Jember mempunyai fasilitas akomodasi dan aksesibilitas Bandara Notohadinegoro yang telah diperpanjang runway-nya agar dapat menampung peningkatan penumpang," kata Menpar Arief Yahya.

Pada kesempatan ini, ia juga mengingatkan penyelenggaraan JFC tak lepas dari keseimbangan antara nilai budaya atau atraksi (cultural value) dengan nilai komersial (commercial value) untuk menjaga kelangsungan (sustainable).

"5C itu sudah Saya tetapkan menjadi standar dalam membuat event. Dan JFC sudah memenuhinya. Saya berharap event-event lain di Indonesia juga mengikuti," pungkas Menpar Arief Yahya.

(mdk/hrs)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.

Baca Selengkapnya
21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.

Baca Selengkapnya
TNI AD Dalami Soal Motif 13 Prajurit Siksa KKB, Inisiatif Pribadi atau Perintah Atasan

TNI AD Dalami Soal Motif 13 Prajurit Siksa KKB, Inisiatif Pribadi atau Perintah Atasan

Pomdam Brawijaya akan mendalami terkait dengan motif penyiksaan yang dilakukan para prajurit tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Ini Sosok dan Motif Pengancam Tembak Anies yang Ditangkap di Jember

Ini Sosok dan Motif Pengancam Tembak Anies yang Ditangkap di Jember

Ini Sosok dan Motif Pengancam Tembak Anies yang Ditangkap di Jember

Baca Selengkapnya
Membaca Motif 13 Prajurit TNI Aniaya KKB di Papua, Apa Pemicunya?

Membaca Motif 13 Prajurit TNI Aniaya KKB di Papua, Apa Pemicunya?

Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan kedepan Pomdam Brawijaya akan mendalami motif pelaku

Baca Selengkapnya
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP

Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP

Mantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).

Baca Selengkapnya
Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa

Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa

Menurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah

Baca Selengkapnya
Punya Arti Filosofi, Ini Tujuan Program Berbagi Ketupat kepada Masyarakat

Punya Arti Filosofi, Ini Tujuan Program Berbagi Ketupat kepada Masyarakat

Secara filosofi, ketupat merupakan makanan khas dalam budaya Indonesia sebagai simbol perayaan keluarga dan sosial.

Baca Selengkapnya